Archive for March 2013

28 March 2013
Apakah sobat pernah dalam posisi seperti ini: Baru memasuki dunia fotografi dan mendapat tawaran untuk pertama kalinya memotret sebuah acara pernikahan? Dalam hati pasti sedikit merasa kebingungan dan mencari-cari tips bagaimana mengabadikan sebuah momen pernikahan yang begitu sakral dan penting bagi pasangan pernikahan tersebut. Artikel kali ini akan membahas sedikit tentang tips bagaimana memotret sebuah acara pernikahan bagi fotografer pemula, dan Kami berharap bisa bermanfaat. Jika Sobat mencari penjelasan teknis, maka kalian tidak akan menemukannya dalam artikel ini, kami menganggap Sobat telah memahami dasar-dasar fotografi seperti konsep exposure triangle, komposisi dasar dan lain-lain.


Don't Piss Me Off!

Tips Fotografi Pernikahan

1. Buatlah daftar Foto yang akan kalian ambil.

Salah satu saran yang bisa sangat membantu tentang Wedding Photography adalah meminta pasangan tersebut untuk memikirkan foto-foto seperti apa yang mereka inginkan pada saat acara pernikahan. Ini akan sangat membantu pada saat pemotretan bersama keluarga, tentunya Sobat tidak ingin ketika menyerahkan hasil foto yang bagus tetapi kalian tidak menyertakan salah satu anggota keluarga dalam foto-foto tersebut bukan?

2. Memilih koordinator foto

Memotret seluruh anggota keluarga pada saat acara pernikahan bisa terasa merepotkan loh! Biasanya kebanyakan dari mereka berjalan kesana kemari menemui anggota keluarga lain, teman, kolega dan lain-lain. Parahnya lagi Sobat pasti tidak mengenal satu-satu anggota keluarga tersebut, ditambah lagi ada dua keluarga yang berkumpul baik itu dari pihak laki-laki maupun perempuan. Mintalah pada pasangan tersebut seorang foto koordinator yang mengenal seluruh anggota keluarga, dan lebih baik dipilih dari salah satu anggota keluarga mereka. Foto koordinator bisa membantu Sobat ketika mengumpulkan mereka untuk sesi pemotretan.

3. Kunjungi lokasi acara

Kunjungi semua lokasi pernikahan dimana kalian akan memotret sebelum acara berlangsung. Memang beberapa fotografer wedding profesional tidak melakukannya, tetapi ini akan sangat membantu untuk mengetahui darimana kita memotret, merencanakan angle atau frame foto yang akan kita ambil dan melihat bagaimana kondisi pencahayaan pada waktu yang sama ketika acara pernikahan. Cobalah mengajak pasangan turut serta melihat lokasi, dan mencoba mengambil beberapa foto, siapa tahu bisa menjadi foto 'Pra-Wedding'.

4. Persiapan adalah kunci dari Wedding Photography

Potensi kesalahan besar terjadi pada saat acara pernikahan, jadi Sobat harus membersiapkan diri dengan baik. Buatlah rencana cadangan (jika pernikahan outdoor dan cuaca buruk), pastikan baterai diisi penuh, memory card benar-benar kosong, pikirkan tentang rute atau urutan pemotretan sehingga Sobat mengetahui momen apa yang terjadi berikutnya. Datanglah pada acara gladi resik jika memungkinkan dan memang jika ada acara tersebut, dari situ kalian bisa mengumpulkan informasi tentang posisi memotret, pencahayaan, urut-ututan acara dan lain-lain.

5. Ketahui apa yang menjadi harapan kedua pasangan terhadap hasil foto kalian

Tunjukkan hasil foto atau portofolio kalian pada mereka. Ketahui apa yang ingin mereka dapatkan, berapa banyak foto yang mereka inginkan, acara apa saya yang tidak boleh terlewatkan dan bagaimana foto tersebut digunakan. Pastikan kalian membuat semacam perjanjian atau deal harga jika kalian mengenakan biaya untuk Wedding Photography.

6. Matikan suara yang ada pada kamera digital kalian.

Jangan pernah menambahkan bunyi-bunyi Beep pada saat khidmadnya acara pernikahan. Matikan semua fitur suara sebelum acara pernikahan.

7. Potretlah detail-detail kecil

Ambillah gambar cincin, pernak-pernik kebaya atau gaun penganti, bunga, penataan meja dan lain-lain. Ini akan memberikan warna dan dimensi pada album pernikahan. Cobalah membuat sebuah album dengan format Wedding Magazine agar lebih memiliki mood ketika pasangan tersebut melihat album tersebut.

8. Gunakan dua kamera

Berusahalah mendapatkan kamera lain, entah itu dengan cara memohon atau meminjam ke orang lain. Gunakan dua lensa yang berbeda pada setiap kamera. Idealnya satu kamera dilengkapi dengan lensa wide (bagus untuk candid dan ruang sedikit sempit), dan satu lagi dengan lensa zoom (kalau bisa gunakan lensa yang memiliki focal length maksimal 200mm).

9. Pertimbangkan menggunakan Fotografer kedua.

Memiliki fotografer cadangan bisa menjadi strategi yang bagus, hal ini berarti Anda tidak akan bergerak atau berpidah tempat terlalu banyak pada saat acara pernikahan. Satu fotografer mengambil foto formal, dan satu lagi mengambil foto candid. Memotret sendirian akan memberikan tekanan tersendiri karena kalian akan dituntut menghasilkan foto-foto bagus disetiap momen pernikahan.

10. Berani tetapi jangan terlalu mencolok

Sikap ragu-ragu atau malu-malu tidak akan memberikan foto yang kalian cari, terkadang Sobat harus sedikit berani untuk menangkap momen, bagaimanapun juga timing merupakan segalanya dan berpikirlah untuk mendapatkan posisi yang tepat saat momen penting sehingga tidak mengganggu jalannya acara pernikahan. Bergerak atau berkelilinglah secara efisien, seperti berpindah tempat pada saat pemutaran lagu atau pidato sambutan. Bersikaplah berani ketika mengambil foto-foto penting, terutama foto yang diinginkan oleh kedua pasangan.

11. Pelajari bagaimana memanipulasi cahaya.

Kemampuan untuk memantulkan atau menyebarkan (diffuse) cahaya flash merupakan kunci dalam Wedding Photography. Sobat pasti banyak menemui sebuah acara pernikahan di dalam gedung yang memiliki kondisi pencahayaan rendah atau temaram, jika kalian diijinkan untuk bisa menggunakan flash (beberapa tempat seperti gereja tidak memperbolehkan) lihatlah apakah memungkinkan untuk memantulkan cahaya flash ke langit-langit gedung? (ingatlah bahwa memantulkan cahaya flash pada dinding dengan permukaan bewarna akan merubah warna hasil foto kalian), atau pertimbangkan juga menggunakan difuser agar cahaya flash lebih lembut. Gedung acara pernikahan tidak mengijinkan penggunaan flash? maka kalian setidaknya menggunakan lensa cepat dengan aperture lebar atau meninggikan pengaturan ISO. Sebuah lensa yang memiliki fitur image-stabilisation (IS/VR) akan sangat membantu.

12. Gunakan format RAW

Kebanyakan fotografer tentu merasa tidak memiliki cukup waktu untuk menggunakan format RAW, mengingat butuh proses lebih panjang dalam paska pemotretan, tetapi acara pernikahan terjadi sekali seumur hidup dan RAW akan sangat berguna karena memiliki fleksibilitas lebih tinggi dalam memanipulasi foto setelah pemotretan. Acara pernikahan terkadang memiliki nuansa pencahayaan yang 'tricky', maka dari itu RAW merupakan pilihan bagus guna memanipulasi exposure serta white balance menggunakan perangkat lunak.

13. Lihat hasil foto kalian pada saat acara resepsi

Salah satu keunggulan fotografi digital adalah kesiapan media. Beberapa fotografer bahkan selalu membawa notebook atau laptop pada saat acara resepsi pernikahan. Mereka melihat kembali dan membuatnya sebagai slideshow, dan memutarnya pada saat acara malam hari.

14. Pertimbangkan penggunaan background foto.

Salah satu tantangan dalam Wedding Photography adalah semua orang selalu bergerak kesana kemari, dan ini berarti background foto kalian juga akan berganti-ganti bukan? Idealnya cari BG yang teduh, rapi dan tidak ada elemen-elemen benda yang bisa mencuri perhatian penikmat foto pernikahan tersebut.

15. Jangan fembuang foto-foto jelek

Salah satu keunggulan dalam fotografi digital adalah kemudahan mereview foto-foto yang sudah kita ambil, kita bisa dengan muda menghapus foto-foto yang dianggap jelek. Sobat perlu ingat bahwa, foto pada nantinya bisa di-crop atau dimanipulasi untuk memberikan kesan seni atau abstrak dan bisa ditambahkan pada album pernikahan.

16. Merubah prespektif

Berusahalah untuk sedikit kreatif dengan jepretan-jepretan kalian. Memang pada nantinya foto-foto dalam album akan berupa foto-foto formal atau pose formal, tetapi pastikan kalian untuk menyisipkan foto-foto dengan angle pemotretan dari bawah, atas, dengan wide angle dan lain-lain.

17. Fill Flash

Ketika memotret di luar ruangan pada saat setelah acara pernikahan atau saat sesi pemotretan, Sobat mungkin sebaiknya tetap membawa flash kalian turut serta, dan gunakan teknik fill flash. Atur kekuatan atau power flash sebanyak satu atau dua stop agar foto tidak terlalu blow-out, tetapi fill flash adalah suatu keharusan ketika pada kondisi subyek yang backlit (terkena cahaya matahari dari belakang) atau pada saat siang hari yang akan mengakibatkan banyak bayangan kuat.

18. Mode Continuous Shooting

Kamera dengan fitur memotret dalam jumlah banyak pada satu waktu akan sangat bermanfaat pada acara pernikahan, jika kamera kalian mendukung fitur tersebut, maka gunakanlah. Terkadang foto kedua dari sequence foto adalah foto yang terbaik, karena mereka tampak santai dan telah beradaptasi pada momen tersebut.

19. Berharap apa yang tidak diharapkan

Rencana sempurna pun pada prakteknya bisa saja terjadi kesalahan, tetapi kesalah tersebut bisa menjadi momen yang sempurna di acara pernikahan. Banyak sekali kesalahan yang bisa terjadi pada saat acara pernikahan, seperti cincin yang terselip dan sulit ditemukan, turun hujan ketika acara resepsi berakhir dan lain-lain.
Momen seperti ini tentu akan menyebabkan sebuah kepanikan, tetapi momen seperti inilah yang bisa menciptakan kenangan yang tidak terlupakan. Cobalah mengabadikan momen tersebut, dan kalian akan mendapatkan foto-foto lucu yang membuat mereka tertawa.

20. Bersenang-senanglah

Wedding atau pernikahan adalah sebuah perayaan, dan perayaan seharusnya menyenangkan bukan? Semakin Sobat merasa senang sebagai seorang fotografer, maka percayalah kalian akan semakin santai ketika memotret.
11 March 2013
Sebagai seorang fotografer pemula atau baru belajar tentang dunia fotografi, artikel kali ini cocok untuk dibaca. Kami akan mengulas beberapa gagasan yang bisa membantu kalian dalam proses menjadi seorang fotografer.
Fotografer Pemula
Copyright: Danakore

1. Jangan tergesa-gesa membeli perangkat fotografi yang mahal

Kemungkinan untuk menghasilkan foto yang baik dengan menggunakan kamera yang murah seperti kamera saku sangat mungkin terjadi, jika tidak percaya lihat lah hasil-hasil foto berikut ini menggunakan kamera saku. Semakin banyak Sobat mengambil foto, maka kalian akan semakin mengerti tentang kebutuhan kamera ketika akan melakukan upgrade perangkat fotografi.

2. Pertimbangkan membeli Tripod

Tripod yang tidak terlalu mahal dan kokoh kiranya layak untuk dipertimbangkan, terutama jika Sobat memiliki kecenderungan tangan yang bergetar, kalian akan terkejut dan puas ketika melihat hasil jepretan dengan menggunakan Tripod. jika ingin foto lebih stabil lagi, kalian bisa menggunakan fitur timer atau shutter release ketika menggunakan Tripod.

3. Bawa kamera kalian kemanapun pergi

Peluang foto yang bagus sering kali datang ketika sobat tidak menyadari atau mengharapkannya, dan jika kalian bisa menyederhanakan perangkat kamera kalian, seperti membawa hanya tas kamera serta tripod maka bawalah perangkat tersebut kemana kalian pergi, dan tentunya kalian tidak akan menyesal ketika tiba-tiba mendapatkan peluang foto yang jarang sekali terjadi. Jika Sobat memiliki handphone yang memiliki fitur kamera, maka gunakan untuk mengambil gambar sebagai 'note' untuk pemandangan itu, dan sobat bisa kembali dengan membawa kamera yang sebenarnya.

4. Buatlah daftar foto yang ingin Sobat ambil

Jika sobat tidak bisa membawa serta kamera kalian, maka setidaknya tetaplah membawa buku saku dan selalu mencatat tempat-tempat yang sobat ingin kembali untuk memotret tempat tersebut. pastikan sobat mencatat setiap detil yang penting, seperti pencahayaan, sehingga sobat bisa kembali ketempat tersebut di waktu yang sama atau pada saat cuaca yang tepat. Jika sobat tidak ingin membawa buku saku, maka kalian bisa mengirimkan catatan via email lewat handphone,

5. Jangan mengabaikan subyek yang 'biasa' dalam fotografi

Sobat mungkin tidak melihat sesuatu yang menarik dan layak dipotret di kamar tamu atau halaman belakang, tetapi setidaknya cobalah melihat sekeliling dengan sudut pandang yang baru. Sobat mungkin bisa menemukan spektrum cahaya atau beberapa bunga liar di halaman belakang rumah kalian, seringkali sebuah obyek sederhana bisa menciptakan foto yang bagus.

6. Nikmatilah proses belajar fotografi

Hal yang paling menarik mempelajari sebuah hobi seperti fotografi, adalah tidak ada kata cukup dalam mempelajarinya. Sumber inspirasi banyak sekali bisa ditemukan disekeliling kalian. Lihatlah semua hal tersebut menggunakan mata seorang fotografer dan Sobat akan menemukan peluang foto yang tidak kalian sadari sebelumnya.

7. Manfaatkan Sumber online belajar fotografi gratis

Pelajari foto-foto yang dihasilkan oleh fotografer profesional melalui situs seperti flickr, atau website yang berbagi informasi tentang teknik fotografi seperti InFotografi, disana bisa kalian temukan inspirasi dan tips tentang dunia fotografi. Jika Sobat tertarik untuk belajar mengenai post-processing dan masih belum ada anggaran biaya untuk membeli software seperti Adobe Photoshop, cobalah gunakan software free seperti GIMP

8. Terus melakukan uji coba pada pengaturan kamera

Kamera saku yang Sobat miliki bisa jadi memiliki fitur yang jauh lebih fleksibel dari yang kalian ketahui sekarang. Bacalah buku petunjuk atau manual untuk bantuan mengartikan simbol-simbol yang ada dalam pengaturan kamera. Cobalah memotret satu subyek dengan menggunakan pengaturan yang berbeda, lihat dan pelajari serta  pilihlah hasil mana yang paling kalian sukai. Ketika me-review ulang foto-foto tersebut pada komputer, coba lihat EXIF data setiap foto untuk melihat kembali pengaturan kamera yang kalian gunakan saat memotret.

9. Pelajari aturan-aturan dasar

Seperti yang kita ketahui, banyak sekali informasi tentang dunia fotografi tersebar secara online di internet. Mulailah dengan beberapa artikel tentang komposisi. Terbukalah pada pendapat - pendapat dari fotografer yang lebih berpengalaman mengenai teknik fotografi yang mereka gunakan. Sobat tentunya harus mengetahui dan memahami aturan dasar sebelum melanggarnya bukan?

10. Memotretlah secara rutin

Cobalah memotret sesuatu setiap hari, jika Sobat tidak bisa melakukannya, maka pastikan kalian berlatih secara rutin sehingga Sobat tidak lupa apa yang telah kalian pelajari sebelumnya. Cara yang paling baik melakukan ini adalah memberikan pada diri sendiri sebuah tantangan fotografi setiap minggunya.

11. Jangan takut untuk bereksperimen

Jika Sobat menggunakan kamera digital, lakukan uji coba secara terus menerus dan kemungkinan besar kalian akan menemukan sesuatu yang sangat kalian sukai, dan tentunya kalian akan belajar banyak melalui proses belajar ini.
Selamat Mencoba!!
Sobat mungkin pernah bertanya ketika menjelajah menu kamera atau sedang mereview hasil jepretan kalian dan menemukan sebuah layar berlabel 'Histogram'. Apakah Histogram itu dan mengapa saya harus memperhatikannya? Apakah ada bentuk ideal dari grafik Histogram? Apakah tujuan dari Histogram?


Apa itu Histogram

Kita setidaknya harus meluangkan waktu untuk membahas topik tentang Histogram ini. Kami akan sedikit mengulas sedikit overview serta jawaban tentang pertanyaan diatas. Histogram merupakan tool yang sangat berguna untuk membantu banyak sekali pemilik kamera dalam mengambil rangkuman atau kesimpulan singkat dari range tonal setiap  foto mereka. Grafik Histogram menggambarkan tone pada gambar kalian, dari hitam (sisi kiri) ke putih (sisi kanan). Semakin tinggi grafik di setiap titik maka lebih banyak pixel tone tersebut yang ada pada gambar, jadi sebuah grafik Histogram yang memiliki banyak pixel gelap akan cenderung contong ke kiri, dan sebaliknya gambar yang memiliki tone lebih terang akan cenderung tinggi di sisi kanan.
Salah satu kelebihan Histogram adalah bahwa meski dengan layar kecil LCD yang ada pada kamera, Sobat bisa memeriksa kembali atau me-review hasil foto kalian, dan melakukan perubahan pengaturan kamera jika histogram memberikan informasi bahwa hasil foto terlalu gelap atau terang. Seperti yang kita tahu bahwa ukuran LCD kamera relatif kecil untuk melihat hasil foto kita, dan sering kali kita pulang dan menemukan hasil foto underexposure maupun overexposure ketika melihat kembali pada layar komputer yang ukurannya lebih besar dari LCD kamera.

Beberapa contoh Histogram

Mari kita lihat beberapa contoh histogram dan ulasan dibawah ini:
Mengenal Histogram
Foto Bunga tersebut memiliki exposure yang pas, seperti yang terlihat pada grafik brightness atau kecerahan dari kiri ke kanan
Mengenal Histogram
Pada foto tanaman kedua ini tampak tidak memiliki exposure yang benar, pada grafik terdapat perbedaan yang besar pada sisi kanan Histogram. Sebagian besar foto tampak gelap dan underexpose
Mengenal Histogram
Pada foto Bunga ketiga, tampak benar-benar over exposure dan 'washed-out'. Hal ini bisa dilihat dari sisi kanan histogram yang menjulang tinggi, ini berarti area terang dipenuhi oleh warna putih dan bukan detil highlight

Apakah Ada Ideal dari Grafik Histogram?

Seperti pada sebagian besar aspek yang ada dalam dunia fotografi, kecantikan dan keindahan tergantung pada mata yang melihatnya dan selalu ada unsur selera pribadi dan cara yang berbeda dalam mengekspresikan diri sendiri sebagai seorang fotografer. Tidak ada di dunia ini yang bernama Histogram 'Sempurna', Subyek serta jenis fotografi yang berbeda akan memberikan hasil yang berbeda pula. Sebagai contoh ketika memotret foto siluet akan memberikan sebuah grafik Histogram yang memiliki puncak di kedua ujung spektrum, dan tidak ada banyak dibagian tengah grafik.
Pada umumnya memang kita akan selalu menginginkan hasil foto dengan range tonal yang seimbang dan tersebar. Foto yang memiliki exposure yang benar biasanya akan memiliki puncak ditengah dan meruncing ke arah tepian grafik.
Tips:

  • Kamera digital saat ini sudah banyak yang dilengkapi dengan fitur pengaturan kecerahan layar LCD, guna melihat kembali hasil foto yang sudah diambil. Menambah tingkat kecerahan atau melihat layar dengan kecerahan yang terlampau tinggi bisa mengakibatkan kesalahan evaluasi exposure. Histogram adalah cara yang lebih baik jika Sobat merasa ragu terhadap hasil foto ketika mengevaluasinya melalui layar LCD di kamera digital.

Apakah Sobat Tahu?

  • Perangkat lunak pengolah gambar atau Digital Photo Editor seperti Photoshop, Lightroom memiliki fitur yang mirip dengan Histogram yang ada pada kamera digital guna membaca tingkat kecerahan sebuah gambar.
Kamera DSLR memungkinkan seseorang untuk mengambil banyak foto-foto sesuai dengan kreatifitas mereka, tetapi untuk mengerti serta memahami pengaturan kamera pasti membutuhkan sedikit waktu untuk beradaptasi. Percaya atau tidak jika sobat ingin sekali segera menghasilkan foto yang bagus, hal ini mungkin akan membuat frustasi, tetapi bagaimanapun juga, satu-satunya cara adalah memastikan kamera kalian diatur dengan benar guna menghasilkan foto-foto seperti yang Sobat inginkan.
Setting kamera digital



Quality Control

Apakah Sobat pernah memperhatikan format file yang kalian gunakan dalam memotret? Apakah Sobat lebih memilih menggunakan format RAW daripada JPEG? Foto-foto yang diambil dengan menggunakan format RAW akan memiliki fleksibilitas lebih ketika melakukan paska produksi atau editing dengan perangkat lunak seperti Photoshop atau GIMP.
Gunakan ISO antara 100 sampai 400, dan cobalah untuk mendapatkan sensitifitas cahaya paling renda. Beberapa kamera digital akan menghasilkan Noise pada ISO tinggi. Noise biasanya dalam foto terlihat seperti butiran pasir
Ketika membicarakan White Balance, Sobat bisa membiarkannya otomatis, tetapi jika Sobat telah percaya diri perihal penggunaanya sesuai dengan kondisi pencahayaan saat memotret maka silahkan kalian atur lebih detail, seperti ke Tungsten atau Cloudy

Key Control

Aperture dan Shutter Speed bisa dikatakan sangat krusial. Dampak kombinasi dari Dua pengaturan ini tidak hanya pada jumlah cahaya yang masuk ke dalam lensa, tetapi juga pada bagaimana foto kalian akan dihasilkan.

Aperture mengendalikan Depth of Field dengan menentukan area mana saja yang akan terlihat tajam, jika Sobat memilih Depth of Field sempit dengan Foreground tajam dan Background blur, maka Sobat harus menggunakan Aperture lebar (contoh: f/2.8), dan begitu juga sebaliknya.
Shutter Speed mengontrol apakah obyek gerak terekam 'freeze' atau blur (baca artikel: Bagaimana membuat foto Blur). Semakin lambat Shutter Speed, maka akan ada lebih banyak motion blur yang tercipta.
Setting Kamera Digital

Pengaturan Mode Exposure yang Tepat

Kamera DSLR memberikan beberapa fitur mode exposure, dari full otomatis seperti yang ada di kamera saku, sampai ke full manual. Dua mode semi-otomatis yang paling populer dalam memberikan sisi kreatifitas adalah Aperture Priority dan Shutter Priority.
Aperture Priority memungkinkan kalian untuk memilih Aperture sesuai keinginan, dan kamera memilih Shutter Speed yang dibutuhkan secara otomatis. Pilih Shutter Priority jika kalian sudah mengetahui berapa kecepatan Shutter yang akan digunakan, dan kamera akan menangani pemilihan aperture untuk mendapatkan exposure yang pas. Sederhana bukan?

Gunakan Metering yang Tepat

Mode Metering akan tergantung pada kamera serta merk-nya, tetapi ada tiga macam metering yang umum terdapat pada sebuah kamera DSLR yaitu: Multi-zone, Centre-Weighted Average dan Spot. Mode Multi-Zone membaca cahaya dari keseluruhan area. Sangat cocok untuk kebutuhan sehari-hari dan akurat untuk kebanyakan situasi. Centre-Weighted Average membaca sebanyak sekitar 70% dari tengah frame, ideal untuk mengambil gambar Portrait. Metering Spot membaca hanya sebatas area kecil, oleh kerena itu metering ini sedikit sulit diaplikasikan oleh fotografer pemula.

Pengaturan AF dan Mode Drive

Kamera DSLR menawarkan beberapa mode fokus. Dua pengaturan fokus yang utama adalah Single-Servo untuk obyek diam, dan Continuous-Servo untuk obyek gerak. Kebanyakan kamera membolehkan penggunanya untuk menggunakan fokus secara manual.
Mode Drives memungkinkan kita untuk menentukan apakah kita akan mengambil foto dengan single frame setiap jepretan atau lebih dari satu jepretan selama kita menekan tombol Shutter.

Memanfaatkan Layar LCD.

Layar LCD bisa membuat kita memberikan salah penilain exposure jika kita tidak mengatur tingkat kecerahannya secara benar. Biasakan untuk mereview exposure sebuah foto menggunakan histogram atau tone chart. Sebuah grafik histogram yang cenderung memuncak di sisi kiri menandakan foto tersebut under-exposure, memuncak di sebelah kanan menandakan over-exposure.

Tips Setting Kamera Digital

Posted by Unknown
Orang pintar belajar dari kesalahan, dan Orang yang bijak belajar dari kesalahan orang lain. Artikel kali ini akan mengulas tentang kesalahan-kesalahan umum yang seringkali dilakukan oleh seorang fotografer pemula. Tulisan berdasarkan foto-foto yang disharing oleh Sobat-Sobat InFotografi baik di Akun Twitter, Facebook Fan Page. Apakah Sobat masih menemukan foto-foto dengan kesalahan yang akan kami ulas berikut? Kami mengasumsikan Sobat telah mengerti teknik dasar dalam dunia fotografi.
Playing the piano

Cepat Menyerah

Percaya atau tidak, banyak orang yang malakukan hal ini. Mereka telah investasi kamera yang bagus, telah mempelajari apa yang dibutuhkan dalam dunia fotografi, dan mereka berkeliling di tempat-tempat eksotis, tetapi setelah merasa sedikit lelah, lapar atau bosan, maka kamera mahal tersebut akan terbengkalai. Mereka pada umumnya bahkan tidak pernah mengeksplorasi sebuah scene lebih dalam lagi, dan menganggap foto pertama yang mereka ambil adalah yang terbaik. Pengalaman membuktikan bahwa Kita akan mendapatkan foto yang lebih bagus lagi hanya dengan meluangkan waktu menemukan dan mencoba semua prespektif yang ditawarkan oleh sebuah obyek.

Menggunakan Lensa Wide untuk Portrait

Kamera DSLR pada umumnya berada pada Focal Length terpendek ketika disimpan didalam tas. Wide-angle biasanya juga menjadi pengaturan default bagi kebanyakan fotografer, tetapi pada kenyataanya ketika digunakan pada foto Portrait akan menghasilkan distorsi yang pasti tidak Sobat inginkan, apalagi jika kalian memotret terlalu dekat pada obyek. Gunakan zoom-in dengan focal length terpanjang pada lensa kalian, jangan sampai menciptakan "karikatur" hanya dikarenakan distorsi yang diakibatkan oleh focal length pendek (contoh 18mm). Focal Length panjang (telefoto) akan meratakan prespektif, mambuat foto Portrait akan lebih atraktif.

Portrait @10mm

Foto Blur akibat Camera-Shake

Hasil foto seperti ini yang sering kali menimbulkan penyesalan. Pada Shutter Speed lambat seperti 1/8 detik dan bahkan terkadang di 1/80 detik, kamera akan merekam dampak dari goyangan kamera (camera-shake). Fotografer pemula tidak pernah menyadarinya, dan para fotografer PRO sering mengasumsikan foto tersebut baik-baik saja dan tidak berniat untuk menaikkan pengaturan ISO. Guncangan kamera bisa sangat mengganggu, kecuali jika memang disengaja, dan yang pasti banyak lomba atau majalah tidak ingin menggunakan foto yang semacam ini bukan?
Cara untuk mendapatkan foto tajam adalah dengan berusaha sebaik mungkin agar kamera tidak bergerak (diam), dan salah satu metode terbaik yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan Tripod. Tidak masalah jika Sobat tidak ingin repot membawa Tripod kesana-kemari, atau tidak ingin berinvestasi pada perangkat ini. Lensa-lensa modern saat ini sudah banyak yang memiliki fitur untuk mengurangi dampak dari camera-shake, dan kamera modern sudah memiliki kualitas bagus pada pengaturan ISO tinggi (sehingga Sobat bisa tenang menggunakan Shutter Speed cepat). Pastikan Sobat diam tidak bergerak untuk beberapa detik ketika memotret, hal ini akan menghindarkan foto kalian dari dampak camera-shake. Jangan takut untuk menaikkan pengaturan iso, jika masih mendapatkan Shutter Speed yang terlalu lambat, dan jika mamungkinkan, carilah sesuatu yang bisa jadi pendukung agar kamera kalian tetapi diam.

Tidak Ada Subyek yang Jelas pada Foto

Sebuah foto tidak akan menarik jika tidak memiliki kejelasan apa yang ingin disampaikan oleh si fotografer, atau bisa karena terlalu banyak elemen yang mengganggu dan memecah perhatian penikmat foto dari subyek utama foto. Kecendurungan ini umumnya terjadi karena perbedaan antara bagaimana kita melihat dunia nyata dan bagaimana kamera mengabadikannya. Sobat bisa mengatasi hal ini dengan beberapa cara: Mendekatlah pada obyek, orang seringkali ingin sebisa mungkin memotret semua adegan atau pemandangan dengan menggunakan wide-angle dari kejauhan, tetapi ini akan membuat subyek terlihat kecil, banyak detail akan terlewatkan, contoh yang lain adalah memotret manusia atau hewan dari kejauhan dengan alasan takut mendekat. Berusahalah untuk mendekat, bereksperimenlah agar subyek menjadi menonjol dengan menggunakan warna atau pencahayaan. Periksa elemen-elemen yang menggangu yang ada di background, dan pastikan Sobat tahu apa yang kalian potret.
8 March 2013
Candid Photography selalu memiliki kesan tersendiri, baik dalam aktifitas keseharian maupun pada acara-acara formal seperti pernikahan, seminar, pertemuan, dan lain-lain. Banyak klien kami terdahulu sering meminta untuk memotret acara-acara yang mereka adakan dengan cara khas "paparazi" ini. Pada acara-acara tersebut setidaknya ada dua fotografer, satu fotografer memotret secara formal, dan satu lagi bergerak di belakang layar dan mengabadikan momen melalui fotografer candid.
Anatomy of a Laugh

Sobat belum pernah melakukannya? Kalian pasti akan terkejut ketika menggabungkan hasil foto formal dengan candid. Foto-foto tersebut ternyata bisa saling melengkapi dan menyajikan sebuah cerita tersendiri. InFotografi kali ini akan mengulas beberapa tips yang bisa membantu fotografer pemula untuk meningkatkan hasil jepretan-jepretan candid. Catat bahwa tips ini bukan tentang bagaimana menyelinap seperti yang dilakukan "paparazi", dalam artian memotret tanpa ijin, tetapi bagaimana menambah kesan candid pada setiap foto kalian.

Bawa kamera kemanapun kalian pergi

Cara terbaik dalam menghasilkan foto yang spontan adalah selalu siap baik itu perangkat maupun fotografer. Setidaknya Sobat selalu membawa kamera DSLR yang selalu siap untuk dikeluarkan dari tasnya, atau juga bisa selalu membawa kamera point and shoot yang berkualitas bagus, yang bisa dengan mudah memotret ketika kalian menemukan moment-moment bagus. Selalu membawa kamera kemanapun kalian pergi juga bisa membantu orang lain terbiasa ketika Sobat memotret, mereka akan lebih santai ketika kalian memotretnya dan tetap berinteraksi satu sama lain. 

Gunakan zoom

Semakin Sobat berada jauh dari subyek, maka kemungkinan mereka menyadari sedang dipotret semakin kecil, dan mereka akan tetap santai dan lebih natural. Menggunakan Zoom panjang memungkinkan kalian untuk memotret diluar ruang personal mereka tetapi Sobat tetap bisa merekam kedekatan mereka berinteraksi satu sama lain.

Matikan flash

Flash bisa menjadi sebuah sinyal atau tanda bahwa mereka sedang dipotret. Cahaya flash yang langsung ke arah mereka bisa "membunuh" moment yang ada pada saat itu, jadi sebisa mungkin jangan menggunakan flash pada saat melakukan fotografi Candid. Naikkan pengaturan ISO jika Sobat berada pada kondisi rendah cahaya atau low-light, gunakan lensa "cepat", buka aperture selebar mungkin.

Perbanyaklah foto

Kami sepertinya sudah pernah membahas tentang continuous shot bukan? Sobat terkadang akan menemukan foto yang mengejutkan diantara serial foto tersebut. Foto itu akan kental dengan suasana spontan dan kalian tidak akan mendapatkannya jika hanya memotret satu foto. Atur kamera kalian ke mode Continuous Shot sehingga kalian bisa memperbesar kesempatan mendapatkan foto candid yang sempurna.

Posisi Strategis

Fotografi candid adalah tentang bagaimana merekam momen secara spontan, dan mendapatkan foto sempurna diwaktu yang tepat. Cobalah untuk berpikir selangkah kedepan dan selalu menerka apa yang selanjutnya terjadi bisa membantu menambah peluang untuk mendapatkan foto candid yang sempurna. Sebagai contoh ketika memotret di acara pernikahan, berpikirlah apa yang akan terjadi pada saat upacara pernikahan dan dimana tempat terbaik untuk menangkap momen-momen tersebut. Apa yang akan dihadapi oleh seseorang? Apa yang akan mereka lakukan? Seperti apa cahaya yang ada? Mempertimbangkan pertanyaan tersebut akan membuat kalian menjelajah ruangan secara efektif.

Intertwined

Potretlah orang yang sedang beraktifitas.

Foto orang yang beraktifitas cenderung lebih menarik dibandingkan mereka hanya duduk manis. Subyek akan terfokus pada sebuah aktifitas yang bisa menambah energi pada sebuah foto, dan tentunya foto tersebut akan lebih memiliki cerita. Timing adalah segalanya dalam foto candid, jadi tunggu perhatian mereka teralihkan dari kalian dan fokus terhadap apa yang mereka lakukan.

Potret Orang yang sedang berinteraksi

Foto terkadang bisa terlihat sangat menarik jika ada lebih dari satu orang di dalamnya. Foto seperti ini akan menyampaikan relasi atau hubungan di dalam sebuah foto. Bahkan meskipun didalam foto ada dua orang atau lebih yang tidak sedang berinteraksi, masih saja bisa menambah kedalaman serta nuansa cerita. Candid idealnya memang diantara orang-orang tersebut berinteraksi antar subyek sehingga bisa menambah emosi dalam foto tersebut.

Memotretlah serendah mungkin

Jika subyek foto kalian sadar bahwa sobat disana dan mengarahkan kamera pada mereka, kemungkinan besar mereka akan bereaksi sedikit tidak alami. Salah satu keuntungan kamera digital adalah tidak membutuhkan biaya yang banyak untuk puluhan bahkan ratusan foto, jadi cobalah memotret tanpa mengangkat kamera terlalu tinggi. Sobat bisa menggunakan angle lebar untuk melakukannya secara efektif.

Perbanyak prespektif

Memotret dengan angle rendah tentu akan memberikan prespekfif yang berbeda. Hal ini tentu akan menambah kealamian foto candid, tetapi terkadang Sobat akan menemui kegagalan seperti foto yang tidak fokus atau tidak terkomposisi dengan benar, dan foto terkesan diambil secara acak. Cobalah juga foto dengan prespektif lain dengan berbagai cara seperti jongkok, dari tempat tinggi, framing, zoom, wide angle, dan lain-lain. Prespektif baru ini akan membuat foto kalian lebih terlihat fresh dan mengejutkan. 

New York City - Halloween Candid

Framing

Sebuah trik yang cukup berhasil pada foto candid adalah framing dengan menggunakan elemen yang ada pada foreground sehingga terlihat kalian bersembunyi dibelakangnya. Sobat bisa memotret dari belakang pundak seseorang, menyertakan cabang pohon atau bahkan bingkai jendela atau pintu.
Selamat Mencoba :)
5 March 2013
Sepertinya banyak foto yang diambil oleh para fotografer pemula memiliki banyak detil, dan akhirnya menjadi elemen yang menarik perhatian dari subyek utama foto, atau malah bisa terkesan ada terlalu banyak Point of Interest di dalam foto tersebut.


After the Storm

Tip kali ini yang bisa diberikan oleh InFotografi adalah, cobalah pada saat memotret untuk sedikit menganalisa sebelum menekan tombol shutter. Lihat pada gambar dan tanyakan pada diri kalian sendiri apakah ada framing alternatif lain yang bisa digunakan sehingga mampu untuk menghilangkan beberapa elemen yang berpotensi menjadi pemecah perhatian atau distraction dan mampu untuk memperbesar efek dari subyek utama bagi penikmat foto.

Sobat bisa menggunakan framing ketat, atau memotret dari angle berbeda pada kebanyakan kondisi bisa membantu mendapatkan kesederhanaan dalam sebuah foto.

berikut ini adalah beberapa contoh foto yang 'simple' atau 'minimalis'. Coba ambil foto sederhana dan minimalis kalian dan share dengan kami baik melalui twitter ataupun facebook fan page.

hear the silence**

After the Storm

Nothing Can Happen to Us

Costa Quebrada

Sederhana Dalam Sebuah Foto

Posted by Unknown
Seorang yang baru saja terjun ke dunia fotografi tentu tidak pernah mempertimbangkan untuk belajar tentang komposisi fotografi. Mereka kebanyakan komposisi hanya berlaku bagi seorang pelukis. Kenapa? coba sobat bayangkan saja, tentu tidak mungkin bukan menanyakan pada seseorang yang sedang berlari mengejar Bis kota, "Maaf bisakah Anda berposisi disini? Saya lagi mencoba mengaplikasikan Rule of Thirds!" lalu dimana letak poin komposisi dalam fotografi? Bagi Fotografer pemula yang tidak menghiraukan komposisi fotografi akan berakhir pada banyaknya stock foto dalam hard disk mereka dan foto-foto itu pasti tanpa pertimbangan, tidak peduli apakah obyek foto tersebut bergerak atau diam.
Running to Publics

Sobat termasuk kategori diatas dalam belajar fotografi? dan belum mempertimbangkan perihal komposisi? maka berikut ini adalah beberapa aturan yang layak untuk dilakukan untuk memulai memasukkan komposisi dalam setiap jepretan kalian. Aturan secara alami memang dibuat untuk dilanggar, tetapi Sobat tidak bisa melanggarnya sebelum kalian menguasai aturan-aturan tersebut.
Rule of Thirds - Infotografi sempat mengulas dalam artikel sebelumnya, dan kami percaya aturan ini sudah banyak diketahui oleh fotografer di dunia. Kamera DSLr bahkan kebanyakan sudah dilengkapi dengan visual grid dalam viewfinder. Aturan ini menyatakan bahwa untuk membuat sebuah gambar yang menarik, fokuskan Focal Point di salah satu garis atau titik di sepertiga bagian frame. Sebagai contoh tempatkan horizon sebuah foto landscape pada sepertiga bawah dan jangan tepat di tengah-tengah frame, sebuah pohon yang ada di sebuah tempat terbuka hendaknya tempatkan  sejajar dengan salah satu dari dua garis vertikal.

Rule of Thirds
Rule of Odds - atau dalam bahasa kita adalah aturan ganjil. Aturan ini menyatakan bahwa sebuah gambar akan tampak lebih menarik secara visual ketika subyek berjumlah ganjil, sebagai contoh jika Sobat memotret di sebuah tempat dan ada lebih dari satu orang, maka jangan memotret 2 orang, ambil foto 3, 5, atau 7 orang dalam kelompok. Sobat mungkin akan merasa geli ketika mendengar aturan ini bukan? Tentu aturan ini kurang berlaku ketika memotret sebuah acara pernikahan atau foto keluarga dengan jumlah genap, tetapi gunakan aturan sebisa mungkin ketika tidak memotret 'real life' atau sebuah event (still life, kelompok orang, bunga dan lain-lain). Penelitan menunjukkan bahwa seseorang akan lebih mudah dan nyaman ketika melihat gambar dengan subyek yang berjumlah ganjil.

yearning
Rule of Space - Aturan ruang kosong ini erat hubungannya dengan Rule of Thirds. Rule of Space biasanya sudah ada dalam otak kita, dan kita tidak sadar sejatinya itu adalah sebuah aturan dasar komposisi fotografi. Aturan ini menyatakan bahwa untuk menggambarkan sebuah pergerakan, konteks serta ruang yang lebih besar maka Sobat perlu memasukkan ruang kosong yang bebas dari 'clutter' atau pemecah perhatian. Sebagai contoh, jika sobat memotret seorang yang sedang berlari, maka berikan ruang kosong untuk tujuan lari, jangan memberikan ruang kosong di belakang pelari karena tidak membantu penikmat foto untuk melihat kedepan arah pelari. Contoh lainnya adalah ketika memotret wanita yang sedang tertawa, maka berikan ruang kearah dimana dia tertawa. Hal ini akan mengakibatkan penikmat foto kita berpikir apa yang sedang dituju oleh pelari atau apa yang sedang ditertawakan oleh wanita tersebut. Ini adalah alasan kenapa Rule of Space erat kaitannya dengan Rule of Thirds, ketika memberikan ruang kosong pada frame, maka akan otomatis juga akan mengaplikasikan Rule of Thirds.

View Point - Dalam dunia fotografi aturan ini juga dikenal dengan POV atau Point of View, dan ini adalah aturan paling dasar dari komposisi fotografi. Sangat sederhana dan mudah diaplikasikan semudah menekan tombol shutter. Sobat adalah penikmat foto, Mata sobat adalah mata mereka, jika Sobat memotret seekor kucing pada eye level yang sama, penikmat foto kalian juga akan melihat pada eye level yang sama dengan kucing tersebut (memberikan kesan kesetaraan), jika Sobat memotret kucing dari bawah, maka penikmat foto akan melihat kucing dari bawah juga (memberikan kesan dominasi) dan jika Sobat memotret kucing dari atas, maka kalian berarti menyampaikan perasaan superioritas dari penikmat foto terhadap kucing tersebut.

Aturan Komposisi Fotografi

Posted by Unknown
Tulisan pendek kali ini masih berhubungan erat dengan artikel beberapa minggu lalu tentang Rule of Thirds, dan penempatan subyek foto di satu sisi frame foto guna mendapatkan keseimbangan komposisi. Pertanyaan yang mungkin muncul di benak para fotografer pemula adalah:
Dimana seharusnya Saya menempatkan subyek foto dalam gambar agar tampak bagus? di sisi sebelah kiri atau kanan?
 

Jawaban terbaik bagi pertanyaan diatas adalah "Tidak ada masalah dengan penempatan di sisi sebelah kiri ataupun kanan", tetapi ada satu hal yang bisa dijadikan pertimbangan ketika melakukan komposisi. Aturan pakemnya adalah jika seseorang (bisa juga hewan) yang Sobat potret melihat atau bahkan menoleh ke satu arah, maka tempatkan subyek di sisi bersebrangan dengan arah yang mereka tunjuk.


Gambar dalam artikel ini, Kami harap bisa mengilustrasikan bagaimana menempatkan subyek saat memotret dengan kondisi diatas. Kepala dari subyek dalam foto tersebut mengarah ke satu arah ke kiri atau kanan, dan fotografer yang memotretnya memberikan ruang kosong (space) di sisi dimana mereka melihat atau menoleh. Alasannya untuk ini adalah, ketika penikmat melihat sebuah hasil jepretan yang menggambarkan seseorang sedang melihat ke satu arah, maka mata penikmat foto juga akan terbawa ke arah tersebut.

Aturan dalam fotografi tentunya juga bisa dilanggar bukan? dan tentu jika dilakukan dengan pertimbangan yang tepat akan menghasilkan foto yang menarik. Aturan tersebut secara estetika mungkin tidak selamanya akan berlaku. Melanggar aturan tersebut bisa meninggalkan sedikit misteri dan keingintahuan penikmat foto terhadap cerita yang tersirat, dan tentunya perasaan tersebut bisa menguatkan reaksi terhadap foto kalian bukan?
3 March 2013
Sebenernya membuat efek grunge ini gampang banget.. intinya cuman gabung-gabungin gambar aja…
gak percaya ??
Ini nih bukti nya :
sebelumnya… saya pake gambar-gambar ini untuk membantu pembuatan efek
batuoldpaper tembok
Klik untuk download gambar-gambar diatas.
Sekarang ke inti nya yah..
Buka gambar yang mau diedit
efek grunge 1
duplikat layer dengan menekan ctrl + J
efek grunge 2
Klik Image > adjustment > desaturate atau ketan eh tekan di keyboard CTRL + Shift + U untuk membuat foto jadi hitam putih.
Opacity nya kurangi jadi 50%
efek grunge 3
sekarang tekan ctrl +J lagi di layer background untuk menduplikat layer background. pindahin hasil duplikat ke paling atas
efek grunge 4
Klik Filter > Other > Highpass
efek grunge 5
Ubah layer style menjadi Vivid light
efek grunge 6
edit foto dasar udah selesai.. sekarang kita main-main dengan gambar yang lain..
buka gambar oldpaper.jpg
drag ke foto yang tadi diedit
efek grunge 7
atur sedemikian rupa.. atau di pas- in aja setiap ujung nya..
sekarang ubah layer style menjadi menjadi COlor burn
efek grunge 8
sekarang buka juga batu.jpg .. drag gambar texture batu ke dalam foto yang lagi diedit
efek grunge 9
Klik add vector mask..
lalu klik brush tool (warna hitam) warnai bagian muka nya.. biar nanti keliatan jelas..
ubah layer style menjadi multiply
efek grunge 10
hasilnya kayak gini
efek grunge 11
sekarang buka lagi gambar bantuan terakhir.. gambar tembok.jpg.. Drag ke dalam foto dan atur seperti gambar dibawah
efek grunge 12
Ubah Opacity nya jadi 50%
Klik add vector mask .. warnai dengan brush tool seperti gambar.
efek grunge 13
Hasil akhir nya :
chandra
Gampang kan ya ?
selamat mencoba!
kali ini tentang bagaimana cara memisahkan Objek dengan background nya.. sebenernya ada banyak cara sih.. tutorial sebelum-sebelum nya juga udah pernah dibahas kok.. Tapi kali ini saya coba pake cara EXTRACT…
Langsung aja deh yaa ..
Buka photo yang mau diedit..

Sekarang kita langsung pisahin objek sama background nya… Klik FILTER > EXTRACT
di jendela extract ada menu-menu juga :

Highlighter tool : untuk menandai (masking)  batas antara background dan objek yang mau dipisahin.
Brush tool : untuk menandai (masking)  area yang mau dipisahin
Eraser Tool : menghapus masking jika ada kesalahan
Eyedropper tool : untuk menentukan warna sesuai dengan sample nya..
Clean Up tool : hanya muncul kalau hasil masking di preview ini gunanya untuk merapikan hasil masking dengan menghapus
Edge TouchUp TOol : Hanya muncul kalau hasil masking sudah dipreview , gunanya untuk merapikan hasil masing dengan cara menambah.
Zoom tool : Untuk memperbesar atau memperkecil gambar ( klik untuk memperbesar, ALT+ klik untuk memperkecil)
Hand tool : untuk menggerakan jendela gambar
Sekarang klik Highlighter tool , drag di perbatasan antara background dan objek ..

Bisa di zoom gambarnya untuk objek yang perlu detail pengerjaan nya.. Untuk membersar kecilkan brush cukup menekan tombol [ atau ]
[ : untuk mengecilkan brush
] : untuk membersarkan brush
Seleksi Semua nya sampai detail-detailnya seperti rambut ..

Kalo sudah beres semua, Klik brush tool, lalu klik di area yang akan diambil objeknya..

Klik Tombol Preview untuk melihat hasilnya … biasanya sih pasti ada yang kurang.. misalnya masih blom rapi, ada bagian yang mau kita ambil tapi kepotong.. dan lain-lain..
Gimana cara beresinnya ?
GUnakan clean up tool dan edge touch up tool
Bersihkan dengan clean up tool kalo masih kurang rapi, dan kalo ada bagian yang kehapus, gunakan touch up tool.. penggunaan nya tinggal drag & drop aja kok..

Hasilnya kira-kira nanti begini ..

Sekarang buka gambar Background yang lain, saya pake gambar situasi Broadway..

Drag Foto yang tadi diedit ke gambar background yang lain

Atur sedemikian rupa .. lalu cari pencahayaan dan pewarnaan supaya serasi dengan background. Bisa juga menggunakan Hue/saturation untuk penyesuaian.. bisa dicari-cari kok.. itu sangat menyenangkan hehehe..

Kita beri efek lagi..
Klik Add new fill and adjustment layer > Channel Mixer

Atur Channel mixer nya :

Bisa ditambahin dengan new fill and adjustment yang lain… silahkan bermain-main aja..
yang paling penting cara cropping nya harus bener..

Hasilnya :

Selamat Mencoba !

Belajar fotografi

http://linkshrink.net/7s6koY

Translate

Total Pageviews

Category

  • (5)
  • (12)
  • (15)
  • (39)
  • (10)
  • (1)
  • (64)
  • (4)

Page Rank

Popular Posts