Showing posts with label Tips prewed. Show all posts
16 April 2013
Diantara sobat infotografi pasti banyak yang sering memotret atau mendokumentasikan acara pernikahan,
yang jadi pembahasan kali ini adalah apa sih yang sobat siapkan pada
malam sebelum acara sakral tersebut? tentu berkaitan dengan perangkat fotografi
yang akan digunakan besoknya :) Jangan sampai aktifitas memotret
tersebut kacau balau dan kalian kehilangan banyak momen berharga hanya
karena Sobat kurang mempersiapkan diri. Berikut adalah beberapa hal yang
setidaknya perlu untuk dipersiapkan bagi fotografer sebelum memotret
acara pernikahan.
1. Hubungi pasangan pernikahan atau pengantin perempuan
dan konfirmasikan semua detail yang telah dibahas ketika mendiskusikan
foto seperti apa yang mereka inginkan, dan tentu item-item tersebut
harus dicatat sedetail mungkin. Konfirmasikan kembali kapan dan dimana
kalian akan bertemu, tapi ingat! jangan bertanya terlalu banyak pada
mereka, karena tentu saja mereka dalam kondisi sibuk mempersiapkan
segalanya.
So.. persiapkan diri kalian dan buatlah foto-foto yang selalu dikenang oleh pasangan penganti seumur hidupnya..
2. Periksa kembali daftar atau check list kalian dan pastikan
semua telah dipersiapkan. Pasangan pengantin beserta keluarganya tentu
tidak akan menunggu jika kalian masih berlari-lari ke toserba terdekat
hanya untuk membeli baterai AAA. Ada beberapa hal yang fotografer biasa lupakan:
- Kontrak pemotretan yang telah ditanda-tangani. sewaktu-waktu kalian membutuhkannya loh.. :)
- Cemilan dan air minum.
- Kamera cadangan, jika tidak punya cobalah meminjam teman keluarga atau menyewanya.
3. Charge atau isi ulang baterai dan kemas juga charger tersebut.
Tidak ada yang lebih baik dibandingkan "sedia payung sebelum hujan".
Isi ulang semua baterai termasuk flash walaupun masih ada isinya atau
tidak. lebih baik untuk tidak bongkar-bongkar tas sementar pengantin
sudah mulai acara sakralnya bukan?
4. Coba bayangkan apa yang akan anda lalui saat pemotretan esok hari,
termasuk bagaimana melakukan pendekatan pada orang-orang yang berwenang
di gedung atau tempat pernikahan. Apa yang bisa dan tidak boleh
dilakukan saat memotret di tempat tersebut, terkadang tempat peribadatan
memiliki kebijakan serta aturan tersendiri. Bayangkan juga bagaimana
meng-handle anggota keluarga yang menolak untuk difoto, tentu itu bisa
mengacaukan agenda foto kalian bukan? Apa yang harus Sobat katakan? Apa
yang kalian rasakan, memang sih terdengar sepele. tapi ini sering
terjadi.
5. Lihat perkiraan cuaca esok hari. Negara kita saat ini memiliki
cuaca yang terkadang tidak menentu. Cobalah merencanakan untuk
mengantisipasi bagaimana Sobat menangani cuaca yang tidak diinginkan dan
berpotensi mengacaukan pemotretan.
6. Rencanakan juga pakaian yang akan Sobat pakai. Hitam
adalah warna yang cukup aman. Terkesan profesional dan bersahaja. Jangan
memakai sepatu yang bisa mengeluarkan bunyi berdecit ketika berjalan di
atas lanta. Bagi fotografer wanita jangan memakai gaun kecuali kalian
memakai legging, Sobat tentu tidak ingin kebingungan ketika memotret
dengan posisi jongkon bukan?
7. Carilah insipirasi! Taruhlah beberapa foto pernikahan favorit
kalian di handphone! itu bisa menjadi contekan ketika kalian lupa atau
kehilangan ide-ide memotret.
So.. persiapkan diri kalian dan buatlah foto-foto yang selalu dikenang oleh pasangan penganti seumur hidupnya..
Tag :// Teknik Fotografi,
Tag :// Tips prewed
28 March 2013
Apakah
sobat pernah dalam posisi seperti ini: Baru memasuki dunia fotografi
dan mendapat tawaran untuk pertama kalinya memotret sebuah acara
pernikahan? Dalam hati pasti sedikit merasa kebingungan dan mencari-cari
tips bagaimana mengabadikan sebuah momen pernikahan yang begitu sakral
dan penting bagi pasangan pernikahan tersebut. Artikel kali ini akan
membahas sedikit tentang tips bagaimana memotret sebuah acara pernikahan
bagi fotografer pemula, dan Kami berharap bisa bermanfaat. Jika Sobat
mencari penjelasan teknis, maka kalian tidak akan menemukannya dalam
artikel ini, kami menganggap Sobat telah memahami dasar-dasar fotografi
seperti konsep exposure triangle, komposisi dasar dan lain-lain.
Tips Fotografi Pernikahan
1. Buatlah daftar Foto yang akan kalian ambil.
Salah satu saran yang bisa sangat membantu tentang Wedding Photography
adalah meminta pasangan tersebut untuk memikirkan foto-foto seperti apa
yang mereka inginkan pada saat acara pernikahan. Ini akan sangat
membantu pada saat pemotretan bersama keluarga, tentunya Sobat tidak
ingin ketika menyerahkan hasil foto yang bagus tetapi kalian tidak
menyertakan salah satu anggota keluarga dalam foto-foto tersebut bukan?
2. Memilih koordinator foto
Memotret seluruh anggota keluarga pada saat acara pernikahan bisa terasa
merepotkan loh! Biasanya kebanyakan dari mereka berjalan kesana kemari
menemui anggota keluarga lain, teman, kolega dan lain-lain. Parahnya
lagi Sobat pasti tidak mengenal satu-satu anggota keluarga tersebut,
ditambah lagi ada dua keluarga yang berkumpul baik itu dari pihak
laki-laki maupun perempuan. Mintalah pada pasangan tersebut seorang foto
koordinator yang mengenal seluruh anggota keluarga, dan lebih baik
dipilih dari salah satu anggota keluarga mereka. Foto koordinator bisa
membantu Sobat ketika mengumpulkan mereka untuk sesi pemotretan.
3. Kunjungi lokasi acara
Kunjungi semua lokasi pernikahan dimana kalian akan memotret sebelum
acara berlangsung. Memang beberapa fotografer wedding profesional tidak
melakukannya, tetapi ini akan sangat membantu untuk mengetahui darimana
kita memotret, merencanakan angle atau frame foto yang akan kita ambil
dan melihat bagaimana kondisi pencahayaan pada waktu yang sama ketika
acara pernikahan. Cobalah mengajak pasangan turut serta melihat lokasi,
dan mencoba mengambil beberapa foto, siapa tahu bisa menjadi foto
'Pra-Wedding'.
4. Persiapan adalah kunci dari Wedding Photography
Potensi kesalahan besar terjadi pada saat acara pernikahan, jadi Sobat
harus membersiapkan diri dengan baik. Buatlah rencana cadangan (jika
pernikahan outdoor dan cuaca buruk), pastikan baterai diisi penuh,
memory card benar-benar kosong, pikirkan tentang rute atau urutan
pemotretan sehingga Sobat mengetahui momen apa yang terjadi berikutnya.
Datanglah pada acara gladi resik jika memungkinkan dan memang jika ada
acara tersebut, dari situ kalian bisa mengumpulkan informasi tentang
posisi memotret, pencahayaan, urut-ututan acara dan lain-lain.
5. Ketahui apa yang menjadi harapan kedua pasangan terhadap hasil foto kalian
Tunjukkan hasil foto atau portofolio kalian pada mereka. Ketahui apa
yang ingin mereka dapatkan, berapa banyak foto yang mereka inginkan,
acara apa saya yang tidak boleh terlewatkan dan bagaimana foto tersebut
digunakan. Pastikan kalian membuat semacam perjanjian atau deal harga
jika kalian mengenakan biaya untuk Wedding Photography.
6. Matikan suara yang ada pada kamera digital kalian.
Jangan pernah menambahkan bunyi-bunyi Beep pada saat khidmadnya acara
pernikahan. Matikan semua fitur suara sebelum acara pernikahan.
7. Potretlah detail-detail kecil
Ambillah gambar cincin, pernak-pernik kebaya atau gaun penganti, bunga,
penataan meja dan lain-lain. Ini akan memberikan warna dan dimensi pada
album pernikahan. Cobalah membuat sebuah album dengan format Wedding
Magazine agar lebih memiliki mood ketika pasangan tersebut melihat album
tersebut.
8. Gunakan dua kamera
Berusahalah mendapatkan kamera lain, entah itu dengan cara memohon atau meminjam ke orang lain. Gunakan dua lensa
yang berbeda pada setiap kamera. Idealnya satu kamera dilengkapi dengan
lensa wide (bagus untuk candid dan ruang sedikit sempit), dan satu lagi
dengan lensa zoom (kalau bisa gunakan lensa yang memiliki focal length
maksimal 200mm).
9. Pertimbangkan menggunakan Fotografer kedua.
Memiliki fotografer cadangan bisa menjadi strategi yang bagus, hal ini
berarti Anda tidak akan bergerak atau berpidah tempat terlalu banyak
pada saat acara pernikahan. Satu fotografer mengambil foto formal, dan
satu lagi mengambil foto candid. Memotret sendirian akan memberikan
tekanan tersendiri karena kalian akan dituntut menghasilkan foto-foto
bagus disetiap momen pernikahan.
10. Berani tetapi jangan terlalu mencolok
Sikap ragu-ragu atau malu-malu tidak akan memberikan foto yang kalian
cari, terkadang Sobat harus sedikit berani untuk menangkap momen,
bagaimanapun juga timing merupakan segalanya dan berpikirlah untuk
mendapatkan posisi yang tepat saat momen penting sehingga tidak
mengganggu jalannya acara pernikahan. Bergerak atau berkelilinglah
secara efisien, seperti berpindah tempat pada saat pemutaran lagu atau
pidato sambutan. Bersikaplah berani ketika mengambil foto-foto penting,
terutama foto yang diinginkan oleh kedua pasangan.
11. Pelajari bagaimana memanipulasi cahaya.
Kemampuan untuk memantulkan atau menyebarkan (diffuse) cahaya
flash merupakan kunci dalam Wedding Photography. Sobat pasti banyak
menemui sebuah acara pernikahan di dalam gedung yang memiliki kondisi
pencahayaan rendah atau temaram, jika kalian diijinkan untuk bisa
menggunakan flash (beberapa tempat seperti gereja tidak memperbolehkan)
lihatlah apakah memungkinkan untuk memantulkan cahaya flash ke
langit-langit gedung? (ingatlah bahwa memantulkan cahaya flash pada
dinding dengan permukaan bewarna akan merubah warna hasil foto kalian),
atau pertimbangkan juga menggunakan difuser agar cahaya flash lebih
lembut. Gedung acara pernikahan tidak mengijinkan penggunaan flash? maka
kalian setidaknya menggunakan lensa cepat dengan aperture lebar atau
meninggikan pengaturan ISO. Sebuah lensa yang memiliki fitur image-stabilisation (IS/VR) akan sangat membantu.
12. Gunakan format RAW
Kebanyakan fotografer tentu merasa tidak memiliki cukup waktu untuk
menggunakan format RAW, mengingat butuh proses lebih panjang dalam paska
pemotretan, tetapi acara pernikahan terjadi sekali seumur hidup dan RAW
akan sangat berguna karena memiliki fleksibilitas lebih tinggi dalam
memanipulasi foto setelah pemotretan. Acara pernikahan terkadang
memiliki nuansa pencahayaan yang 'tricky', maka dari itu RAW merupakan
pilihan bagus guna memanipulasi exposure serta white balance menggunakan
perangkat lunak.
13. Lihat hasil foto kalian pada saat acara resepsi
Salah satu keunggulan fotografi digital adalah kesiapan media. Beberapa
fotografer bahkan selalu membawa notebook atau laptop pada saat acara
resepsi pernikahan. Mereka melihat kembali dan membuatnya sebagai
slideshow, dan memutarnya pada saat acara malam hari.
14. Pertimbangkan penggunaan background foto.
Salah satu tantangan dalam Wedding Photography adalah semua orang selalu
bergerak kesana kemari, dan ini berarti background foto kalian juga
akan berganti-ganti bukan? Idealnya cari BG yang teduh, rapi dan tidak
ada elemen-elemen benda yang bisa mencuri perhatian penikmat foto
pernikahan tersebut.
15. Jangan fembuang foto-foto jelek
Salah satu keunggulan dalam fotografi digital adalah kemudahan mereview
foto-foto yang sudah kita ambil, kita bisa dengan muda menghapus
foto-foto yang dianggap jelek. Sobat perlu ingat bahwa, foto pada
nantinya bisa di-crop atau dimanipulasi untuk memberikan kesan seni atau
abstrak dan bisa ditambahkan pada album pernikahan.
16. Merubah prespektif
Berusahalah untuk sedikit kreatif dengan jepretan-jepretan kalian.
Memang pada nantinya foto-foto dalam album akan berupa foto-foto formal
atau pose formal, tetapi pastikan kalian untuk menyisipkan foto-foto
dengan angle pemotretan dari bawah, atas, dengan wide angle dan
lain-lain.
17. Fill Flash
Ketika memotret di luar ruangan pada saat setelah acara pernikahan atau
saat sesi pemotretan, Sobat mungkin sebaiknya tetap membawa flash kalian
turut serta, dan gunakan teknik fill flash. Atur kekuatan atau power
flash sebanyak satu atau dua stop agar foto tidak terlalu blow-out,
tetapi fill flash adalah suatu keharusan ketika pada kondisi subyek yang
backlit (terkena cahaya matahari dari belakang) atau pada saat siang
hari yang akan mengakibatkan banyak bayangan kuat.
18. Mode Continuous Shooting
Kamera dengan fitur memotret dalam jumlah banyak pada satu waktu akan
sangat bermanfaat pada acara pernikahan, jika kamera kalian mendukung
fitur tersebut, maka gunakanlah. Terkadang foto kedua dari sequence foto
adalah foto yang terbaik, karena mereka tampak santai dan telah
beradaptasi pada momen tersebut.
19. Berharap apa yang tidak diharapkan
Rencana sempurna pun pada prakteknya bisa saja terjadi kesalahan, tetapi
kesalah tersebut bisa menjadi momen yang sempurna di acara pernikahan.
Banyak sekali kesalahan yang bisa terjadi pada saat acara pernikahan,
seperti cincin yang terselip dan sulit ditemukan, turun hujan ketika
acara resepsi berakhir dan lain-lain.
Momen seperti ini tentu akan menyebabkan sebuah kepanikan, tetapi momen
seperti inilah yang bisa menciptakan kenangan yang tidak terlupakan.
Cobalah mengabadikan momen tersebut, dan kalian akan mendapatkan
foto-foto lucu yang membuat mereka tertawa.
20. Bersenang-senanglah
Wedding atau pernikahan adalah sebuah perayaan, dan perayaan seharusnya
menyenangkan bukan? Semakin Sobat merasa senang sebagai seorang
fotografer, maka percayalah kalian akan semakin santai ketika memotret.
Tag :// fotografer pemula,
Tag :// Tips prewed
21 February 2013
1. Buatlah daftar Foto yang akan kalian ambil.
Salah satu saran yang bisa sangat membantu tentang Wedding Photography
adalah meminta pasangan tersebut untuk memikirkan foto-foto seperti apa
yang mereka inginkan pada saat acara pernikahan. Ini akan sangat
membantu pada saat pemotretan bersama keluarga, tentunya Sobat tidak
ingin ketika menyerahkan hasil foto yang bagus tetapi kalian tidak
menyertakan salah satu anggota keluarga dalam foto-foto tersebut bukan?
2. Memilih koordinator foto
Memotret seluruh anggota keluarga pada saat acara pernikahan bisa terasa
merepotkan loh! Biasanya kebanyakan dari mereka berjalan kesana kemari
menemui anggota keluarga lain, teman, kolega dan lain-lain. Parahnya
lagi Sobat pasti tidak mengenal satu-satu anggota keluarga tersebut,
ditambah lagi ada dua keluarga yang berkumpul baik itu dari pihak
laki-laki maupun perempuan. Mintalah pada pasangan tersebut seorang foto
koordinator yang mengenal seluruh anggota keluarga, dan lebih baik
dipilih dari salah satu anggota keluarga mereka. Foto koordinator bisa
membantu Sobat ketika mengumpulkan mereka untuk sesi pemotretan.
3. Kunjungi lokasi acara
Kunjungi semua lokasi pernikahan dimana kalian akan memotret sebelum
acara berlangsung. Memang beberapa fotografer wedding profesional tidak
melakukannya, tetapi ini akan sangat membantu untuk mengetahui darimana
kita memotret, merencanakan angle atau frame foto yang akan kita ambil
dan melihat bagaimana kondisi pencahayaan pada waktu yang sama ketika
acara pernikahan. Cobalah mengajak pasangan turut serta melihat lokasi,
dan mencoba mengambil beberapa foto, siapa tahu bisa menjadi foto
'Pra-Wedding'.
4. Persiapan adalah kunci dari Wedding Photography
Potensi kesalahan besar terjadi pada saat acara pernikahan, jadi Sobat
harus membersiapkan diri dengan baik. Buatlah rencana cadangan (jika
pernikahan outdoor dan cuaca buruk), pastikan baterai diisi penuh,
memory card benar-benar kosong, pikirkan tentang rute atau urutan
pemotretan sehingga Sobat mengetahui momen apa yang terjadi berikutnya.
Datanglah pada acara gladi resik jika memungkinkan dan memang jika ada
acara tersebut, dari situ kalian bisa mengumpulkan informasi tentang
posisi memotret, pencahayaan, urut-ututan acara dan lain-lain.
5. Ketahui apa yang menjadi harapan kedua pasangan terhadap hasil foto kalian
Tunjukkan hasil foto atau portofolio kalian pada mereka. Ketahui apa
yang ingin mereka dapatkan, berapa banyak foto yang mereka inginkan,
acara apa saya yang tidak boleh terlewatkan dan bagaimana foto tersebut
digunakan. Pastikan kalian membuat semacam perjanjian atau deal harga
jika kalian mengenakan biaya untuk Wedding Photography.
6. Matikan suara yang ada pada kamera digital kalian.
Jangan pernah menambahkan bunyi-bunyi Beep pada saat khidmadnya acara
pernikahan. Matikan semua fitur suara sebelum acara pernikahan.
7. Potretlah detail-detail kecil
Ambillah gambar cincin, pernak-pernik kebaya atau gaun penganti, bunga,
penataan meja dan lain-lain. Ini akan memberikan warna dan dimensi pada
album pernikahan. Cobalah membuat sebuah album dengan format Wedding
Magazine agar lebih memiliki mood ketika pasangan tersebut melihat album
tersebut.
8. Gunakan dua kamera
Berusahalah mendapatkan kamera lain, entah itu dengan cara memohon atau meminjam ke orang lain. Gunakan dua lensa
yang berbeda pada setiap kamera. Idealnya satu kamera dilengkapi dengan
lensa wide (bagus untuk candid dan ruang sedikit sempit), dan satu lagi
dengan lensa zoom (kalau bisa gunakan lensa yang memiliki focal length
maksimal 200mm).
9. Pertimbangkan menggunakan Fotografer kedua.
Memiliki fotografer cadangan bisa menjadi strategi yang bagus, hal ini
berarti Anda tidak akan bergerak atau berpidah tempat terlalu banyak
pada saat acara pernikahan. Satu fotografer mengambil foto formal, dan
satu lagi mengambil foto candid. Memotret sendirian akan memberikan
tekanan tersendiri karena kalian akan dituntut menghasilkan foto-foto
bagus disetiap momen pernikahan.
10. Berani tetapi jangan terlalu mencolok
Sikap ragu-ragu atau malu-malu tidak akan memberikan foto yang kalian
cari, terkadang Sobat harus sedikit berani untuk menangkap momen,
bagaimanapun juga timing merupakan segalanya dan berpikirlah untuk
mendapatkan posisi yang tepat saat momen penting sehingga tidak
mengganggu jalannya acara pernikahan. Bergerak atau berkelilinglah
secara efisien, seperti berpindah tempat pada saat pemutaran lagu atau
pidato sambutan. Bersikaplah berani ketika mengambil foto-foto penting,
terutama foto yang diinginkan oleh kedua pasangan.
11. Pelajari bagaimana memanipulasi cahaya.
Kemampuan untuk memantulkan atau menyebarkan (diffuse) cahaya
flash merupakan kunci dalam Wedding Photography. Sobat pasti banyak
menemui sebuah acara pernikahan di dalam gedung yang memiliki kondisi
pencahayaan rendah atau temaram, jika kalian diijinkan untuk bisa
menggunakan flash (beberapa tempat seperti gereja tidak memperbolehkan)
lihatlah apakah memungkinkan untuk memantulkan cahaya flash ke
langit-langit gedung? (ingatlah bahwa memantulkan cahaya flash pada
dinding dengan permukaan bewarna akan merubah warna hasil foto kalian),
atau pertimbangkan juga menggunakan difuser agar cahaya flash lebih
lembut. Gedung acara pernikahan tidak mengijinkan penggunaan flash? maka
kalian setidaknya menggunakan lensa cepat dengan aperture lebar atau
meninggikan pengaturan ISO. Sebuah lensa yang memiliki fitur image-stabilisation (IS/VR) akan sangat membantu.
12. Gunakan format RAW
Kebanyakan fotografer tentu merasa tidak memiliki cukup waktu untuk
menggunakan format RAW, mengingat butuh proses lebih panjang dalam paska
pemotretan, tetapi acara pernikahan terjadi sekali seumur hidup dan RAW
akan sangat berguna karena memiliki fleksibilitas lebih tinggi dalam
memanipulasi foto setelah pemotretan. Acara pernikahan terkadang
memiliki nuansa pencahayaan yang 'tricky', maka dari itu RAW merupakan
pilihan bagus guna memanipulasi exposure serta white balance menggunakan
perangkat lunak.
13. Lihat hasil foto kalian pada saat acara resepsi
Salah satu keunggulan fotografi digital adalah kesiapan media. Beberapa
fotografer bahkan selalu membawa notebook atau laptop pada saat acara
resepsi pernikahan. Mereka melihat kembali dan membuatnya sebagai
slideshow, dan memutarnya pada saat acara malam hari.
14. Pertimbangkan penggunaan background foto.
Salah satu tantangan dalam Wedding Photography adalah semua orang selalu
bergerak kesana kemari, dan ini berarti background foto kalian juga
akan berganti-ganti bukan? Idealnya cari BG yang teduh, rapi dan tidak
ada elemen-elemen benda yang bisa mencuri perhatian penikmat foto
pernikahan tersebut.
15. Jangan fembuang foto-foto jelek
Salah satu keunggulan dalam fotografi digital adalah kemudahan mereview
foto-foto yang sudah kita ambil, kita bisa dengan muda menghapus
foto-foto yang dianggap jelek. Sobat perlu ingat bahwa, foto pada
nantinya bisa di-crop atau dimanipulasi untuk memberikan kesan seni atau
abstrak dan bisa ditambahkan pada album pernikahan.
16. Merubah prespektif
Berusahalah untuk sedikit kreatif dengan jepretan-jepretan kalian.
Memang pada nantinya foto-foto dalam album akan berupa foto-foto formal
atau pose formal, tetapi pastikan kalian untuk menyisipkan foto-foto
dengan angle pemotretan dari bawah, atas, dengan wide angle dan
lain-lain.
17. Fill Flash
Ketika memotret di luar ruangan pada saat setelah acara pernikahan atau
saat sesi pemotretan, Sobat mungkin sebaiknya tetap membawa flash kalian
turut serta, dan gunakan teknik fill flash. Atur kekuatan atau power
flash sebanyak satu atau dua stop agar foto tidak terlalu blow-out,
tetapi fill flash adalah suatu keharusan ketika pada kondisi subyek yang
backlit (terkena cahaya matahari dari belakang) atau pada saat siang
hari yang akan mengakibatkan banyak bayangan kuat.
18. Mode Continuous Shooting
Kamera dengan fitur memotret dalam jumlah banyak pada satu waktu akan
sangat bermanfaat pada acara pernikahan, jika kamera kalian mendukung
fitur tersebut, maka gunakanlah. Terkadang foto kedua dari sequence foto
adalah foto yang terbaik, karena mereka tampak santai dan telah
beradaptasi pada momen tersebut.
19. Berharap apa yang tidak diharapkan
Rencana sempurna pun pada prakteknya bisa saja terjadi kesalahan, tetapi
kesalah tersebut bisa menjadi momen yang sempurna di acara pernikahan.
Banyak sekali kesalahan yang bisa terjadi pada saat acara pernikahan,
seperti cincin yang terselip dan sulit ditemukan, turun hujan ketika
acara resepsi berakhir dan lain-lain.
Momen seperti ini tentu akan menyebabkan sebuah kepanikan, tetapi momen
seperti inilah yang bisa menciptakan kenangan yang tidak terlupakan.
Cobalah mengabadikan momen tersebut, dan kalian akan mendapatkan
foto-foto lucu yang membuat mereka tertawa.
20. Bersenang-senanglah
Wedding atau pernikahan adalah sebuah perayaan, dan perayaan seharusnya menyenangkan bukan? Semakin Sobat merasa senang sebagai seorang fotografer, maka percayalah kalian akan semakin santai ketika memotret.
Tag :// Teknik Fotografi,
Tag :// Tips prewed
17 February 2013
Anda sudah percaya diri untuk menerima tawaran foto pre
wedding dari klien? Jika sudah, sekarang saatnya mencari tahu agar
proses photo shoot berjalan lancar. Saya akan mencoba berbagi tips
tentang apa yang harus dilakukan seorang fotografer pre wedding pemula
saat menjalani first day photo shoot.
Saya biasa membagi pemotretan pre wedding menjadi tiga tahapan waktu yaitu, pra pemotretan, pemotretan hari H, dan pasca pemotretan. Ketiga tahapan waktu ini digunakan untuk membuat klasifikasi job desk dari masing-masing peran. Maksud peran di sini adalah, anggap klien Anda sebagai partner dari pemotretan pre wedding. Libatkan mereka saat menentukan konsep, mencari tempat, ide pemotretan, sampai pemilihan aksesoris. Cara ini memberikan gambaran kepada Anda tentang karakter klien. Tapi, jika klien Anda seorang yang sibuk, Anda harus siap berperan sebagai konsultan bagi mereka.
Pra Pemotretan
Tahap pertama berguna untuk saling mengenal lebih dalam antara klien dengan fotografer. Anda bisa melihat sebuah ‘gambaran visual’ dari klien saat berbicara langsung atau komunikasi via email.
Tahapan ini adalah yang terpenting. Di sini, fungsi storyboard akan sangat membantu terutama bagi Anda yang tidak menggunakan bantuan fashion stylist. Menurut saya, fotografer pre wedding yang baik adalah yang mampu mengarahkan klien untuk berpose secara natural, saya memiliki cara sendiri untuk itu. Bagi pose dalam tiga tahapan, diantaranya:
1. Pose Awal
Di tahapan awal, biasanya klien masih malu dan kaku untuk berpose. Arahkan mereka dengan pose-pose awal seperti berjalan, duduk, berdampingan, foto detail aksesoris, dll. Intinya adalah pose yang tidak membutuhkan effort besar, ekspresi natural, dll. Cara ini mampu memancing motivasi klien untuk berpose maksimal di tahap selanjutnya. Selain itu, dari sisi fotografer, tahapan ini juga bisa digunakan sebagai pemanasan.
2. Pose Menengah
Usai melewati tahap awal, biasanya klien sudah lebih lentur untuk berpose dan diarahkan. Bangun terus komunikasi di sela-sela pemotretan, agar chemistry antara fotografer dan model terbentuk. Pose menengah bisa diaplikasikan dengan gaya candid seperti saling berbicara, memainkan property, jump! (levitation style), dll. Upayakan si klien untuk mengeluarkan ekspresi masing-masing dan ekspresi antar keduanya.
Usai pemotretan bukan berarti tugas fotografer selesai. Tahap pasca pemotretan juga masih membutuhkan kerjasama antara klien dan fotografer. Sebelum memberikan seluruh foto kepada klien, usahakan Anda sudah memilih terlebih dahulu. Berikan kepada mereka foto terbaik sepanjang pemotretan saja. Berikut beberapa tips untuk mempermudah proses editing.
Selamat Mencoba : )
Saya biasa membagi pemotretan pre wedding menjadi tiga tahapan waktu yaitu, pra pemotretan, pemotretan hari H, dan pasca pemotretan. Ketiga tahapan waktu ini digunakan untuk membuat klasifikasi job desk dari masing-masing peran. Maksud peran di sini adalah, anggap klien Anda sebagai partner dari pemotretan pre wedding. Libatkan mereka saat menentukan konsep, mencari tempat, ide pemotretan, sampai pemilihan aksesoris. Cara ini memberikan gambaran kepada Anda tentang karakter klien. Tapi, jika klien Anda seorang yang sibuk, Anda harus siap berperan sebagai konsultan bagi mereka.
Pra Pemotretan
Tahap pertama berguna untuk saling mengenal lebih dalam antara klien dengan fotografer. Anda bisa melihat sebuah ‘gambaran visual’ dari klien saat berbicara langsung atau komunikasi via email.
- Lihat facebook klien untuk mengetahui foto-foto seperti apa yang mereka biasa lakukan. Melihat foto juga berguna bagi make-up artist untuk mengetahui jenis riasan wajah yang sesuai.
- Buat storyboard dengan mengumpulkan foto-foto prewedding yang tersebar di internet.
- Perbanyak referensi dari majalah, foto iklan, atau kreasi Anda berdasarkan kepribadian klien.
- Jangan ragu untuk menyuruh mereka agar membeli sejumlah aksesoris unik sebagai properti foto.
- Pemotretan pre wedding hanya sekali seumur hidup, jadi pastikan klien Anda untuk memaksimalkan persiapan.
Tahapan ini adalah yang terpenting. Di sini, fungsi storyboard akan sangat membantu terutama bagi Anda yang tidak menggunakan bantuan fashion stylist. Menurut saya, fotografer pre wedding yang baik adalah yang mampu mengarahkan klien untuk berpose secara natural, saya memiliki cara sendiri untuk itu. Bagi pose dalam tiga tahapan, diantaranya:
1. Pose Awal
Di tahapan awal, biasanya klien masih malu dan kaku untuk berpose. Arahkan mereka dengan pose-pose awal seperti berjalan, duduk, berdampingan, foto detail aksesoris, dll. Intinya adalah pose yang tidak membutuhkan effort besar, ekspresi natural, dll. Cara ini mampu memancing motivasi klien untuk berpose maksimal di tahap selanjutnya. Selain itu, dari sisi fotografer, tahapan ini juga bisa digunakan sebagai pemanasan.
2. Pose Menengah
Usai melewati tahap awal, biasanya klien sudah lebih lentur untuk berpose dan diarahkan. Bangun terus komunikasi di sela-sela pemotretan, agar chemistry antara fotografer dan model terbentuk. Pose menengah bisa diaplikasikan dengan gaya candid seperti saling berbicara, memainkan property, jump! (levitation style), dll. Upayakan si klien untuk mengeluarkan ekspresi masing-masing dan ekspresi antar keduanya.
3. Pose Ekspresi
Saya berasumsi di tahapan
ini, Anda dan klien sudah memiliki chemistry. Buat foto dengan pose-pose
yang menonjolkan ekspresi seperti tertawa, senyum, senang, dan bahagia.
Jika klien suka, atur pose-pose romantis tanpa terkesan kaku.
Maksimalkan teknik fotografi Anda di tahapan ini. Umumnya, foto yang
akan dipajang berasal di tahap pose ekspresi.
Pasca PemotretanUsai pemotretan bukan berarti tugas fotografer selesai. Tahap pasca pemotretan juga masih membutuhkan kerjasama antara klien dan fotografer. Sebelum memberikan seluruh foto kepada klien, usahakan Anda sudah memilih terlebih dahulu. Berikan kepada mereka foto terbaik sepanjang pemotretan saja. Berikut beberapa tips untuk mempermudah proses editing.
- Sortir kurang lebih 50% foto dari seluruh jumlah foto saat pemotretan
- Simpan storyboard Anda sebagai panutan editing
- Gunakan tone andalan Anda
- Ajak klien untuk berkontribusi dalam proses editing
- Gunakan gaya kolase unik ala instagram
- Pilih frame yang sesuai dengan tema foto
- Kemas dengan baik saat pengiriman kepada klien
Selamat Mencoba : )
Tag :// Tips prewed