Archive for 2013

11 August 2013
Foto atau potret sunset seharusnya terlihat sedikit gelap bukan? tetapi jika Sobat memotret sunset atau matahari tenggelam menggunakan mode Aperture Priority, atau bahkan Mode Program, maka kamera akan sebisa mungkin mencoba memberikan hasil foto dengan exposure yang "benar", dengan kata lain Sobat akan mendapati foto sunset yang lebih terang layaknya Satu - Dua jam sebelum matahari tenggelam. Salah satu kekurangan kamera kita adalah: mereka tidak tahu subyek/obyek yang dipotret.
Sunset at Menindee Lakes, Outback NSW, Australia
Photo By: Yury Prokopenko


Jika Sobat mengalami kejadian diatas, jangan takut ada satu trik fotografi yang bisa Sobat gunakan yaitu: Exposure Compensation. Trik ini bisa memaksa kamera untuk mengambil foto yang lebih gelap. Memotretlah dengan menggunakan Mode Program (P - Nikon, Canon), fokuskan pada bagian sunset (awan di sebelah kiri atau kanan matahari yang sedang tenggelam), tekan tombol shutter setengah! Lihat pada viewfinder kalian! dan lihatlah f-stop dan shutter speed yang dipilih oleh kamera kalian (contoh: f/8 dengan 1/200 detik). Ingat kombinasi aperture dan shutter tesebut!

Langkah berikutnya adalah pindah pengaturan ke mode Manual (jangan panik.. mudah kok pengaturannya :D) . Set Aperture dan shutter speed yang sama saat menggunakan Mode Program: Aperuter f/8 dan shutter speed 1/200, untuk shutter speed biasanya hanya dituliskan dengan angka 200 dan bukan 1/200. nah tugas Sobat adalah membuat langit tampak lebih gelap, untuk itu sobat cukup merubah f-stop atau aperture dari f/8 ke f/11 dan potretlah!

Hasil foto akan lebih gelap dibandingkan saat kalian memotret dengan Mode Program atau Mode aperture Priority :) dan tentu foto sunset kalian akan tampak jauh lebih baik. masih kurang gelap? cobalah f/14 or f/16! Selamat bereksperimen Sobat!! :)

Trik Memotret Sunset

Posted by NFS
Beberapa waktu lalu ada Sobat InFotografi yang bertanya tentang bagaimana sih membuat foto makanan tampak menggiurkan? Sobat InFotografi tersebut sangat suka sekali dengan makanan dan gemar berwisata kuliner. Ternyata hobi memasak dan fotografi bisa jadi partner yang hebat loh.. :)

Food 
photography
Photo By: Vadim Daniel Photography


Pencahayaan bukan menjadi masalah utama jika Sobat memiliki satu jendela berukuran besar. Kenapa demikian? Sobat dengan mudah mendapatkan natural light yang bisa berdampak besar bagi foto makanan atau food photography kalian. Dengan ukuran jendela yang besar, Sobat bisa dengan mudah menempatkan makanan serta mendapatkan cahaya matahari yang merata. Permasalahan yang dia hadapai adalah: hasil foto-foto makanannya selalu tampak membosankan dan tidak menggugah selera makan! Lalu bagaimana membuat foto tersebut tampak menggiurkan?

Food Photography merupakan cara terbaik untuk melatih kemampuan fotografi, tetapi food photography juga bisa terasa sulit ketika Sobat mencoba mendapatkan foto yang benar-benar menggugah selera makan para penikmat foto kalian. Kunci dari foto makanan yang baik sebenarnya adalah KOMPOSISI. Akan sulit mendapatkan foto bagus jika hanya memotret makanan dari arah atas.

Luangkan sedikit waktu kalian sebelum memotret untuk  melakukan hal-hal seperti: melakukan pengaturan tata letak makanan diatas meja, menambahkan elemen-elemen lain seperti sendok, garpu, serbet pada komposisi foto kalian. Proporsi makanan beserta elemen-elemen tersebut akan menembahkan konteks pada foto kalian. Sobat juga bisa menambahkan obyek lain dalam frame seperti bunga, buah atau sayur untuk memperkuat kesan still life dalam foto.

foto-makanan

Beberapa tips lain yang bisa Sobat lakukan saat Food Photography adalah:
  • Sertakan Warna - Tambahkan backdrop bewarna-warni pada foto kalian menggunakan. Manfaatkan keberadaan warna untuk melengkapi subyek foto, Sobat juga bereksperimen dengan warna kontras untuk tampilan makanan yang memiliki kesan berani
  • Membelah makanan - Cobalah untuk membelah atau mengiris makanan atau bisa juga memberikan satu gigitan sebelum memotret. Hal ini akan membantu untuk menonjolkan tekstur serta detail yang ada di bagian dalam makanan. Terlihat lebih lezat dan menarik bukan?
  • Sertakan sentuhan manusia - Berkreasilah! Sobat tidak perlu hanya melulu memotret makanan tersebut. Ajak teman dan minta dia untuk memposisikan tangannya mengambil makanan. Cara ini akan menambah sentuhan personal ke food photography kalian.
Selamat mencoba :)
Kamera DSLR keluaran terbaru dari Canon ini tampaknya memang ditawarkan pada fotografer pemula yang ingin membawa fotografi mereka ke tingkat lebih lanjut. Canon EOS 700D masih tetap mempertahankan bentuk layar LCD pendahulunya Canon EOS 650D. Hal ini memudahkan Sobat memotret dengan angle yang lebih leluasa, dilengkapi dengan teknologi layar sentuh untuk mengakses menu-menu di dalam kamera. Sobat dengan mudah memperbesar hasil foto hanya dengan gerakan jari seperti "mencubit"  saat mereview foto. Mode scene dan pilihan manual bisa ditemukan dalam bentuk "dial" agar mudah diakses, dan juga ada tombol yang bisa langsung digunakan untuk mengakses Live View. Kamera ini juga akan mematikan layar LCD secara otomatis ketika sobat menempatkan mata pada viewfinder.
Canon T5i 700D Getting Started in Video Tutorial
Photo: Dave Dugdale

Jika Sobat khawatir akan banyaknya menu yang ada di dalam kamera, maka kamera ini bisa merupakan pilihan yang tepat bagi Kalian karena dilengkapi dengan panduan serta tips yang muncul ketika Sobat menekan menu pengaturan seperti aperture atau white balance. Tips dan panduan ini menjelaskan fungsi menu dan membantu Sobat untuk memutuskan pilihan pengaturan. Canon EOS 700D mampu memotret Lima frame perdetik untuk membekukan obyek gerak (action), sementara sistem Hybrid AF bisa terfokus secara cepat. Sobat juga bisa menggunakan Movie Serfo AF untuk memfokuskan pada subyek yang bergerak ketika mengambil movie full HD.

Jika Sobat senang melakukan eksperimen terhadap foto/gambar, maka Sobat bisa menemukan banyak sekali filter kreatif yang bisa Kalian pilih, diantaranya adalah: Fisheye dan Miniature. Sedikit disayangkan kamera ini tidak memiliki fitur Wi-Fi built in seperti yang bisa ditemukan pada kamera keluaran Canon yang lainnya.

Kualitas gambar cukup tinggi, dan sistem metering berdasarkan pengujian menunjukkan hasil yang cukup akurat. Foto terlihat bebas noise sampai dengan pengaturan ISO 800, dan gambar mulai kehilangan detail dan saturasi warna pada ISO 1600.

Kamera Canon EOS 700D juga dikenal dengan Rebel T5i dan kisaran harganya adalah $900 termasuk lensa kit 18-55mm. Bagi sobat yang lagi cari-cari kamera DSLR dan serius dalam fotografi dan mengutamakan kualitas gambar maka kamera ini cocok bagi kalian.

 

Kesimpulan Canon EOS 700D:


Kelebihan :
  • Kualitas gambar tinggi, dengan hasil warna yang realistis serta sistem metering yang cukup akurat
  • Sangat cocok untuk fotografer pemula, dan panduan serta tips dalam menu kamera bisa sangat membantu

Kekurangan: 
  • Tidak adanya koneksi Wi-Fi yang bisa membantu Sobat berbagi foto dengan cepat.
  • Plastik masih sangat terasa saat memegang kamera ini.

Spesifikasi: 
  • Megapixels: 18 MP
  • Zoom: Mendukung beragam lensa EF dan EF-S
  • Shutter Speed: 30-1/4000sec plus Bulb, Bagus untuk long exposures dalam kondisi rendah cahaya
  • ISO: 100-12800, mampu expand sampai 25600, memiliki jangkauan ISO yang luas untuk memotret di kondisi rendah cahaya
  • Mode Exposure: 7 Mode Scene, auto, creative auto, program, manual, Av dan Tv
  •  Mode Flash: A, FOn, FOff
  • Berat: 580g dengan baterai
  • Dimensi: 133.1 x 99.8 x 78.8mm
  • Baterai: Li-ion
  • Screen/Layar: 3 inchi
  • Storage: SD, SDHC, SDXC (UHSH)

Canon EOS 700D

Posted by NFS
Tag :
Apa sih low-key lighting itu? Menurut wikipedia, low key lighting bertujuan untuk menciptakan efek chiaroscuro. Pada fotografi tradisional pencahayan threepoint biasanya menggunakan sebuah key light, fill light dan back light. Low-key hanya memerlukan satu key light, dan terkadang bisa ditambahkan satu fill light atau reflektor sederhana. Low-Key biasanya menggunakan background gelap. untuk lebih jelasnya yuk simak ulasan bagaimana memotret Low-key Portrait dibawah ini:
Misteri (low key)


1. Gunakan lokasi yang tepat
Foto-Foto low-key identink dengan cahaya yang remang-remang, jadi Sobat perlu untuk menggunakan sebuah lokasi atau tempat pemotretan yang gelap. Lokasi tersebut bisa jadi sebuah kamar yang gelap dengan sebuah tirai bewarna hitam, atau bisa memotret di malam hari.

2. Sumber Cahaya
Foto-foto Low-key menggunakan satu sumber cahaya. Sobat bisa menggunakan natural light atau cahaya alami yang berasal dari jendela, sebuah lampu meja atau lampu jalanan. Posisikan subyek terhadap arah cahaya sehingga membuat efek yang dramatis.

3. Exposure
Jika hasil foto Sobat terasa terlalu gelap, meskipun telah menggunakan aperture lebar, maka cobalah untuk menaikkan pengaturan ISO. Perhatikan kemungkinan digital grain yang muncul akibat penggunaan ISO yang terlalu tinggi. Sobat juga bisa mencoba untuk bereksperimen dengan exposure compensation untuk menaikkan tingkat kecerahan.

4. Jangan Gunakan Flash
Low-key portrait cukup menggunakan satu sumber cahaya, jadi ingatlah untuk mematikan flash kalian. Sobat bisa menggunakan flash sebagai sumber cahaya, tetapi akan lebih baik jika cahaya tidak berasal dari depan subyek melainkan dari samping subyek.

5. Komposisi
Pada foto Portrait, idealnya memang wajah subyek selalu menghadap ke kamera kita, tetapi Sobat masih bebas untuk bereksperimen, foto obyek yang tidak melakukan eye contact dengan kamera juga bisa membuat foto tampak lebih dramatis.

Tips Low-key Portrait

  • Beberapa kamera digital sudah dilengkapi dengan mode otomatis untuk foto Low-key. Mode ini bisa memberikan pengaturan yang Sobat butuhkan untuk memotret Low-key Portrait
  • Masih ingat dengan kalimat "The Eyes Are Window To The Soul" bukan? jadi fokuskan ke arah mata subyek menggunakan selective focus, atau juga bisa menggunakan manual focus.
  • Gunakan mode Aperture Priority serta setting ke bilangan f rendah agar cahaya mudah masuk ke dalam lensa serta menciptakan depth of field sempit.
22 June 2013
Bunga adalah salah satu subyek yang sangat populer dalam fotografi, alasannya sederhana: Bunga secara alami memang indah dimata kebanyakan orang, dan keindahan tersebut tidak akan berubah saat sobat mengabadikannya lewat hasil jepretan kalian. Ini berarti Sobat bisa melakukan eksperimen dengan komposisi yang berbeda, bahkan mereka tetap dalam bentuk yang sama selagi Sobat menunggu pencahayaan serta waktu tepat untuk mendapatkan efek yang Sobat inginkan.
Flower macro
Photo By: Doug88888

Salah satu teknik yang dirasa sangat pas untuk memotret bunga di taman (outdoor) adalah foto makro. Foto makro bungan ini berarti Sobat memotret dengan jarak lensa yang dekat dengan subyek bunga. Teknik makro memungkinkan Sobat untuk merekam detil serta tekstur yang menarik dari subyek bunga tersebut. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus Sobat pertimbangkan ketika memotret keindahan bunga di taman:
  
Cahaya Keras
Cahaya yang terlampau terang berpotensi besar mengakibatkan bayangan kuat dan gelap. Cobalah untuk memotret bunga di naungan atau tempat teduh atau tunggu sampai ada awan yang menutupi matahari. Hindari sebisa mungkin memotret langsung ke arah matahari.
Background
Pertimbangkan penggunaan background! Pastikan tidak ada elemen atau benda yang berpotensi mengalihkan perhatian penikmat foto, jika perlu rubah posisi Sobat saat memotret.

Tetes Embun & Air Hujan
Cobalah memotret bunga setelah fajar atau setelah turun hujan untuk menambahkan embun pagi atau tetes air hujan, dengan adanya tekstur embun atau tetesan hujan akan menambah daya tarik pada foto kalian.

Perangkat Makro

Kamera kebanyakan, termasuk kamera compact (point and shoot) sudah dilengkapi dengan mode macro, biasanya panel mode tersebut dilambangkan dengan ikon bunga. Mode ini akan menginformasikan pada kamera bahwa Sobat ingin mendapatkan focus untuk jarak lensa yang lebih dekat dengan subyek dibandingkan mode pemotretan lainnya. Jika Sobat memiliki kamera yang bisa berganti lensa, maka kalian bisa membeli lensa makro. Lensa makro ini memiliki jarak fokus minimal ke subyek potret kalian. Lensa ini beharga relatif mahal, jika sobat masih belum mampu untuk mendapatkannya maka cara alternatif lainnya adalah menggunakan extention tube. Alternatif foto makro atau close up lainnya adalah: filter close up dan reverse ring.

Setelah sobat menemukan mode makro yang ada di kamera atau memasang salah satu perangkat / aksesoris makro yang telah disebutkan diatas, Sobat bisa mengitkuti tips-tips ini:

Aperture Priority
Gunakan mode Aperture Priority dan pilih aperture lebar (bilangan f rendah). Ini akan membuat depth of field sempit yang bisa menonjolkan subyek kalian

Fokus Manual
Jika kamera Sobat memiliki opsi fokus secara manual, maka gunakanlah dan fokuskan ke bagian terpenting dari bunga yang ini Sobat tonjolkan. Biasanya di bagian tengah

Fokus Auto
Jika Sobat tidak memiliki fokus manual, Sobat masih bisa memilih selective auto focus. Sobat cukup mengarahkan fokus point ke area yang ingin terfokus dan tajam.

Matikan Flash
Penggunaan flash dengang jarak yang begitu dekat dengan subyek akan menciptakan cahaya yang keras. Matikan flash dan naikkan pengaturan ISO jika pencahayaan terlalu gelap.

Gunakan Tripod
Kemungkinan besar akan terasa sulit untuk mendapatkan foto yang bebas shake ketika memotret dengan jarak yang begitu dekat dengan subyek. Sobat akan butuh Tripod dan permukaan yang rata.

Selamat mencoba :)

Tips Memotret Bunga Outdoor

Posted by Unknown
Beberapa hari lalu salah satu Sobat InFotografi mengirimkan pesan via Facebook Page, dan meminta ulasan tentang seputar foto HDR. Apa Sih HDR itu? dan bagaimana membuatnya? HDR merupakan akronim dari High Dynamic Range. Ada banyak tools atau perangkat lunak yang bisa digunakan untuk penggabungan dalam foto HDR. Photoshop memiliki plug-in HDR, dan yang paling banyak digunakan dalam HDR adalah Photomatix.
 Photo: hdrsoft.com

Sebenarnya apa sih HDR dan kenapa kita menggunakannya? Salah satu keterbatasan kamera kita adalah: mereka hanya bisa meng-capture gambar dengan rentang dynamic range yang cukup sempit (jangkauan terang dan gelap pada foto), padahal kenyataannya scene yang kita potret memiliki area yang sangat terang dan sangat gelap, jadi bisa dikatakan kita bisa melihat lebih detail sebuah pemandangan dibandingkan dengan foto yang diambil oleh kamera.

Kamera bagaimanapun juga mampu untuk mengambil banyak gambar yang sama dengan exposure berbeda, dengan demikian Sobat bisa mengekspose area terang, gelap, midtones, dan menangkap beberapa gambar yang memiliki detail shadow dan highlight. Perangkat lunak HDR membantu kita untuk menggabungkan gambar-gambar tersebut menjadi satu gambar yang memiliki jangkauan area gelap dan terang jauh lebih luas dibandingkan foto-foto yang biasa Sobat dapatkan.

Idealnya untuk membuat foto HDR, Sobat membutuhkan serial atau beberapa gambar dari subyek yang sama, dan diambil menggunakan Tripod untuk menghilangkan gerakan diantara gambar-gambar tersebut. Pengaturan kamera tidak boleh dirubah dari di setiap gambar, tentu kecuali exposure yang memang harus berbeda. Untuk masalah exposure, Sobat bisa menggunakan fitur Auto Exposure Bracketing untuk mengambil beberapa seri foto. Fitur AEB ini juga sangat tepat sekali digunakan, karena bisa meminimalkan gerakan antar frame.

Pada artikel "Foto HDR Pemenang Kontes World Press 2012", InFotografi sedikit mengulas bahwa foto Paul Hansen pemenang kompetisi tersebut membuat foto HDR dari satu foto dengan format RAW. cara ini baik digunakan jika pada subyek gerak. Tips lain yang bisa Sobat lakukan adalah: matikan fitur IS/VR (Image stabilization) ketika menggunakan tripod, jika tidak yang terjadi malah kebalikan, kamera akan timbul getaran.

Sobat bisa mendownload versi trial dari Photomatix di www.hdrsoft.com. silahkan download dan install aplikasi tersebut! Berikut ini adalah beberapa langkah membuat foto HDR dengan Photomatix, dari beberapa gambar dengan exposure berbeda.

Langkah 1

Buka program photomatix, dan pilih Load Bracketed Photos. Pilih foto berseri kalian dan klik OK. Sobat bisa menggunakan foto sebanyak Tiga atau lebih. Program ini juga bisa membaca format DNG (Adobe Digital Negative Raw), sehingga Sobat tidak perlu repot-repot untuk mengkonversinya.


Langkah 2

Selanjutnya akan muncul jendela dialog. Sobat bisa memlilih Alignment foto, jika Sobat menganggap ada kemungkinan gerakan saat memotret. Sobat juga bisa mengurangi efek ghosting yang juga terjadi karena asanya gerakan di setiap foto seperti orang yang berjalan.




Langkah 3

Tadaaa... Ketiga file tersebut sudah tergabung menjadi satu dalam file HDR. Sobat akan menjumpai beberapa window pengaturan seperti Adjustment, Histogram, Preset. Pada window adjustment Sobat bisa merubah Strength, Saturasi warna, Luminosity, kontras, lighting, dan lain, lain, Preset merupakan bentuk-bentuk form HDR Instant, so Sobat tidak perlu repot-repot.. :) Setelah gambar HDR dalam preview sudah sesuai dengan apa yang sobat inginkan, klik tombol Process!

Langkah 4

Selamat Mencoba... :) dan Selamat bersenang - senang dengan Foto HDR
23 May 2013
Apa Sih HDR itu? dan bagaimana membuatnya? HDR merupakan akronim dari High Dynamic Range. Ada banyak tools atau perangkat lunak yang bisa digunakan untuk penggabungan dalam foto HDR. Photoshop memiliki plug-in HDR, dan yang paling banyak digunakan dalam HDR adalah Photomatix.
 Photo: hdrsoft.com

Sebenarnya apa sih HDR dan kenapa kita menggunakannya? Salah satu keterbatasan kamera kita adalah: mereka hanya bisa meng-capture gambar dengan rentang dynamic range yang cukup sempit (jangkauan terang dan gelap pada foto), padahal kenyataannya scene yang kita potret memiliki area yang sangat terang dan sangat gelap, jadi bisa dikatakan kita bisa melihat lebih detail sebuah pemandangan dibandingkan dengan foto yang diambil oleh kamera.

Kamera bagaimanapun juga mampu untuk mengambil banyak gambar yang sama dengan exposure berbeda, dengan demikian Sobat bisa mengekspose area terang, gelap, midtones, dan menangkap beberapa gambar yang memiliki detail shadow dan highlight. Perangkat lunak HDR membantu kita untuk menggabungkan gambar-gambar tersebut menjadi satu gambar yang memiliki jangkauan area gelap dan terang jauh lebih luas dibandingkan foto-foto yang biasa Sobat dapatkan.

Idealnya untuk membuat foto HDR, Sobat membutuhkan serial atau beberapa gambar dari subyek yang sama, dan diambil menggunakan Tripod untuk menghilangkan gerakan diantara gambar-gambar tersebut. Pengaturan kamera tidak boleh dirubah dari di setiap gambar, tentu kecuali exposure yang memang harus berbeda. Untuk masalah exposure, Sobat bisa menggunakan fitur Auto Exposure Bracketing untuk mengambil beberapa seri foto. Fitur AEB ini juga sangat tepat sekali digunakan, karena bisa meminimalkan gerakan antar frame.

Pada artikel "Foto HDR Pemenang Kontes World Press 2012", InFotografi sedikit mengulas bahwa foto Paul Hansen pemenang kompetisi tersebut membuat foto HDR dari satu foto dengan format RAW. cara ini baik digunakan jika pada subyek gerak. Tips lain yang bisa Sobat lakukan adalah: matikan fitur IS/VR (Image stabilization) ketika menggunakan tripod, jika tidak yang terjadi malah kebalikan, kamera akan timbul getaran.

Sobat bisa mendownload versi trial dari Photomatix di www.hdrsoft.com. silahkan download dan install aplikasi tersebut! Berikut ini adalah beberapa langkah membuat foto HDR dengan Photomatix, dari beberapa gambar dengan exposure berbeda.

Langkah 1

Buka program photomatix, dan pilih Load Bracketed Photos. Pilih foto berseri kalian dan klik OK. Sobat bisa menggunakan foto sebanyak Tiga atau lebih. Program ini juga bisa membaca format DNG (Adobe Digital Negative Raw), sehingga Sobat tidak perlu repot-repot untuk mengkonversinya.


Langkah 2

Selanjutnya akan muncul jendela dialog. Sobat bisa memlilih Alignment foto, jika Sobat menganggap ada kemungkinan gerakan saat memotret. Sobat juga bisa mengurangi efek ghosting yang juga terjadi karena asanya gerakan di setiap foto seperti orang yang berjalan.




Langkah 3

Tadaaa... Ketiga file tersebut sudah tergabung menjadi satu dalam file HDR. Sobat akan menjumpai beberapa window pengaturan seperti Adjustment, Histogram, Preset. Pada window adjustment Sobat bisa merubah Strength, Saturasi warna, Luminosity, kontras, lighting, dan lain, lain, Preset merupakan bentuk-bentuk form HDR Instant, so Sobat tidak perlu repot-repot.. :) Setelah gambar HDR dalam preview sudah sesuai dengan apa yang sobat inginkan, klik tombol Process!

Langkah 4

Selamat Mencoba... :) dan Selamat bersenang - senang dengan Foto HDR
21 May 2013
Foto dibawah ini diambil saat senja.. yah sekitar pukul 5.30 WIB. Coba cermati lagi warna yang ada di dalam foto tersebut! lebih cenderung ke warna biru bukan? Seperti yang kita tahu senja hari memiliki karakter warna yang hangat dan keemasan, yup the golden hour :) Pasti sobat sering berburu gambar di waktu-waktu seperti ini. Foto dibawah merupakan satu contoh bagaimana kita bisa bemain-main dan brekreasi menggunakan pengaturan white balance yang ada di kamera kita.

Menurut kami ada Dua cara dalam menggunakan pengaturan white balance. yang pertama adalah penggunaan white balance yang "Benar", dimana warna yang dihasilkan oleh pengaturan WB sama dengan pencahayaan saat memotret. Contoh: ketika Sobat memotret di tempat teduh atau naungan, pilih WB Shade agar foto tampak normal seperi kenyataannya.

Kedua adalah white balance "Kreatif", yaitu dimana Sobat bebas memilih pengaturan white balance guna mendapatkan warna cahaya seperti yang kalian inginkan. Contoh: jika Sobat sedang memotret landscape saat fajar, dan menjumpai pemandangan yang rata, membosankan, coba rubah pengaturan white balance ke Tungsten, sekarang lihat hasil foto.. tampak biru bukan? :)

Tidak ada salahnya kan mencoba bermain-main white balance saat memotret :) Memang bukan white balance yang akurat, Kita hanya mencoba lebih kreatif dalam menggunakan pengaturan WB dengan membuat hasil foto lebih hangat (cenderung kuning keemasan) atau lebih dingin (biru). Jika sobat merasa hasil foto landscape terlalu datar dan tidak memiliki "greget", maka rubahlah white balance kalian!
Komposisi bisa dikatakan adalah elemen terpenting dari setiap foto yang Sobat ambil. Komposisi juga berperan dalam tingkat keberhasilan foto kalian, tetapi perlu diingat juga bahwa setiap aturan komposisi tidak selalu bisa diaplikasikan pada setiap foto, semuanya kembali lagi pada kalian sebagai fotografer, komposisi mana yang menurut kalian yang terbaik.
 
 Photo Source: crispphotoworks
Menurut kami ada Dua aturan komposisi yang selalu bisa diaplikasikan pada setiap foto, yaitu: kesederhanaan & keseimbangan. Tentukan foto apa yang ingin Sobat dapatkan! Apa yang ingin Sobat jadikan Point of Interest? Subyek mana yang ingin kalian sertakan dan tidak? Lalu komposisikan! Ada beberapa aturan komposisi seperti salah satunya adalah rule of thirds, dan yang akan kita bahas sekarang adalah aturan golden triangle.

Aturan komposisi golden triangle cukup sederhana dan sangat baik dikombinasikan dengan garis (line). Sobat cukup membayangkan keberadaan garis yang ada pada foto kalian. Gambar diatas menggambarkan Dua segitiga besar (bagian atas bewarna biru muda, dan yang dibawah biru tua)

Sekarang kita analogikan Sobat sedang menggambarkan sebuah garis dari sudut atas ke pojok bawah (diagonal), dan kemudian menarik garis dari sudut lain (atas / bawah) sehingga membentuk sudut 90 derajat (lihat gambar). Sobat sekarang akan mendapatkan 3 segitiga: Satu segitiga paling besar, dan Dua segitiga yang lebih kecil. Yang harus Sobat lakukan adalah menempatkan atau memposisikan subyek pada segitiga yang telah kita gambarkan tadi! Untuk lebih jelasnya kita lihat foto dibawah ini:
17 May 2013
Jika Sobat ingin memotret foto outdoor (terutama memotret model/orang) yang memiliki daya tarik tersendiri, cobalah untuk mencari peluang foto dengan kondisi backlit. Foto backlit bisa menghadirkan sebuah perasaan drama serta dimensi yang jarang sekali Sobat temukan, tentu kecuali para fotografer profesional :D

Backlit Beauty
Photo by: Lloyd K


Lalu bagaimana para fotografer tersebut melakukannya? Pertama, posisikan subyek atau model membelakangi matahari, dengan posisi seperti ini tentu tidak ada cahaya yang mengenai wajah model secara langsung (seperti pada foto siluet). Atur metering kamera kalian ke posisi Spot Metering, dan arahkan fokus ke wajah model/subyek. Dengan begini berarti Sobat menginstruksikan kepada kamera bahwa wajah adalah point terpenting dalam frame.

Pastikan kalian mendapatkan exposure yang pas dengan melihat pada metering yang ada di viewfinder. Coba lihat hasilnya! Sobat akan melihat bagian wajah model menjadi lebih terang. Bagian frame termasuk background memang akan menjadi lebih terang, tetapi pada banyak kondisi hal tersebut masih bisa ditolerir, toh cahaya matahari memang selalu terang bukan? :)

Jika Sobat memotret menggunakan mode Aperture Priority, dan sobat menganggap foto secara keseluruhan terlalu terang, maka potret ulang menggunakan Exposure Compensation. Pada kamera Nikon, tekan tombol exposure compensation (+/-) yang ada di bagian atas bodi kamera, dan putar dial disebelah kanan atas bagian belakang kamera ke angka -0.3 atau -0.7, ambil ulang foto maka keseluruhan foto akan menjadi lebih gelap sebanyak 1/3 atau 3/4 stop. bagiamana dengan kamera lain? coba buka kembali buku manual sobat, dan lihat bagaimana pengaturan exposure compensation.. Selamat Mencoba!
Ada Tiga karakteristik dasar cahaya yang bisa menentukan bagaimana tampilan  foto kalian. Seberapa kuat dan lembut, arah, serta warna cahaya tersebut. Sangat mudah untuk menilai kualitas cahaya dengan melihat bayangan yang timbul daripada area yang terkena cahaya. Cahaya yang langsung dan kuat akan menciptakan bayangan dengan karakter bayangan yang kuat, sedangkan bayangan yang terjadi dari pencahayaan yang rata dan menyebar cenderung lebih lembut. Lokasi bayangan bisa menginformasikan arah datangnya cahaya, karena mereka muncul pada arah berlawanan dengan datangnya cahaya.
My Shadow in Forest
Photo by: Habub3



Posisi Pencahayaan

Kuat atau lembutnya cahaya tergantung dari ukuran sumber cahaya dan posisi subyek. Sebuah sumber cahaya yang kecil akan memberikan cahaya berkarakter keras dan terarah, sementara sumber cahaya berukuran besar memproduksi cahaya yang jauh lebih lembut. Perlu diingat yang menjadi permasalahan bukan pada ukuran aktual sumber cahaya, tetapi bagaimana cahaya tersebut tampak ke subyek yang Sobat potret. Sebagai contoh: matahari merupakan sumber cahaya yang berukuran sangat besar, tetapi dikarenakan jaraknya sangat jauh dari subyek, maka matahari bisa dikatakan sumber cahaya berukuran kecil.

Arah sumber cahaya, serta bayangan yang timbul akan memberikan dampak pada tekstur dan bentuk tampilan subyek. Cahaya flash built in yang berasal dari kamera akan memberikan cahaya rata pada subyek, dan pastinya akan menciptakan bayangan di belakang subyek foto tersebut. Pencahayaan tersebut bagus untuk menangkap detail subyek, tetapi tekstur atau bentuk tidak akan terekam dengan bagus.

Sobat bisa mendapatkan hasil yang lebih menarik ketika cahaya datang dari satu sisi subyek. Efek pencahayaan ini sering disebut dengan "side lighting", menciptakan bayangan pada arah berlawanan dari posisi sumber cahaya, juga menampilkan tekstur serta garis bentuk subyek.

Situasi yang sering dihadapi ketika memotret di luar ruangan, dan pada waktu tengah hari adalah kita mendapatkan cahaya yang datangnya langsung dari atas subyek. Hal ini akan memberikan hasil yang tidak maksimal, terutama jika Sobat memotret foto Portrait, mata akan menjadi gelap, dan bayangan akan timbul di bagian bawah hidung dan dagu.

White Balance

Selain kualitas dan arah cahaya, warna sumber cahaya yang berbeda bisa memberikan dampak pada tampilan serta mood foto-foto kalian. Variasi cahaya ini dikenal dengan temperatur warna, dan inilah alasan mengapa kamera memiliki fitur pengaturan white balance. Fitur ini berguna untuk mengoreksi warna yang berasal dari sumber cahaya berbeda.

Temperatur cahaya diukur menggunakan skala Kelvin. semakin rendah temperatur warna, maka akan cenderung ke warna merah, sedangkan semakin tinggi temperatur maka akan cenderung ke warna biru. Idealnya, Sobat harus mengatur white balance untuk mendapatkan hasil warna yang natural, baik menggunakan pengaturan white balance otomatis, atau preset seperti: Tungsten, Sunny, Cloudy.
8 May 2013
Puluhan foto nature masuk ke putaran final kompetisi foto Nature Photographer of The Year 2013 yang diselenggarakan oleh Society of German Nature Photographers (GDT). Foto-foto yang dikompetisikan adalah tentang seputar mamalia, tumbuhan dan jamur, landscapes, dan spesial tahun ini ada kategori spesial yakni animal portrait. GDT sendiri adalah kependekan dari Gesellschaft Deutscher Tierfotografen, dan ribuan fotografer tergabung dalam komunitas non profit ini. GDT ini memiliki 15 grup yang tersebar di seluruh dunia, dan setiap tahun mereka bertemu untuk berdiskusi, bertukar tips dan pengalaman fotografi. Kita lihat yuk Sob.. foto-foto yang memenangi kompetisi GDT ini.. semoga bisa menjadi inspirasi :)
 Overall and mammals category winner: Red Fox in sunset light by Hermann Hirsch

Winner in birds category: Icy resting place by Bernd Nill
Birds runner-up: Returning from the hunt by Michael Lohmann  
 Mammals category third place: When it gets dark by Christoph Kaula 
 Mammals runner-up: Fox in cloudy forest by Klaus Echle
 Winner in other animals category: In the spotlight by Klaus Tamm 
 Runner-up other animals category: Wingtips by Karsten Mosebach 
 Plants and fungi category winner: Woman shoe by Ariane Müller 
 Plants and fungi runner-up: Maple in cloudy forest by Joachim Wimmer 
 Landscapes category runner-up: Blooming landscape by Sandra Bartocha
Nature's studio winner: 'Blubb' by Sigi Zang
 Nature's studio runner-up: Indian summer by Katharina Becker 
Special category 2013 animal portraits winner: Grouse portrait by Klaus Echle
 Animal portraits runner-up: Young lion by Carsten Ott
4 May 2013
Sobat bisa menambah atau mengurangi jumlah cahaya ke film atau sensor gambar hanya dengan satu atau dua langkah, yaitu dengan: merubah shutter speed atau kecepatan shutter (rentang waktu shutter tetap terbuka) atau dengan merubah f-stop (ukuran aperture  yang ada di lensa). Jika Sobat merubah aperture, maka tampilan gambar foto bisa berubah drastis. Perubahan tersebut akan tampak pada area ketajaman atau fokus yang ada di dalam frame foto, dari titik paling tajam sampai ke paling jauh (sering disebut dengan ruang tajam). Nah zona atau area fokus ini dideskripsikan dengan depth of field



Aperture terbesar (contoh: f2, f4) memberikan depth of field terkecil
Aperture terkecil (contoh: f16, f22) memberikan depth of field terbesar
Semakin kecil sensor maka semakin besar pula depth of field pada aperture yang sama

Depth of field sempit (shallow) - Gambar sebelah kiri diambil dengan menggunakan pengaturan aperture lensa terlebar. Sobat bisa melihat bahwa ada perbedaan ketajaman gambar di bagian depan dan belakang.

Depth of field lebar (maksimum) - gambar sebelah kanan diambil dengan menggunakan pengaturan aperture lensa terkecil. Semua bagian atau elemen yang ada di dalam foto tampak fokus dan tajam baik di bagian belakang maupun depan.
2 May 2013
Kemampuan berganti lensa merupakan satu keuntungan memiliki kamera digital SLR, tetapi jika frekuensi penggantian lensa yang relatif tinggi bisa menimbulkan satu masalah yang menjengkelkan. Setiap kali Sobat melepas lensa dari bodi kamera, maka debu bisa berpotensi masuk ke dalam bodi kamera dan menempel pada sensor. Hal ini jarang terjadi pada kamera film, karena memang hanya akan berdampak pada satu exposure atau film tersebut, tetapi lain halnya pada kamera digital, debu akan selalu menempel pada sensor dan memberi dampak pada setiap hasil foto. Beberapa noda atau bintik debu mungkin tidak akan terasa, tetapi dengan berselangnya waktu lambat laun Sobat akan menjumpai beberapa bintik kecil noda serta bayangan.

IMG_4676


Meminimalkan Potensi Masuknya Debu

Pertama, pastikan masalah yang kamera hadapi adalah memang benar dikarenakan debu dan bukan masalah lain seperti noise yang diakibatkan oleh penggunaan pengaturan ISO tinggi. Salah satu cara untuk memastikan bahwa noda tersebut dikarenakan oleh debu adalah dengan mengambil beberapa seri foto atau gambar. Noda debu akan tampak dan muncul ditempat yang sama di setiap foto yang Sobat ambil.

Kedua, Noda debu biasanya akan mudah tampak pada foto yang diambil dengan menggunakan aperture kecil (contoh f/16 atau lebih kecil). Jika sobat menjumpai noda di tempat yang sama di setiap foto pada jepretan yang menggunakan aperture kecil, maka bisa dipastikan permasalahan utama pada kamera kalian adalah dikarenakan oleh debu.

Jangan hanya pasrah dengan fakta bahwa noda atau bintik debu merupakan hal yang kerap terjadi pada kamera. Ada banyak cara dan langkah-langkah guna menghindari debu ketika Sobat mengganti lensa. Aturan pertama adalah LOKASI: Pada saat mengganti lensa, idealnya Sobat harus berada di dalam ruangan, jauh dari pintu atau jendela, serta jauh dari sumber kontaminasi debu seperti manusia dan hewan. Jika Sobat memang harus mengganti lensa di luar ruangan, maka pastikan jangan sampai jari kalian masuk ke dalam kamera. Jika tidak maka ada kemungkinan Sobat meninggalkan sidik jari pada mirror kamera, dan sedikit insiden pada jari bisa meninggalkan kerusakan permanen pada sensor.

Sobat bisa memanfaatkan daya gravitasi dengan tetap mengarahkan kamera ke bawah, hal ini dilakukan guna memastikan tidak ada benda asing yang jatuh ke dalam kamera. Cara ini penting untuk dilakukan terutama jika Sobat mengganti lensa di luar ruangan. sebagai tambahan, jangan pernah mengarahkan kamera ke arah matahari. Yang terakhir, pastikan Sobat siap berganti lensa ketika akan melepaskan lensa yang terpasang pada kamera. Jangan melepas lensa jika Sobat belum mengambil lensa pengganti yang ada di dalam tas. Ambil lensa pengganti, lepas lensa di kamera, dan pasang! Dengan sedikit latihan dan didukung tangan yang stabil, idealnya Sobat bisa berganti lensa tidak lebih dari 20 detik.

Mengatasi permasalahan debu

Jangan panik ketika sobat menemukan masalah debu pada kamera. Sobat tidak sendiri! Banyak fotografer profesional juga mengalami permasalahan ini dari waktu ke waktu. Membersihkan noda debu pada kebanyakan kasus bisa dilakukan dengan aman dan sederhana.

Pembersihan noda debu mengharuskan kita untuk bekerja pada kamera denga sensor yang terekspose. Meskipun Sobat tidak akan bekerja secara langsung dengan sensor (karena adanya filter), tetapi tetap saja kalian akan berhadapan dengan sistem optik yang sangat sensitif. Ingat tips-tips berikut jika tidak ingin Sobat secara tidak sengaja merusak kamera kesayangan.

Pertama: Jangan pernah menyentuh sensor tanpa peralatan yang memang didesain khusus untuk pembersihan sensor, jangan pernah menggunakan jari ataupun cotton-budd. Meskipun benda seperti cotton-budd membersihkan debu, tetapi mereka akan meninggalkan jejak atau serat saat diangkat. Malah memperparah bukan?

Jadi apa yang selayaknya Sobat lakukan? Tidak ada ruginya berinvestasi beberapa peralatan cleaning tools seperti: Blower udara manual yang dilengkapi dengan moncong serta pompa tangan. Sobat bisa dengan mudah mendapatkannya di tokok-toko perlengkapan kamera.

Pengaturan kamera saat pembersihan debu

Baca kembali buku manual kamera untuk mendapatkan informasi tentang bagaimana mode pengaturan saat pembersihan sensor. Mode pengaturan ini akan mengangkat mirror agar kita bisa membersikan sensor. JANGAN pernah menggunakan mode long exposure (Bulb)! jika mirror secara tidak sengaja menutup, dan alat pembersih yang masih digunakan akan merusak sensor secara permanen.

Terkadang blower tidak cukup untuk membersihkan noda. Untuk noda yang membandel Sobat bisa membeli kuas khusus pembersih kamera. Teknik pembersihan menggunakan kuas atau sikat membutuhkan kehati-hatian yang lebih, dan ingat hanya lakukan ini hanya untuk opsi terakhir. Jika Sobat ragu-ragu, maka lebih baik menyerahkan pekerjaan ini pada orang yang lebih ahli. Sebagai tambahan, program editing gambar saat ini seperti Adobe Photoshop maupun GIMP memiliki fitur Clone Tool, dimana kalian bisa secara cepat menghilangkan noda debu yang terekam pada foto-foto kalian.
26 April 2013
Memotret malam hari merupkan peluang paling dekat dengan kita untuk menghasilkan foto-foto yang menarik, dan bahkan bisa di depan rumah kita sendiri. Artikel kali ini tidak akan membicarakan tentang penggunaan flash, Kita akan berbicara tentang long exposures, bagaimana mengkompensasi kondisi rendah cahaya dengan membiarkan shutter terbuka cukup lama dibandingkan bagaimana kita biasa memotret di pagi atau siang hari, dan bahkan bisa sampai Empat, Lima menitan loh...
London's Olympic Colours




Lalu bagaimana cara memotret di malam hari?

Tripod merupakan sahabat yang harus menemani kalian ketika memotret di malam hari. Sobat juga membutuhkan sebuah cable atau remote shutter release, jam tangan yang dilengkapi dengan stopwatch juga bisa menjadi opsi yang bagus. Beberapa kamera compact digital telah dilengkapi dengan fitur shutter speed sampai lebih dari 30 detik, dan itu merupakan waktu yang cukup untuk memotret di malam hari, tetapi alangkah baiknya jika kamera yang Sobat miliki dilengkapi dengan mode BULB. Mode manual bisa dikatakan pengaturan kamera terbaik ketika memotret malam, karena mode otomatis terkadang dibuat bingung ketika berhadapan dengan kondisi pencahayaan di malam hari.

Eksperimen adalah bagian paling menyenangkan jika kita memotret di malam hari. Cobalah keluar di jalanan saat malam hari bersama dengan tripod kalian, pasang kamera dan pilih mode bulb. Atur aperture di sekitaran f/8 untuk mendapatkan DoF yang relatif lebar. Menemukan titik fokus di malam hari terkadang bukan pekerjaan yang mudah, dan kebanyakan sistem autofokus sulit untuk bekerja dalam kondisi gelap, jadi Sobat kemungkinan akan menggunakan manual fokus. Pemilihan aperture pada f/8 memang tidak membuat fokus jadi hal yang terlalu penting, mengingat hampir keseluruhan eleman frame akan jadi lebih detail. Nah sekarang coba tekan tombol shutter dan gunakan jam tangan kalian sebagai timer sampai ke rentang waktu 30 detik. Lihat hasilnya di LCD kamera kalian! tidak ada gambar yang terekam dan terlalu gelap? coba jadikan shutter speed menjadi Satu menit! dan terus bereksperimen :)

Sistem kamera tidak bisa terlalu diandalkan pada saat memotret di malam hari. Proses trial and error pada night photography bisa menjadi hal yang menarik, bahkan untuk fotografer profesional sekalipun.

Memotret Malam Hari Yuk!!!

Posted by Unknown
Autofokus terkadang bisa jadi menjengkelkan, terutama pada saat autofokus memilih subyek atau benda yang berada jauh di background, padahal pada jepretan-jepretan sebelumnya autofokus selalu terfokus pada subyek yang kita inginkan. Sobat tentu bisa mengatasi permasalahan ini dengan menggunakan manual fokus, tetapi autofokus sangat kita butuhkan ketika Kita ingin mendapatkan fokus secara cepat atau ketika memotret landscape dan kita butuh untuk memfokuskan di satu titik. Ada beberapa tips untuk menghindari autofokus yang terasa menjengkelkan, diantaranya adalah:

@£$# autofocus...! :-)))

 

1. Tekan tombol shutter setengah untuk mengaktifkan autofokus

Atur autofocus kalian ke bagian tengah, dan kemudian arahkan ke area dimana Sobat ingin fokuskan, dan tekan tombol shutter setengah (jangan menekan sepenuhnya) untuk memulai autofocus. Tetap tekan tombol shutter setengah jalan, sembari Sobat mengkomposisikan gambar, dan tekan sepenuhnya untuk mengambil foto.

2. Alihkan ke manual focus setelah autofocus

Gunakan autofocus seperti biasanya, tetapi ketika kamera menemukan titik fokus yang kita inginkan, rubah pengaturan fokus pada lensa menjadi manual. Lensa akan tetap pada titik fokus tersebut. Metode ini bisa bekerja dengan baik ketika kamera kalian berada di atas tripod dan ketika Sobat mengambil multiple exposure di titik yang sama, seperti pada saat memotret landscape.

3. Gunakan tombol autofokus yang ada di bagian belakang kamera.

Auto fokus normalnya bekerja ketika Sobat menekan tombol shutter setengah jalan, tetapi dengan tombol fokus autofocus back-button, Sobat harus menekan tombol tersebut untuk mendapatkan kendali penuh pada saat autofocus bekerja.

Dengan menggunakan back-button, Sobat cukup mengatur autofocus di bagian tengah, kemudian arahkan ke area fokus yang kalian inginkan, dan tekan tombol back-button autofocus untuk memfokuskan ke titik tersebut secara otomatis, jadi kamera tidak lagi menentukan fokus secara acak di bagian background.



Sobat bisa melakukann hal yang sama tanpa tombol back-button autofocus dengan merubah ke fokus manual setelah kemara terfokus denganbenar, tetapi dengan menggunakan tombol atau fitur ini tentunya akan menghemat waktu dan dengan cara ini Sobat tidak perlu lagi merubah pengaturan autofocus ke manual fokus.

Tombol autofocus back-button ini sangat berguna ketika memotret subyek yang bergerak, seperti burung yang sedang terbang. Tipsnya adalah gunakan mode continuous fokus, atur titik fokus di bagian tengah, dan tekan back-button autofocus. Sekarang Sobat tidak perlu lagi khawatir ketika menekan tombol shutter ketika subyek tersebut bergerak.

Bagaimana mengaktifkan fitur back-button autofocus? Fitur ini bisa beragam di setiap merk kamera, jadi cobalah untuk membuka kembali buku manual kalian, atau jika tidak, carilah tombol di sekitaran bagian belakang kamera kalian.

Selamat Mencoba :)
18 April 2013
Flash Photography bisa dikatakan sebuah bidang fotografi yang menyenangkan, mengingat kita bisa mengambil foto di berbagai karakter tempat, tetapi ada beberapa potensi masalah yang bisa saja timbul dalam flash photography dan diantaranya adalah:

Owl Child

  1.  Timbulnya bayangan yang terlalu kuat di belakang subyek.
  2. Subyek menjadi overexposed dan tidak tampak natural.

Flash Diffuser:


Ada banyak teknik fotografi yang bisa digunakan untuk mengatas masalah diatas, dan salah satunya adalah dengan "Bounce Flash" (memantulkan cahaya flash ke permukaan dinding atau langit), mengontrol output flash itu sendiri, tetapi teknik yang paling sederhana adalah dengan menggunakan diffuser. Flash Diffuser membuat output cahaya yang berasal dari flash menjadi lebih lembut.


Diffuser bisa membantu mengeliminasi cahaya kuat serta bayangan dan tentu foto akan lebih terlihat natural. Diffuser yang beredar di pasaran bisa beragam ukuran dan bentuknya, tergantung dari tipe serta model flash yang Sobat gunakan.

Beberapa Flash telah menyertakan diffuser secara default (seperti contoh diatas : Canon Speedlight, gambar kiri adalah posisi flash tanpa diffuser dan sebelah kanan adalah flash yang menggunakan diffuser). Model flash lainnya terkadang tidak menyertakan fitur ini, tetapi Sobat bisa berinisiatif menambahkannya external diffuser sendiri.

Flash Reflector

Perangkat fotografi lain yang bisa digunakan pada flash adalah reflector. Tipe reflektor yang beredar di pasaran juga beragam. Reflektor ini biasanya berupa obyek bewarna putih (kartu, kertas atau plastik) yang berfungsi untuk memantulkan cahaya flash agar jangkauan cahaya lebih tersebar di dalam ruangan, dan tentu juga agar kekuatan cahaya flash bisa berkurang.

DiffuseIt Vari-Angle Flash Reflector

Sekali lagi reflektor bisa berfungsi untuk mengelimanasi cahaya langsung yang mengarah ke subyek foto, mengurangi cahaya dan bayangan kuat. Jika Sobat berencana membuat sendiri reflector tersebut, pastikan membuatnya dengan menggunakan bahan bewarna putih atau tidak bewarna, jika tidak maka cahaya flash akan memiliki warna sesuai dengan warna reflektor buatan kalian.

Umbrella Reflectors

Perangkat fotografi yang terakhir ini sering digunakan oleh para profesional ketika menggunakan flash mereka. Fungsinya tentu untuk memantulkan atau merefleksikan cahaya flash ke subyek foto dengan jangkauan area yang luas.

16 April 2013
wah rasanya sudah lama tidak menulis tips serta artikel fotografi di blog ini.. moga-moga sobat masih berkenan membacanya :) Barangkali Sobat pernah merasa frustasi ketika memotret sebuah subyek yang tersembunyi di balik bayangan atau hasil foto selalu overexposure. Padalah Sobat sudah memeriksa metering kamera sudah menunjukkan di angka 0. dalam kebingungan tersebut, Sobat pasti mencoba memotret ulang tetapi hasilnya tetap saja sama, exposurenya tidak tepat. Untuk mengatasi masalah tersebut cobalah untuk menggunakan metering Spot.
Family is a heaven in a heartless world

Teknik fotografi ini sering kali terlupakan oleh kebanyakan fotografer pemula. Fitur kamera yang satu ini memberikan keleluasaan bagi fotogarer untuk mengontrol secara presisi porsi yang mana dari frame yang harus diukur untuk mendapatan exposure yang pas.
Secara default kebanyakan kamera DSLR menggunakan metering matrix. matrix merupakan sebuah pemrosesan mutakhir yang membaca intensitas cahaya dari beberapa titik didalam sebuah adegan, lalu kemudian sistem metering ini akan memutuskan apa yang harus "disajikan" untuk hasil dengan exposure yang tepat. Masalah yang timbul ketika menggunakan matrix adalah jika frame kalian mengandung banyak intensitas cahaya yang berbeda atau jika Sobat mencari efek tersendiri dalam sebuah foto.
Sebagai contoh, jika Sobat ingin memotret sebuah siluet pada saat matahari tenggelam, metering matrix akan menghasilkan foto yang overexposure dibagian background akibat kompensasi dari subyek yang ada di foreground. Masih belum mengerti dimana mengatur spot metering? yuk kita baca lagi buku manual, yang mungkin berdebu di dalam kardus kamera kalian. :) tidak sulit kok hanya memerlukan beberapa langkah.

Selamat Mencoba.. :)
Salah satu elemen terpenting dalam fotografi adalah bagaimana mendapatkan foto atau gambar yang tajam dan jelas. Masalah yang paling sering dihadapi oleh fotografer pemula adalah perihal fokus, mungkin karena masih baru dan belum menguasai fotografi digital menggunakan DSLR sepenuhnya. Diantara sobat Infotografi pasti pernah merasa kesal ketika memotret anda sudah membayangkan mendapatkan foto yang tajam, tetapi ketika melihat kembali foto-foto tersebut di komputer dengan layar yang lebih lebar ternyata foto-foto tersebut kurang tajam atau tidak sefokus yang Sobat harapkan.

Sharp turquoise


Ada beberapa hal yang bisa Sobat lakukan untuk meningkatkan presentase mendapatkan foto yang tajam. Berikut ini adalah beberapa tips untuk mendapatkannya:

1. Pilih fokus point secara manual

Kamera DSLR, mirrorless, tipe sensor 4/3 telah memiliki fitur pemilihan titik fokus secara manual. Coba sobat lihat melalui viewfinder atau jendela bidik kamera, kalian akan menemui beberapa titik atau persegi kecil yang berkedip ketika bekerja, itu adalah zona atau titik fokus yang bisa kalian pilih. Pastikan titik fokus tidak secara otomatis dioperasikan oleh kamera, dengan begitu kalian bisa memilih titik mana yang akan menjadi target fokus. Kenapa bukan kamera yang melakukannya secara otomatis? toh akan mempermudah kerja kita! Terkadang kamera memilih titik fokus yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Kamera terkadang memilih subyek yang terdekat, dan ini akan mengacaukan semuanya ketika Sobat memiliki subyek yang terletak dibelakang sebuah benda di foreground. Tiap model atau merk kamera biasanya memiliki perbedaan dalam mengatur cara kerja fokus. Cobalah membaca kembali buku manual kamera kalian.

2. Pilih mode fokus yang tepat

Kamera kebanyakan memiliki beberapa tipe mode fokus. Pada kamera Canon Sobat akan menemui mode Single (One Shot), AI (Artificial Inteligence), dan AI Servo. Pada kamera Nikon mode-mode fokus antara lain: AF-S, AF-C dan AF-A. Pilih salah satu yang paling pas untuk subyek yang kalian potret.

Single (AF-S) berarti bahwa kamera akan memfokuskan dan mengunci di satu obyek dan tidak akan melakukan fokus ulang sampai Sobat selesai menekan tombol shutter. AI Servo (AF-C) digunakan untuk continuous focus atau fokus berkelanjutan biasanya tepat digunakan untuk subyek yang bergerak. Pada mode ini ketika kalian menekan tombol shutter setengah, kamera akan selalu memfokuskan pada subyek yang bergerak tersebut, kamera tidak akan mengunci fokus sampai Sobat menekan tombol shutter secara penuh. AI (AF-C) berarti kamera akan memilih secara otomatis diantara Dua mode yang telah disebutkan tadi.

3. Atur minimum Shutter Speed

Banyak sekali perdebatan tentang berapa batas minimal shutter speed agar tangan kita masih mampu untuk menghandle-nya. Beberapa fotografer menyarankan agar menggunakan tidak lebih lambat dari 1/60 detik, di beberapa artikel yang lalu kami selalu menyarankan agar sobat menggunakan shutter speed minimal (1 / panjang focal length). Jika Sobat menggunakan focal length 200mm, maka batas minimal agar foto bebas blur adalah menggunakan shutter speed 1/200 detik, kecepatan shutter tersebut akan mengeliminasi blur yang diakibatkan baik dari camera shake. Semakin panjang focal length tentu akan semakin besar pula potensi terjadinya camera shake. perlu diingat bahwa jika Sobat memotret dengan kamera APS-C maka 200mm berarti seperti 350mm, jadi kalian perlu shutter speed minimal 1/400 detik. Sobat bisa bernafas sedikit lega jika memiliki lensa yang dilengkapi dengan fitur image stabilization, kalian bisa lebih leluasa mengatur shutter speed sebanyak 1 atau 2 stop, itupun masih tergantung dari tingkat kemampuan stabilitas tangan kalian. Perhatikan juga bagaimana posisi tangan kalian ketika memegang kamera saat memotret.

4. Gunakan Tripod dan Shutter Release / Trigger

Tripod berarti Tiga kaki dan tiga selalu lebih baik dari 2 bukan? Tripod bisa menjadi sahabat para fotografer untuk mendapatkan gambar yang tajam. Sobat pasti sudah tahu apa itu tripod, dan bahkan setiap fotografer pasti memiliki setidaknya satu buah tripod untuk membantu aktifitas fotografi mereka. Menempatkan kamera pada tripod saat memotret, serta penggunaan yang tepat bisa sangat membantu dalam mendapatkan foto yang tajam. Carilah tripod yang memiliki meterial kokoh dan yang pasti mampu untuk menopang bobot dari kamera kalian. Jangan sampai Sobat mengalami kejadian terburuk yang bisa terjadi dengan jatuhnya tripod beserta kamera kalian hanya gara-gara tripod kurang kuat, jadi tidak ada salahnya berinvestasi ke tripod yang relatif mahal. Tripod yang terbuat dari karbon fiber bisa menjadi pilihan yang bagus, tentu kalian harus menyediakan anggaran yang sedikit ekstra.

Trigger dan shutter release bisa menjadi tambahan yang bagus untuk dikombinasikan dengan tripod. Perangkat fotografi ini memungkinkan kita untuk memotret tanpa menyentuh kamera atau tombol shutter, tentu hal ini akan mengurangi potensi guncangan yang terjadi ketika kita menekan tombol shutter. Satu hal yang perlu diingat adalah matikan fitur Image Stabilization (IS) atau Vibration Reduction (Vr) jika sobat tengah menggunakan tripod. Kenapa? karena IS/VR bekerja menggunakan motor kecil di dalam lensa dan bergetar untuk mengkompensasi getaran kamera. Sobat tentu tidak ingin adanya getaran walau sekecil apapun ketika menggunakan Tripod.
Nah.. artikel kali ini bisa jadi konsep foto pre-wedding loh, kenapa? candlelight photography atau fotografi dengan sumber cahaya lilin bisa memperkuat kesan romantis. Hmm jadi inget masa-masa pacaran saat candlelight dinner bukan? Apakah sobat pernah mencoba melakukan candlelight photography ini? Hasilnya bisa jadi menakjubkan loh, mengingat cahaya lilin terkesan hangat dan keemasan belum lagi cahaya lilin selalu berkedip menimpa wajah subyek foto atau model.

We three...

 

Setiap bidang fotografi selalu memiliki tantangan termasuk pada foto bersumber cahaya lilin ini. Bisa dipastikan Sobat akan menjumpai kondisi rendah cahaya dan itu adalah hal pertama yang harus kalian hadapi. Berikut ini adalah beberapa tips ketika melakukan candlelight photography:

1. Matikan Flash.

Jika sobat ingin mendapatkan cahaya alami lilin maka matikan flash kalian. Cobalah menggunakan flash, dan Sobat tentu tidak akan mendapatkan cahaya hangat bewarna keemasan yang berasal dari lilin.

2. Gunakan Tripod

Sama seperti pada pemotretan rendah cahaya yang lain, gunakan tripod untuk mendapatkan gambar yang tajam. Shutter speed rendah rentan sekali dengan camera shake atau goncangan kamera. Pastikan kamera kalian tetap diam pada saat pemotretan dengan menggunakan tripod, dan pertimbangkan juga menggunakan shutter release untuk mengurangi guncangan saat Sobat menekan tombol shutter.

3. Tambahkan lilin.

Seperti yang telah kami jelaskan diatas, bahwa tantangan paling besar pada canlelight photography adalah kurangnya cahaya pada saat pemotretan. Memperbanyak lilin tentu saja bisa memperkuat cahaya, dan tentunya juga akan memberikan kalian keleluasaan dalam mengatur shutter speed,ISO dan aperture.

4. Perlebar jarak lilin.

Menggunakan satu lilin atau memposisikan lilin berdekatan di satu posisi akan menimbulkan cahaya yang membuat bayangan menjadi kuat di wajah subyek. Bayangan tersebut bisa saja apa yang kalian cari, tetapi idealnya cahaya yang menyebar rata akan membentuk bayangan yang lebih lembut.

5. Reflektor Alami

Manfaatkan taplak meja atau serbet yang bewarna putih, benda-benda tersebut bisa menjadi reflektor alami untuk menambah cahaya pada subyek foto kalian. Jika tidak percaya cobalah memotret dengan dan tanpa taplak meja yang bewarna putih, tentu foto dengan taplak meja putih akan terexpose lebih bagus dibandingkan satunya. Taplak meja tersebut memantulkan cahaya lilin ke arah wajah subyek foto. Hal ini juga berlaku pada dinding atau atap. Tentu efek nya tidak sebesar yang kita harapkan, tetapi pada kondisi rendah cahaya itu semua akan membantu kalian mendapatkan foto yang lebih baik.

6. Lensa Cepat

Jika Sobat memotret menggunakan kamera DSLR dan memiliki beberapa pilihan lensa, maka pilihlah lensa tercepat yang kalian miliki. Kenapa lensa cepat? karena lensa ini memfasilitasi kalian dengan aperture yang lebih lebar dan itu berarti akan lebih banyak cahaya yang masuk ke kamera. Sobat bisa menggunakan lensa 50mm (f/1.8 atau f1/4). Perhatikan juga bahwa dengan menggunakan aperture lebar akan menghasilkan depth of field atau ruang tajam yang sempit, dan makin sedikit area foto yang akan terfokus. 

7. Zoom dan Aperture

Jika Sobat menggunakan lensa zoom maka perhatikan bahwa semakin pendek focal length maka semakin besar pula aperture maksimal yang bisa digunakan. contoh jika kalian menggunakan lensa kit 18-55mm maka jika kalian menggunakan FL 18mm maka aperture maksimal yang bisa digunakan pun akan semakin lebar f/3.5. Jadi mendekatlah ke subyek pada saat memotret dengan menggunakan focal length pendek (lebar) untuk mendapatkan aperture maksimal yang lebih lebar. 

8. Konteks dan background

cobalah untuk tetap sesimple mungkin, jika memungkinkan tempatkan subyek didepan background bewarna putih. hindari benda-benda atau obyek yang bisa menjadi pemecah perhatian penikmat foto kalian.

9. Shutter Speed

Satu cara untuk mendapatkan banyak cahaya yang masuk ke dalam kamera adalah dengan menggunakan shutter speed lambat. Ingat bahwa dengan mengurangi kecepatan shutter maka akan meningkatkan potensi terekamnya gerakan pada foto (baik itu gerakan subyek, atau api lilin). Jika subyek pemotretan terlihat diam termasuk api lilin, cobalah menggunakan kecepatan 1/15.

10. Pengaturan ISO 

Cara lain ketika menghadapi kondisi rendah cahaya adalah dengan menaikkan atau meninggikan pengaturan ISO di kamera. Tentu ada konsekuensi ketika kalian merubah pengaturan ISo ini, yaitu timbulnya noise atau grain pada foto kalian. Jika Sobat tidak menghendaki adanya ISO, cobalah tetap menggunakan ISo dibawah 400, lebih dari itu maka kalian akan menemui noise, terutama jika kalian mencetak foto tersebut dengan ukuran besar.

11. Exposure

Jika Sobat menyertakan lilin di dalam frame, kamera kalian akan menghasilkan foto yang underexposed karena kamera melihat adanya sebuah spot yang terang. Sobat tentu mungkin akan mencoba menaikkan satu atau dua stop dari apa yang direkomendasikan oleh kamera. Ingat jangan menaikkan stop terlalu banyak, kalian akan berakhir dengan spot yang terlalu terang dalam foto kalian.

12. White Balance

Lakukan sedikit eksperimen dengan pengaturan white balance ketika melakukan candlelight photography. Lilin menyebarkan cahaya yang bewarna hangat. Pengaturan WB secara otomatis atau "AUTO" kemungkinan tidak akan memberikan warna hangat yang kalian cari. Cobalah beberapa pengaturan white balance seperti indoor dan tunsten. Jangan lupa untuk menggunakan format RAW agar kalian lebih leluasa mengatur white balance saat post processing.

13. Komposisi

Dari segi komposisi ada 2 hal yang bisa dilakukan, Sobat bisa menyertakan lilin dalam frame atau membiarkannya diluar frame. Kedua komposisi tersebut sama-sama mampu menghasilkan foto yang bagus, bereksperimenlah! Jika kalian memutuskan untuk menyertakan lilin pada frame tentu akan mempengaruhi pengaturan kamera (seperti yang telah dibahas di bagian exposure), tetapi juga akan menciptakan point of interest yang kuat, dan menuntun mata penikmat foto ke lilin-lilin tersebut, tetapi ingat juga jangan sampai lilin malah memecah perhatian dari subyek utama kalian.

14. Sumber cahaya lain

Terkadang lilin tidak mampu untuk menghasilkan cahaya yang cukup pada saat pemotretan, jika kalian merasa ini terjadi, maka pertimbangkan untuk menambah sumber cahaya lain seperti lampu yang memiliki karakter cahaya hangat/keemasan.

15. Gunakan flash yang dilengkapi dengan Colored Gel.

Poin nomor satu memang kami merekomendasikan untuk mematikan flash untuk mendapatkan natural light lilin. Tetapi bisa menjadi perkecualian jika kalian memiliki perangkat fotografi sederhana seperti colored gel. perangkat fotografi sederhana ini bisa merubah warna flash menjadi lebih hangat atau keemasan. Jangan menggunakan cahaya flash terlalu kuat, lakukan beberapa uji coba agar kalian masih bisa mendapatkan warna-warna natural dari lilin.

Belajar fotografi

http://linkshrink.net/7s6koY

Translate

Total Pageviews

Category

  • (5)
  • (12)
  • (15)
  • (39)
  • (10)
  • (1)
  • (64)
  • (4)

Page Rank

Popular Posts