Showing posts with label fotografi. Show all posts
20 February 2014
Percaya atau tidak, Sobat tidak
memerlukan segudang peralatan studio atau pencahayaan mahal dan canggih
untuk memulai foto portrait didalam studio. Dua sumber cahaya lighting
sudah lebih dari cukup. Artikel InFotografi kali ini akan terfokus pada
Tiga pengaturan dasar yang kami rasa lebih dari cukup bagi Sobat yang
ingin memulai fotografi Portrait di dalam studio.
1. Tinggi
Pada banyak pemotretan Sobat mungkin akan memposisikan Main Light di atas model. Perhatikan bagaimana bayangan dari hidung jatuh ke sisi bawah wajah dan terkesan memperpanjang fitur hidung. Sobat idealnya menginginkan bayangan hidung untuk menunjuk ke ujung bibir. Bentuk segitiga cahaya pada pipi di sisi bayangan sering disebut dengan Rembrandt Lighting, dan untuk mendapatkan efek pencahayaan ini Sobat cukup meminta model untuk sedikit memindahkan kepala model.
2. Sejajar (Eye Level)
Pasang lampu flash atau Main Light di samping dengan tinggi sejajar dengan model, dan cahaya akan mengenai seluruh sisi wajah. Bayangan yang terbentuk memberikan kesan memperlebar fitur wajah. Akan lebih efektif jika cahaya tersebut seimbang dengan sumber cahaya kedua yang berada di sisi berlawanan. Biarkan sumber cahaya tersebut atau main light tetap menyala sehingga Sobat bisa melihat bagaimana bayangan yang terbentuk.
3. Rendah
Sobat mungkin tidak ingin menggunakan pengaturan yang satu ini. Penempatan main light seperti ini akan memberikan kesan wajah yang menakutkan. Mungkin jika Sobat memotret untuk keperluan Halloween bisa saja menggunakan posisi main light seperti ini. Seperti yang terlihat di dalam foto contoh diatas, penempatan main light yang rendah menghasilkan foto portrait yang kurang menyenangkan. Bayangan hidung tampak tebal, dan kantung mata terlihat lebih jelas.
1. Classic Rembrandt
Style portrait satu ini merupakan pengaturan lighting dasar yang bagus. Sobat terkesan menciptakan sebuah segitiga kecil pada bayangan di sisi wajah dengan bayangan hidung yang menunjuk ke arah bibir. Gunakan reflektor untuk mengisi area bayangan dan satu backlight yang menggunakan snoot untuk memberikan cahaya pada rambut model.
2. Rim Light
Posisikan Dua sumber cahaya dengan power cahaya yang sama sedikit di belakang model dan menghadap ke kamera. Gunakan reflektor untuk memantulkan cahaya ke bagian hidung serta dahi model. Style foto ini cocok untuk menonjolkan struktur tulang, sangat cocok untuk memotret laki-laki dan nude art.
3. Beauty
Posisikan satu softbox besar diatas model yang mengarah kebawah sehingga cahaya jatuh dari depan dan merata. Untuk menyeimbangkan exposure gunakan reflektor yang diposisikan dibawah wajah model. Reflektor akan memantulkan cahaya ke arah wajah. Jika Sobat ingin menonjolkan kecantikan model kamu, ini adalah pengaturan yang tepat.
Ingin segera memulai foto portrait di dalam studio?? Sobat bisa mendapatkan paket perangkat studio sederhana dengah harga terjangkau di website Studiostar7
Selamat Mencoba!!
Sobat bisa menggunakan satu Main light di posisi yang dirasa tepat, dan
kemudian posisikan sebuah reflektor sebagai sumber cahaya kedua,
pengaturan lighting sederhana tersebut sudah bisa memulai langkah awal
Sobat InFotografi dalam fotografi studio.
ketinggiani, angle, power dan jarak sumber cahaya akan memberikan dampak pada bentuk wajah subyek kalian. Yang perlu digaris bawahi adalah coba cermati bagaimana cahaya jatuh ke subyek kalian. Gunakan layar LCD untuk mereview foto - foto yang kalian ambil, terkadang merubah ke preview mode monochrome bisa membantu kalian untuk memfokuskan ke bentuk, tone serta bayangan yang jatuh ke area wajah sehingga Sobat bisa memvisualisasikan hasil akhir foto portrait kalian.
ketinggiani, angle, power dan jarak sumber cahaya akan memberikan dampak pada bentuk wajah subyek kalian. Yang perlu digaris bawahi adalah coba cermati bagaimana cahaya jatuh ke subyek kalian. Gunakan layar LCD untuk mereview foto - foto yang kalian ambil, terkadang merubah ke preview mode monochrome bisa membantu kalian untuk memfokuskan ke bentuk, tone serta bayangan yang jatuh ke area wajah sehingga Sobat bisa memvisualisasikan hasil akhir foto portrait kalian.
Penempatan Main Light
Photo: N-Photo
1. Tinggi
Pada banyak pemotretan Sobat mungkin akan memposisikan Main Light di atas model. Perhatikan bagaimana bayangan dari hidung jatuh ke sisi bawah wajah dan terkesan memperpanjang fitur hidung. Sobat idealnya menginginkan bayangan hidung untuk menunjuk ke ujung bibir. Bentuk segitiga cahaya pada pipi di sisi bayangan sering disebut dengan Rembrandt Lighting, dan untuk mendapatkan efek pencahayaan ini Sobat cukup meminta model untuk sedikit memindahkan kepala model.
2. Sejajar (Eye Level)
Pasang lampu flash atau Main Light di samping dengan tinggi sejajar dengan model, dan cahaya akan mengenai seluruh sisi wajah. Bayangan yang terbentuk memberikan kesan memperlebar fitur wajah. Akan lebih efektif jika cahaya tersebut seimbang dengan sumber cahaya kedua yang berada di sisi berlawanan. Biarkan sumber cahaya tersebut atau main light tetap menyala sehingga Sobat bisa melihat bagaimana bayangan yang terbentuk.
3. Rendah
Sobat mungkin tidak ingin menggunakan pengaturan yang satu ini. Penempatan main light seperti ini akan memberikan kesan wajah yang menakutkan. Mungkin jika Sobat memotret untuk keperluan Halloween bisa saja menggunakan posisi main light seperti ini. Seperti yang terlihat di dalam foto contoh diatas, penempatan main light yang rendah menghasilkan foto portrait yang kurang menyenangkan. Bayangan hidung tampak tebal, dan kantung mata terlihat lebih jelas.
Berikut ini adalah Tiga Style pemotretan Studio Portrait :
Photo: N-Photo
1. Classic Rembrandt
Style portrait satu ini merupakan pengaturan lighting dasar yang bagus. Sobat terkesan menciptakan sebuah segitiga kecil pada bayangan di sisi wajah dengan bayangan hidung yang menunjuk ke arah bibir. Gunakan reflektor untuk mengisi area bayangan dan satu backlight yang menggunakan snoot untuk memberikan cahaya pada rambut model.
2. Rim Light
Posisikan Dua sumber cahaya dengan power cahaya yang sama sedikit di belakang model dan menghadap ke kamera. Gunakan reflektor untuk memantulkan cahaya ke bagian hidung serta dahi model. Style foto ini cocok untuk menonjolkan struktur tulang, sangat cocok untuk memotret laki-laki dan nude art.
3. Beauty
Posisikan satu softbox besar diatas model yang mengarah kebawah sehingga cahaya jatuh dari depan dan merata. Untuk menyeimbangkan exposure gunakan reflektor yang diposisikan dibawah wajah model. Reflektor akan memantulkan cahaya ke arah wajah. Jika Sobat ingin menonjolkan kecantikan model kamu, ini adalah pengaturan yang tepat.
Ingin segera memulai foto portrait di dalam studio?? Sobat bisa mendapatkan paket perangkat studio sederhana dengah harga terjangkau di website Studiostar7
Selamat Mencoba!!
Patung marmer yang ada di dalam foto
adalah sebuah karya seni yang berasal dari abad ke 1. Foto yang sobat
lihat tersebut menampilkan bagaimana patung tersebut dipamerkan, dan
sebenarnya foto tersebut bisa dikatakan tidak buruk sama sekali, tetapi
terlihat begitu membosakan bukan? Mengapa? Karena background tidak
memiliki daya tarik sama sekali dan terkesan membosankan.
Gambar berikutnya bisa dikatakan jauh lebih menarik.
Patung tersebut berdiri dengan gagah didepan background bernuansa gelap,
Tampak jauh lebih mengesankan bukan? Yang perlu diingat adalah, jangan
pernah meremahkan kekuatan sebuah background dalam sebuah foto!
Background bisa membuat sebuah foto lebih menarik atau malah sebaliknya.
Percaya atau tidak mungkin beberapa dari kita akan mengantuk jika
lama-lama melihat foto dengan background seperti ini. Background tidak
menyajikan warna yang kontras dengan marmer putih, pencahayaan juga
tidak dikemas untuk menyajikan kesan dramatis dan menarik.
Sobat bisa menggunakan perangkat lunak edit gambar seperti Adobe
Photoshop untuk membuat efek seperti gambar tersebut. Pilih
background menggunakan tool Magic Wand. Kemudian Sobat pilih tool
Gradient, pilih warna hitam dan maroon gelap untuk pallete
color box dan kemudian drag cursor dari arah bawah ke atas. Cara
diatas merupakan cara sederhana untuk membuat sebuah background dengan
gradasi dua warna. Background sederhana tersebut mampu menonjolkan
keindahan karya seni patung dari abad 1 tersebut.
Tag :// fotografer pemula,
Tag :// fotografi
17 May 2013
Jika Sobat ingin memotret foto outdoor
(terutama memotret model/orang) yang memiliki daya tarik tersendiri,
cobalah untuk mencari peluang foto dengan kondisi backlit. Foto backlit
bisa menghadirkan sebuah perasaan drama serta dimensi yang jarang sekali
Sobat temukan, tentu kecuali para fotografer profesional :D
Lalu bagaimana para fotografer tersebut melakukannya? Pertama, posisikan subyek atau model membelakangi matahari, dengan posisi seperti ini tentu tidak ada cahaya yang mengenai wajah model secara langsung (seperti pada foto siluet). Atur metering kamera kalian ke posisi Spot Metering, dan arahkan fokus ke wajah model/subyek. Dengan begini berarti Sobat menginstruksikan kepada kamera bahwa wajah adalah point terpenting dalam frame.
Pastikan kalian mendapatkan exposure yang pas dengan melihat pada metering yang ada di viewfinder. Coba lihat hasilnya! Sobat akan melihat bagian wajah model menjadi lebih terang. Bagian frame termasuk background memang akan menjadi lebih terang, tetapi pada banyak kondisi hal tersebut masih bisa ditolerir, toh cahaya matahari memang selalu terang bukan? :)
Jika Sobat memotret menggunakan mode Aperture Priority, dan sobat menganggap foto secara keseluruhan terlalu terang, maka potret ulang menggunakan Exposure Compensation. Pada kamera Nikon, tekan tombol exposure compensation (+/-) yang ada di bagian atas bodi kamera, dan putar dial disebelah kanan atas bagian belakang kamera ke angka -0.3 atau -0.7, ambil ulang foto maka keseluruhan foto akan menjadi lebih gelap sebanyak 1/3 atau 3/4 stop. bagiamana dengan kamera lain? coba buka kembali buku manual sobat, dan lihat bagaimana pengaturan exposure compensation.. Selamat Mencoba!
Photo by: Lloyd K
Lalu bagaimana para fotografer tersebut melakukannya? Pertama, posisikan subyek atau model membelakangi matahari, dengan posisi seperti ini tentu tidak ada cahaya yang mengenai wajah model secara langsung (seperti pada foto siluet). Atur metering kamera kalian ke posisi Spot Metering, dan arahkan fokus ke wajah model/subyek. Dengan begini berarti Sobat menginstruksikan kepada kamera bahwa wajah adalah point terpenting dalam frame.
Pastikan kalian mendapatkan exposure yang pas dengan melihat pada metering yang ada di viewfinder. Coba lihat hasilnya! Sobat akan melihat bagian wajah model menjadi lebih terang. Bagian frame termasuk background memang akan menjadi lebih terang, tetapi pada banyak kondisi hal tersebut masih bisa ditolerir, toh cahaya matahari memang selalu terang bukan? :)
Jika Sobat memotret menggunakan mode Aperture Priority, dan sobat menganggap foto secara keseluruhan terlalu terang, maka potret ulang menggunakan Exposure Compensation. Pada kamera Nikon, tekan tombol exposure compensation (+/-) yang ada di bagian atas bodi kamera, dan putar dial disebelah kanan atas bagian belakang kamera ke angka -0.3 atau -0.7, ambil ulang foto maka keseluruhan foto akan menjadi lebih gelap sebanyak 1/3 atau 3/4 stop. bagiamana dengan kamera lain? coba buka kembali buku manual sobat, dan lihat bagaimana pengaturan exposure compensation.. Selamat Mencoba!
Tag :// fotografi,
Tag :// Teknik Fotografi
Ada Tiga karakteristik dasar cahaya
yang bisa menentukan bagaimana tampilan foto kalian. Seberapa kuat dan
lembut, arah, serta warna cahaya tersebut. Sangat mudah untuk menilai
kualitas cahaya dengan melihat bayangan yang timbul daripada area yang
terkena cahaya. Cahaya yang langsung dan kuat akan menciptakan bayangan
dengan karakter bayangan yang kuat, sedangkan bayangan yang terjadi dari
pencahayaan yang rata dan menyebar cenderung lebih lembut. Lokasi
bayangan bisa menginformasikan arah datangnya cahaya, karena mereka
muncul pada arah berlawanan dengan datangnya cahaya.
Arah sumber cahaya, serta bayangan yang timbul akan memberikan dampak pada tekstur dan bentuk tampilan subyek. Cahaya flash built in yang berasal dari kamera akan memberikan cahaya rata pada subyek, dan pastinya akan menciptakan bayangan di belakang subyek foto tersebut. Pencahayaan tersebut bagus untuk menangkap detail subyek, tetapi tekstur atau bentuk tidak akan terekam dengan bagus.
Sobat bisa mendapatkan hasil yang lebih menarik ketika cahaya datang dari satu sisi subyek. Efek pencahayaan ini sering disebut dengan "side lighting", menciptakan bayangan pada arah berlawanan dari posisi sumber cahaya, juga menampilkan tekstur serta garis bentuk subyek.
Situasi yang sering dihadapi ketika memotret di luar ruangan, dan pada waktu tengah hari adalah kita mendapatkan cahaya yang datangnya langsung dari atas subyek. Hal ini akan memberikan hasil yang tidak maksimal, terutama jika Sobat memotret foto Portrait, mata akan menjadi gelap, dan bayangan akan timbul di bagian bawah hidung dan dagu.
Temperatur cahaya diukur menggunakan skala Kelvin. semakin rendah temperatur warna, maka akan cenderung ke warna merah, sedangkan semakin tinggi temperatur maka akan cenderung ke warna biru. Idealnya, Sobat harus mengatur white balance untuk mendapatkan hasil warna yang natural, baik menggunakan pengaturan white balance otomatis, atau preset seperti: Tungsten, Sunny, Cloudy.
Photo by: Habub3
Posisi Pencahayaan
Kuat atau lembutnya cahaya tergantung dari ukuran sumber cahaya dan posisi subyek. Sebuah sumber cahaya yang kecil akan memberikan cahaya berkarakter keras dan terarah, sementara sumber cahaya berukuran besar memproduksi cahaya yang jauh lebih lembut. Perlu diingat yang menjadi permasalahan bukan pada ukuran aktual sumber cahaya, tetapi bagaimana cahaya tersebut tampak ke subyek yang Sobat potret. Sebagai contoh: matahari merupakan sumber cahaya yang berukuran sangat besar, tetapi dikarenakan jaraknya sangat jauh dari subyek, maka matahari bisa dikatakan sumber cahaya berukuran kecil.Arah sumber cahaya, serta bayangan yang timbul akan memberikan dampak pada tekstur dan bentuk tampilan subyek. Cahaya flash built in yang berasal dari kamera akan memberikan cahaya rata pada subyek, dan pastinya akan menciptakan bayangan di belakang subyek foto tersebut. Pencahayaan tersebut bagus untuk menangkap detail subyek, tetapi tekstur atau bentuk tidak akan terekam dengan bagus.
Sobat bisa mendapatkan hasil yang lebih menarik ketika cahaya datang dari satu sisi subyek. Efek pencahayaan ini sering disebut dengan "side lighting", menciptakan bayangan pada arah berlawanan dari posisi sumber cahaya, juga menampilkan tekstur serta garis bentuk subyek.
Situasi yang sering dihadapi ketika memotret di luar ruangan, dan pada waktu tengah hari adalah kita mendapatkan cahaya yang datangnya langsung dari atas subyek. Hal ini akan memberikan hasil yang tidak maksimal, terutama jika Sobat memotret foto Portrait, mata akan menjadi gelap, dan bayangan akan timbul di bagian bawah hidung dan dagu.
White Balance
Selain kualitas dan arah cahaya, warna sumber cahaya yang berbeda bisa memberikan dampak pada tampilan serta mood foto-foto kalian. Variasi cahaya ini dikenal dengan temperatur warna, dan inilah alasan mengapa kamera memiliki fitur pengaturan white balance. Fitur ini berguna untuk mengoreksi warna yang berasal dari sumber cahaya berbeda.Temperatur cahaya diukur menggunakan skala Kelvin. semakin rendah temperatur warna, maka akan cenderung ke warna merah, sedangkan semakin tinggi temperatur maka akan cenderung ke warna biru. Idealnya, Sobat harus mengatur white balance untuk mendapatkan hasil warna yang natural, baik menggunakan pengaturan white balance otomatis, atau preset seperti: Tungsten, Sunny, Cloudy.
Tag :// fotografi,
Tag :// Teknik Fotografi
16 April 2013
Ada beberapa alasan mengapa metering kamera bisa menghasilkan exposure
yang salah, dan salah satunya adalah tentang penggunaan metering yang
dimiliki oleh Sobat miliki. Kamera kebanyakan memiliki beberapa mode
pengaturan metering (pada Canon
biasanya memiliki 4 mode metering). Setiap mode exposure tentu di
desain dengan tujuan yang berbeda, dan bekerja secara spesifik. Jika
Sobat bermasalah dengan exposure, maka kemungkinan itu terjadi adalah
Sobat tidak sepenuhnya mengerti bagaimana mode metering yang kalian
gunakan bekerja.
Mayoritas kamera DSLR memiliki mode pengaturan metering seperti berikut ini:
Centre-Weighted Metering.
Mode metering ini menitik beratkan pada titik pusat atau tengah dari
viewfinder, seperti yang terlihat pada gambar diatas. Metering
Centre-Weighted bekerja dengan sempurna jika subyek foto kalian berada
di tengah-tengah frame. Jika tidak, maka Sobat harus menempatkan titik
tengah dari viewfinder ke subyek, tekan tombol shutter setengah untuk
mengunci exposure dan kemudian jepret!
Mode metering ini sudah hadir sejak lama, bahkan jika Sobat masih
memiliki kamera film lama, bisa jadi itu adalah satu-satunya mode
metering yang kamera kalian miliki. Mode metering ini bisa dikatakan
mudah digunakan dan bisa diprediksi jika Sobat mengerti bahwa metering
bekerja dengan mengukur exposure dari tengah viewfinder.
Spot Metering.
Kamera membaca exposure
dari lingkaran yang berada di bagian tengah viewfinder. Menggunakan
mode metering ini membutuhkan latihan. Ingat bahwa kamera mengukur
pantulan cahaya, dan jika Sobat mengarahkan lingkaran spot metering ke
tone yang lebih terang atau gelap dibandingkan mid-grey, maka kamera
akan memberikan exposure yang salah.
Spot metering sangat berguna ketika Sobat menghadapi subyek yang terang
tetapi memiliki background yang gelap, kontras bukan? Adegan ini bisa
kita temukan ketika memotret konser atau saat memotret foto siluet. Sobat bisa melakukan metering ke subyek dan kamera akan mengacuhkan bagian background.
Partial Metering
bekerja seperti halnya pada spot metering, tetapi perbedaannya adalah
partial metering memiliki lingkaran yang lebih besar. Metering ini
bekerja dengan bagus ketika Sobat melakukan pengukuran (metering) pada
subyek yang terang dengan background gelap. Gunakan ini jika subyek
pembacaan exposure subyek lebih besar dari Spot metering.
Evaluative Metering
Evaluative metering ditemui di kamera Canon, tetapi pada Nikon
menggunakan istilah Matrix, Pentax serta Sony menggunakan nama
Multi-Segment metering.
Centre-Weighted, Spot dan Partial metering semuanya melakukan pembacaan exposure dari bagian tengah frame, padahal kebanyakan fotografer
lebih memilih menempatkan subyek tidak ditengah-tengah frame
(off-centre) dengan alasan komposisi fotografi (rule of thirds), jadi
menggunakan mode centre-weighted, spot, partial merupakan sebuah hal
yang mudah untuk dilakukan.
Evaluative metering dikembangkan oleh produsen kamera untuk
memudahkan pengukuran exposure pada subyek yang terletak off-centre.
Camera membagi viewfinder menjadi beberapa zona dan membadingkan
pembacaan exposure dari zona ke zona dan memberikan exposure yang
dianggap terbaik. Gambar diatas menunjukkan bagaimana viewfinder dibagi
menjadi zona-zona yang lebih kecil.
Sebuah tips yang manjur untuk dilakukan ketika menggunakan mode metering ini adalah, ambil foto, lihat histogram
dan kemudian rubah exposure jika diperlukan. ini adalah cara paling
sederhana untuk mendapatkan exposure yang sempurna, tetapi bagaimanapun
setiap fotografer memiliki cara kerja sendiri bukan? tetapi yang paling
penting adalah pemahaman bagaimana cara mode-mode metering ini bekerja
dan menghasilkan exposure terbaik bagi kita.
Exposure Compensation
Sekarang Sobat telah memahami mode-mode exposure kamera bukan? dan
mengetahui kenapa kamera memberikan exposure yang salah. Jadi bagaimana
mengatasinya? apa yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan exposure yang
sempurna? Jika Sobat menggunakan mode exposure otomatis, cara paling
sederhana adalah dengan menggunakan fitur exposure compensation.
Jika Sobat bingung bagaimana menggunakan atau menemukan fitur ini pada
kamera cobalah untuk membuka kembali buku manual kamera, karena setiap
merk kamera biasanya berbeda. Jika foto terlihat underexpose,
gunakan exposure compensation untuk menaikkan exposure sebanyak Satu
atau Dua stop, kemudian periksa histogram apakah memperlihatkan grafik
exposure yang pas. (jika sobat masih belum pernah menggunakan histogram,
kalian bisa baca artikel histogram ini), dan jika foto tersebut overexposed, Sobat bisa juga menggunakan exposure compensation untuk mengurangi exposure.
Tag :// fotografi,
Tag :// Teknik Fotografi
5 March 2013
Sepertinya banyak foto yang diambil
oleh para fotografer pemula memiliki banyak detil, dan akhirnya menjadi
elemen yang menarik perhatian dari subyek utama foto, atau malah bisa
terkesan ada terlalu banyak Point of Interest di dalam foto tersebut.
Tip kali ini yang bisa diberikan oleh InFotografi adalah, cobalah pada saat memotret untuk sedikit menganalisa sebelum menekan tombol shutter. Lihat pada gambar dan tanyakan pada diri kalian sendiri apakah ada framing alternatif lain yang bisa digunakan sehingga mampu untuk menghilangkan beberapa elemen yang berpotensi menjadi pemecah perhatian atau distraction dan mampu untuk memperbesar efek dari subyek utama bagi penikmat foto.
Tip kali ini yang bisa diberikan oleh InFotografi adalah, cobalah pada saat memotret untuk sedikit menganalisa sebelum menekan tombol shutter. Lihat pada gambar dan tanyakan pada diri kalian sendiri apakah ada framing alternatif lain yang bisa digunakan sehingga mampu untuk menghilangkan beberapa elemen yang berpotensi menjadi pemecah perhatian atau distraction dan mampu untuk memperbesar efek dari subyek utama bagi penikmat foto.
Sobat bisa menggunakan framing ketat, atau memotret dari angle berbeda
pada kebanyakan kondisi bisa membantu mendapatkan kesederhanaan dalam
sebuah foto.
Tag :// fotografi,
Tag :// Teknik Fotografi
Seorang yang baru saja terjun ke dunia fotografi tentu tidak pernah mempertimbangkan untuk belajar tentang komposisi fotografi.
Mereka kebanyakan komposisi hanya berlaku bagi seorang pelukis. Kenapa?
coba sobat bayangkan saja, tentu tidak mungkin bukan menanyakan pada
seseorang yang sedang berlari mengejar Bis kota, "Maaf bisakah Anda
berposisi disini? Saya lagi mencoba mengaplikasikan Rule of Thirds!" lalu dimana letak poin komposisi dalam fotografi? Bagi Fotografer pemula yang
tidak menghiraukan komposisi fotografi akan berakhir pada banyaknya
stock foto dalam hard disk mereka dan foto-foto itu pasti tanpa
pertimbangan, tidak peduli apakah obyek foto tersebut bergerak atau
diam.
Sobat termasuk kategori diatas dalam belajar fotografi? dan belum mempertimbangkan perihal komposisi? maka berikut ini adalah beberapa aturan yang layak untuk dilakukan untuk memulai memasukkan komposisi dalam setiap jepretan kalian. Aturan secara alami memang dibuat untuk dilanggar, tetapi Sobat tidak bisa melanggarnya sebelum kalian menguasai aturan-aturan tersebut.
Sobat termasuk kategori diatas dalam belajar fotografi? dan belum mempertimbangkan perihal komposisi? maka berikut ini adalah beberapa aturan yang layak untuk dilakukan untuk memulai memasukkan komposisi dalam setiap jepretan kalian. Aturan secara alami memang dibuat untuk dilanggar, tetapi Sobat tidak bisa melanggarnya sebelum kalian menguasai aturan-aturan tersebut.
Rule of Thirds - Infotografi sempat mengulas dalam artikel
sebelumnya, dan kami percaya aturan ini sudah banyak diketahui oleh
fotografer di dunia. Kamera DSLr bahkan kebanyakan sudah dilengkapi
dengan visual grid dalam viewfinder. Aturan ini menyatakan bahwa untuk
membuat sebuah gambar yang menarik, fokuskan Focal Point di salah satu garis atau titik di sepertiga bagian frame. Sebagai contoh tempatkan horizon sebuah foto landscape
pada sepertiga bawah dan jangan tepat di tengah-tengah frame, sebuah
pohon yang ada di sebuah tempat terbuka hendaknya tempatkan sejajar
dengan salah satu dari dua garis vertikal.
Rule of Odds - atau dalam bahasa kita adalah aturan ganjil.
Aturan ini menyatakan bahwa sebuah gambar akan tampak lebih menarik
secara visual ketika subyek berjumlah ganjil, sebagai contoh jika Sobat
memotret di sebuah tempat dan ada lebih dari satu orang, maka jangan
memotret 2 orang, ambil foto 3, 5, atau 7 orang dalam kelompok. Sobat
mungkin akan merasa geli ketika mendengar aturan ini bukan? Tentu aturan
ini kurang berlaku ketika memotret sebuah acara pernikahan atau foto
keluarga dengan jumlah genap, tetapi gunakan aturan sebisa mungkin
ketika tidak memotret 'real life' atau sebuah event (still life,
kelompok orang, bunga dan lain-lain). Penelitan menunjukkan bahwa
seseorang akan lebih mudah dan nyaman ketika melihat gambar dengan
subyek yang berjumlah ganjil.
Rule of Space - Aturan ruang kosong ini erat hubungannya dengan
Rule of Thirds. Rule of Space biasanya sudah ada dalam otak kita, dan
kita tidak sadar sejatinya itu adalah sebuah aturan dasar komposisi
fotografi. Aturan ini menyatakan bahwa untuk menggambarkan sebuah
pergerakan, konteks serta ruang yang lebih besar maka Sobat perlu memasukkan ruang kosong yang bebas dari 'clutter'
atau pemecah perhatian. Sebagai contoh, jika sobat memotret seorang
yang sedang berlari, maka berikan ruang kosong untuk tujuan lari, jangan
memberikan ruang kosong di belakang pelari karena tidak membantu
penikmat foto untuk melihat kedepan arah pelari. Contoh lainnya adalah
ketika memotret wanita yang sedang tertawa, maka berikan ruang kearah
dimana dia tertawa. Hal ini akan mengakibatkan penikmat foto kita
berpikir apa yang sedang dituju oleh pelari atau apa yang sedang
ditertawakan oleh wanita tersebut. Ini adalah alasan kenapa Rule of
Space erat kaitannya dengan Rule of Thirds, ketika memberikan ruang
kosong pada frame, maka akan otomatis juga akan mengaplikasikan Rule of
Thirds.
View Point - Dalam dunia fotografi aturan ini juga dikenal dengan
POV atau Point of View, dan ini adalah aturan paling dasar dari
komposisi fotografi. Sangat sederhana dan mudah diaplikasikan semudah
menekan tombol shutter. Sobat adalah penikmat foto, Mata sobat adalah
mata mereka, jika Sobat memotret seekor kucing pada eye level yang sama,
penikmat foto kalian juga akan melihat pada eye level yang sama dengan
kucing tersebut (memberikan kesan kesetaraan), jika Sobat memotret
kucing dari bawah, maka penikmat foto akan melihat kucing dari bawah
juga (memberikan kesan dominasi) dan jika Sobat memotret kucing dari
atas, maka kalian berarti menyampaikan perasaan superioritas dari
penikmat foto terhadap kucing tersebut.
Tag :// fotografi,
Tag :// Teknik Fotografi
Tulisan pendek kali ini masih berhubungan erat dengan
artikel beberapa minggu lalu tentang Rule of Thirds, dan penempatan subyek foto
di satu sisi frame foto guna mendapatkan keseimbangan komposisi. Pertanyaan
yang mungkin muncul di benak para fotografer pemula adalah:
Jawaban terbaik bagi pertanyaan diatas adalah "Tidak ada masalah dengan penempatan di sisi sebelah kiri ataupun kanan", tetapi ada satu hal yang bisa dijadikan pertimbangan ketika melakukan komposisi. Aturan pakemnya adalah jika seseorang (bisa juga hewan) yang Sobat potret melihat atau bahkan menoleh ke satu arah, maka tempatkan subyek di sisi bersebrangan dengan arah yang mereka tunjuk.
Aturan dalam fotografi tentunya juga bisa dilanggar bukan?
dan tentu jika dilakukan dengan pertimbangan yang tepat akan menghasilkan foto
yang menarik. Aturan tersebut secara estetika mungkin tidak selamanya akan
berlaku. Melanggar aturan tersebut bisa meninggalkan sedikit misteri dan
keingintahuan penikmat foto terhadap cerita yang tersirat, dan tentunya
perasaan tersebut bisa menguatkan reaksi terhadap foto kalian bukan?
Dimana seharusnya Saya menempatkan subyek foto dalam gambar agar tampak bagus? di sisi sebelah kiri atau kanan?
Jawaban terbaik bagi pertanyaan diatas adalah "Tidak ada masalah dengan penempatan di sisi sebelah kiri ataupun kanan", tetapi ada satu hal yang bisa dijadikan pertimbangan ketika melakukan komposisi. Aturan pakemnya adalah jika seseorang (bisa juga hewan) yang Sobat potret melihat atau bahkan menoleh ke satu arah, maka tempatkan subyek di sisi bersebrangan dengan arah yang mereka tunjuk.
Gambar dalam artikel ini, Kami harap bisa mengilustrasikan bagaimana
menempatkan subyek saat memotret dengan kondisi diatas. Kepala dari
subyek dalam foto tersebut mengarah ke satu arah ke kiri atau kanan, dan
fotografer yang memotretnya memberikan ruang kosong (space) di sisi dimana
mereka melihat atau menoleh. Alasannya untuk ini adalah, ketika penikmat
melihat sebuah hasil jepretan yang menggambarkan seseorang sedang melihat ke
satu arah, maka mata penikmat foto juga akan terbawa ke arah tersebut.
Tag :// fotografi,
Tag :// Teknik Fotografi
25 February 2013
Ketika sobat pertama kali membeli kamera dslr, mungkin akan bertanya-tanya. Perlukah saya membeli filter lensa?
Apakah memiliki dampak pada hasil foto? ataukah malah akan mengurangi
kualitas foto yang saya hasilkan? Memang banyak sekali merk-merk filter
yang beredar di pasaran, dan yang pasti harganya juga beragam, dari yang
relatif murah hingga sangat mahal. Kami masih ingat ada beberapa
pendapat yang beredar dikalangan fotografer, bahwa dengan menambahkan
satu elemen di depan kaca lensa maka berarti juga akan mempengaruhi
kualitas foto yang kita hasilkan. Lalu bagaimana dengan filter?
Filter optik berkualitas bagus yang terbuat dari kaca murni atau resin tidak akan mengurangi ketajaman serta kontras dari foto, tetapi dengan syarat Sobat harus tetap menjaga filter tersebut bersih ketika digukan, bersih dari debu, ataupun bekas sidik jari. Yang harus diperhatikan adalah, ketika Sobat menambahkan elemen di depan lensa, maka akan meningkatkan potensi terjadinya flare dan pantulan cahaya atau yang sering disebut dengan "ghosting" (pantulan tersebut biasanya terjadi antara elemen bagian depan lensa dan bagian belakang dari filter). Ghosting bisa terjadi lebih parah lagi jika Sobat menggunakan lebih dari satu filter disaat bersamaan, contoh: menggunakan filter Polarize didepan filter UV.
Apakah dengan menggunakan filter lensa akan mengurangi ketajaman foto?
Menjawab pertanyaan diatas akan sangat tergantung pada kualitas filter
serta jenis material filter itu sendiri. Kualitas terbaik filter
biasanya dibuat dari kaca optik murni, dan harganya bisa beragam dari
kategori mahal sampai sangat mahal. Beberapa manufaktur atau produsen
ada yang memproduksi filter resin berkualitas tinggi dengan material
hampir murni menyerupai kaca. Ada juga filter murah yang terbuat dari
plastik beredar dipasaran, tetapi kami tidak merekomendasikan filter
beharga murah tersebut.
Filter optik berkualitas bagus yang terbuat dari kaca murni atau resin tidak akan mengurangi ketajaman serta kontras dari foto, tetapi dengan syarat Sobat harus tetap menjaga filter tersebut bersih ketika digukan, bersih dari debu, ataupun bekas sidik jari. Yang harus diperhatikan adalah, ketika Sobat menambahkan elemen di depan lensa, maka akan meningkatkan potensi terjadinya flare dan pantulan cahaya atau yang sering disebut dengan "ghosting" (pantulan tersebut biasanya terjadi antara elemen bagian depan lensa dan bagian belakang dari filter). Ghosting bisa terjadi lebih parah lagi jika Sobat menggunakan lebih dari satu filter disaat bersamaan, contoh: menggunakan filter Polarize didepan filter UV.
Tag :// fotografi,
Tag :// Teknik Fotografi
Fotografer pemula sering kali terkejut ketika menyadari bahwa lensa mahal yang baru mereka beli terasa tidak tajam di setiap pengaturan aperture.
Jika sobat bertanya pada fotografer yang lebih berpengalaman dalam
artian profesional, mereka akan menginformasikan bahwa ada perbedaan
dalam hal ketajaman gambar di setiap aperture yang kita gunakan. Setiap lensa memiliki aperture optimal dimana dia akan bekerja dengan optimal, dengan kata lain kita menyebutnya dengan hasil yang tajam.
Aperture yang menghasilkan foto paling tajam atau biasa disebut dengan "Sweet Spot" sangat beragam dari lensa ke lensa, tetapi sebagai patokan, kebanyakan lensa memiliki "Sweet spot" ketika mereka diturunkan antara 2 atau 3 stop dari aperture maksimum. Sebagai contoh pada lensa yang memiliki aperture maksimum f/2.8 memiliki "sweet spot" di aperture f/8.0.
Selamat bereksperimen!
Aperture yang menghasilkan foto paling tajam atau biasa disebut dengan "Sweet Spot" sangat beragam dari lensa ke lensa, tetapi sebagai patokan, kebanyakan lensa memiliki "Sweet spot" ketika mereka diturunkan antara 2 atau 3 stop dari aperture maksimum. Sebagai contoh pada lensa yang memiliki aperture maksimum f/2.8 memiliki "sweet spot" di aperture f/8.0.
Lalu bagaimana Kita mengetahui "Sweet Spot" dari Lensa?
Sebenarnya ada satu cara yang sederhana dan menyenangkan untuk menguji lensa-lensa tersebut. Sobat hanya membutuhkan sebuah tripod
dan koran. Untuk melakukan test atau pengujian ini yang harus kalian
lakukan adalah dengan menempelkan selembar koran di tembok, dan pastikan
mendapat cahaya yang cukup. Kedua, pasang kamera kalian di sebuah
tripod, lihatlah pada waterpas di tripod untuk memastikan bahwa kamera
dan dinding benar-benar sejajar. Ambillah serangkaian foto dengan
exposure paling lebar hingga paling sempit dengan menurunkan satu stop
tiap jepretan/frame (jangan lupa untuk melakukan perubahan pada shutter
speed agar mendapatkan exposure yang pas serta konsisten.) Teruslah
memotret sampai kalian telah mendapatkan satu exposure (foto) untuk
setiap aperture.
Sobat kemudian bisa mendownload atau mentransfer foto-foto tersebut ke
Personal Computer (PC), dan buka semua foto tersebut lalu bandingkan!
Bandingkan hasil foto menggunakan metadata atau yang sering disebut
dengan EXIF,
untuk melihat berapa pengaturan aperture yang digunakan. Sobat jangan
terkejut ketika melihat hasil perbandingannya, sering kali hasil
ketajamannya berbeda di setiap aperture.
Selamat bereksperimen!
Tag :// fotografi,
Tag :// Teknik Fotografi
24 February 2013
Salah satu faktor utama yang
membedakan antara foto menarik dengan sebuah foto yang biasa-biasa saja
adalah KOMPOSISI atau bagaimana obyek/subyek ditempatkan dalam sebuah
foto. Penggunaan Rule of Thirds memang bukan sebuah aturan baku,
tetapi hanya merupakan sebuah aturan sederhana komposisi atau panduan
untuk meningkatkan komposisi dari foto-foto kalian. Konsep dari Rule of
Thirds bertentangan dengan kebiasaan yang terjadi pada fotografer pemula dengan selalu menempatkan subyek foto mereka tepat ditengah-tengah frame atau yang sering disebut dengan dead center.
Jawab terlebih dahulu 2 pertanyaan diatas, dan kemudian lakukan framing,
dalam waktu dekat Sobat akan menyadari telah menemukan satu bentuk
peningkatan dalam dunia fotografi kalian. Di era fotografi digital, Rule
of Thirds merupakan fitur yang telah menjadi satu di banyak kamera.
Sobat bisa menghidupkan fitur ini dengan menggunakan pengaturan
sederhana dan bisa langsung kalian lihat lewat LCD atau viewfinder (baca
buku manual kamera kalian). Layar fokus pada kamera DSLR bisa
digantikan dengan layar khusus seperti Rule of Third guna memandu kalian
melakukan komposisi.
Rule of Thirds menuntun mata penikmat foto ke arah titik Point of Interest atau Focal Point
secara alami, dan bukan pada bagaian tengah frame. Aturan tersebut
mengidentifikasikan Point of Interest (POI) dan menganjurkan bahwa jika
Sobat menempatkan Point of Interest subyek di titik yang tepat dan
berkolaborasi dengan bagaimana mata menelusuri gambar secara alami, maka
Sobat kemungkinan besar telah menciptakan sebuah hasil foto yang
memiliki keseimbangan serta menarik bagi para penikmat foto.
Memahami Rule of Thirds
Rule of Thirds membagi foto menjadi 9 bagian yang sama dengan 2 garis
ruang horisontal yang sama serta dua garis ruang vertikal yang sama
pula, jadi sekarang sobat memiliki 9 persegi kecil dan bukan satu
persegi besar.
Empat Garis beserta titik antara mereka diidentifikasikan merupakan
bagian atau tempat dari Point of Interest dan tentunya itu adalah
diamana Sobat seharusnya menempatkan subyek (disepanjang garis atau di
titik persimpangan) untuk menciptakan foto-foto yang memiliki
keseimbangan. Sebuah cara mudah untuk mengingatnya adalah: Rule of
Thirds menghindari penempatan subyek di persegi bagian TENGAH.
Mengaplikasikan Rule of Thirds
Selalu selaraskan subyek utama dengan garis panduan serta titik
persimpangan, hindari penempatan horizon yang membagi frame menjadi 2
bagian yang sama, lebih baik tempatkan horison di sepertiga bawah atau
atas, elemen-elemen linear dalam foto setidaknya harus mengalir dari
bagian ke bagian lain.
Beberapa fotografer hebat mungkin mendapatkan komposisi bagus secara
alami, tetapi pada umumnya mereka tidak mendapatkannya dalam waktu
singkat serta membutuhkan banyak sekali latihan dan akhirnya menjadi
sebuah kebiasaan. Ajukan pada diri Sobat 2 pertanyaan ini sebelum
menekan tombol Shutter:
- Apa yang akan menjadi pusat perhatian dari foto Saya?
- Dibagian persegi yang manakah akan saya tempatkan POI tersebut? (Tentunya bukan di bagian tengah)
Tag :// fotografi,
Tag :// Teknik Fotografi
Apakah Sobat pernah merasakan bahwa
memotret bayi adalah aktifitas fotografi yang terasa begitu
menyenangkan? Mengabadikan sebuah kehidupan baru yang polos dengan muka
yang begitu menggemaskan. Memotret bayi bisa menjadi ajang untuk melatih
fotografi kalian loh! Carilah teman atau saudara yang baru saja
memiliki anak, dan tawarkan pada mereka untuk memotretnya, syukur-syukur
mereka senang dengan hasil foto tersebut dan kalian mendapatkan sisi
komersial dari aktifitas tersebut.
Mode continues shooting atau burst mode layak untuk digunakan, jika kamera digital kalian mememiliki fitur tersebut, terutama jika anak-anak tersebut sangat aktif. Menurut pengalaman banyak fotografer, bahwa foto kedua atau ketiga dari sequence shot akan tampak menarik. Memotret hanya dengan satu jepretan atau frame, berarti kemungkinan besar Sobat akan kehilangan momen. Keunguntungan lain dengan menggunakan continuous shooting adalah kemungkinan mendapatkan satu seri foto yang bisa digabungkan jadi satu dan bisa menyampaikan cerita.
Sebenarnya kunci dari memotret bayi atau anak-anak adalah menjadi
seperti mereka. Sobat harus mengeluarkan sisi kekanakan kalian.
Anak-anak suka sekali bermain, mereka melakukan hal yang tidak terduga,
mereka suka hal-hal baru. Lakukan pendekatan melalui semangat bermain
dan kalian akan mendapatkan foto-foto yang berasal dari "dunia mereka"
Salah satu tip yang bisa diaplikasikan saat memotret bayi adalah,
memotret pada 'eye-level' bayi tersebut. Ada banyak foto bayi yang
diambil dari angle atas, sekitar 2-3 meter diatas bayi tersebut, jika
boleh kami mengatakan, angle pemotretan bayi dari atas akan membuat bayi
lucu tersebut tampak lebih kecil dan mirip dengan mainan.
Bertumpulah pada tangan dan lutut atau berjongkok sebelum memotret,
masuki dunia mereka dan ajak mereka berinteraksi, dengan demikian akan
memudahkan dalam memotret bayi mungil tersebut.
Memotret Bayi
Bayi bisa dikatakan sedikit sulit untuk dipotret karena mareka diam
disatu tempat dan selalu menggerak-gerakkan tangan, kaki serta
kepalanya. Salah satu cara terbaik untuk mendapatkan foto yang baik
ketika memotret mereka adalah dengan cara meletakkan mereka diatas
karpet bayi dan sobat berbaring tepat disebelah mereka dengan kamera
kalian berada tepat di atas lantai, dengan cara ini Sobat bisa melihat
langsung sebuah mata besar dan indah serta secara tidak langsung akan
menempatkan para penikmat foto pada sebuah prespektif 'eye to eye' yang unik.
Memotret Anak-anak
Prinsip yang digunakan sebenarnya sama dengan memotret bayi, yaitu
memotret dengan eye level mereka, tentunya tidak sampai berbaring di
lantai ketika anak-anak tersebut sudah mampu untuk berdiri atau
berjalan. Waktu yang tepat memotret anak-anak adalah saat mereka
melakukan aktifitas atau kegiatan yang mereka senangi, seperti bermain,
makan dan lain-lain. Pergilah ketaman bersama dengan mereka beserta
orang tuanya, kunjungi rumah mereka ketika mereka sedang belajar
mewarnai, berusahalah berbaur dengan mereka di di kamar atau pada saat
bermain.
Mendekatlah ketika mereka sedang melakukan aktifitas (tentunya pada
level/tinggi yang sama dengan mereka) dan ambillah foto sebanyak
mungkin, usahakan juga mengambil foto anak-anak saat bersama dengan
orang tua mereka dan jangan sampai melewatkan momen-momen candid,
cobalah membuat ekspresi wajah lucu dan mendapatkan respon dari
anak-anak tersebut.
Mode continues shooting atau burst mode layak untuk digunakan, jika kamera digital kalian mememiliki fitur tersebut, terutama jika anak-anak tersebut sangat aktif. Menurut pengalaman banyak fotografer, bahwa foto kedua atau ketiga dari sequence shot akan tampak menarik. Memotret hanya dengan satu jepretan atau frame, berarti kemungkinan besar Sobat akan kehilangan momen. Keunguntungan lain dengan menggunakan continuous shooting adalah kemungkinan mendapatkan satu seri foto yang bisa digabungkan jadi satu dan bisa menyampaikan cerita.
Focal Length
Cara lain merubah angle pemotretan ketika memotret anak-anak adalah dengan menggunakan focal length yang berbeda. Gunakan beberapa lensa yang berbeda
untuk mendapatkan opsi yang berbeda, jika Sobat menggunakan kamera DSLR
(lenda wide dan zoom), dan jik Sobat menggunakan kamera point and shoot
maka setidaknya memiliki 3x optical zoom dan pastikan kalian memaksimalkannya.
memotret menggunakan lensa wide angle akan terasa efektif ketika berada
di dekat anak-anak karena akan memberikan prespektif yang menarik. coba
gunakan 17-40mm, tentunya SObat masih bisa mendapatkan sedikit zoom dan
mendapatkan dampak yang luar biasa dari focal length 17mm
Lensa zoom memungkinkan kalian untuk memotret dari jauh dan akan sangat
berguna jika anak-anak merasa takut atau malu ketika kalian berada di
dekat mereka saat memotret.
Tag :// fotografi,
Tag :// Teknik Fotografi
23 February 2013
Hal ini dilakukan untuk memberikan
keseimbangan dalam foto dan memberikan jawaban kepada penikmat foto atas
pertanyaan "dimana subyek akan pergi atau bergerak?"
Bagaimanapun aturan dibuat untuk dilanggar dan setiap aturan memiliki
celah dimana kita bisa melanggarnya dengan hasil yang lebih bagus
ataupun efektif.
1. Subyek yang bergerak dan meninggalkan "sesuatu"
Saat yang paling ideal untuk melanggar serta mematahkan aturan diatas
adalah ketika subyek bergerak dan meninggalkan sesuatu atau jejak.
Beberapa subyek yang bergerak meninggalkan jejak dibelakang mereka yang
bisa dijadikan focal point
yang layak untuk dimasukkan ke dalam frame foto kita. Sebagai contoh:
air yang terbelah dibelakang peselancar air, asap pesawat terbang atau
jet yang membelah langit biru, asap atau debu dari mobil rally, dan
lain-lain.
2. Menggambarkan kecepatan
Sobat mungkin bisa juga melanggar aturan tersebut ketika ingin
menggambarkan atau menonjolkan sisi kecepatan subyek, dengan menempatkan
subyek tersebut ditepian frame. Dengan cara ini Sobat bisa
menggambarkan pada penikmat foto bahwa subyek bergerak cepat sehingga
susah untuk mengejarnya.
3. Menunjukkan perjalanan
Alasan terakhir ini dirasa juga tepat untuk melanggar aturan, yaitu ketika Sobat ingin memvisualisasikan sebuah perjalanan dimana subyek sudah berada di tujuannya dan bukannya kemana mereka akan pergi.
Tag :// fotografi,
Tag :// Teknik Fotografi
Sobat sedang memotret model bersama
teman-teman di siang hari atau dibawah sinar matahari yang terang?.
Beberapa dari sobat sekalian mungkin akan menganggap bahwa dengan banyak
atau terangnya cahaya berarti akan menghasilkan foto yang hebat bukan?
Hal yang terjadi bisa saja kebalikan! Terlalu banyak atau kuat cahaya tidak selalu berarti menghasilkan foto hebat. Bahkan ketika Sobat memotret portrait di bawah cahaya terang akan menghadapi beberapa masalah yang nyata.
Sobat bisa memposisikan subyek kalian dekat dinding putih atau
memposisikan benda dengan permukaan putih disekeliling subyek untuk
memantulkan cahaya ke area wajah. Beberapa fotografer lebih memilih menggunakan aluminium foil atau bahan styrofoam lebar sebagai reflektor.
Hal yang terjadi bisa saja kebalikan! Terlalu banyak atau kuat cahaya tidak selalu berarti menghasilkan foto hebat. Bahkan ketika Sobat memotret portrait di bawah cahaya terang akan menghadapi beberapa masalah yang nyata.
Memotret di siang atau tengah hari maka berarti cahaya matahari datang
langsung dari atas, dan ini akan membuat subyek berpotensi memiliki
bayangan yang kuat di beberapa bagian wajah. Belum cukup disini, jika
Sobat memotret seseorang dibawah sinar matahari yang kuat akan susah
untuk terlihat natural, Subyek atau model foto kalian akan sering
menyipitkan mata hanya karena silau terkena sinar matahari.
Jadi apa yang harus dilakukan?
Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa dilakukan ketika mengambil
foto portrait dibawah sinar matahari terang. Kami berusaha mengulasnya
sesederhana mungkin agar mudah diaplikasikan di outdoor dan tidak perlu
mengusung perangkat studio outdoor bersama dengan kalian.
1. Fill Flash
Sobat mungkin akan berpikir: Terasa aneh ketika menyalakan flash disiang
hari, tetapi inilah salah satu waktu yang tepat untuk mempergunakan
flash. Bayangan gelap yang ada di wajah subyek foto (biasanya ada di
bagian bawah mata) ketika memotret disiang hari bisa dihilangkan dengan
hanya menambahkan sedikit cahaya dari flash built ini kalian.
Kamera DSLR sekarang ini sudah banyak yang memilik fitur untuk
mengontrol intensitas cahaya yang dikeluarkan oleh flash built-in,
biasanya disebut dengan flash compensation. Sobat bisa menambah atau
mengurangi setelah melakukan beberapa percobaaan jepretan sampai kalian
mendapatkan hasil yang terasa natural.
Kabar baiknya dalam menggunakan flash atau fill flash adalah background
sering kali berdampak background akan menjadi sedikit gelap. Hal ini
bisa memberikan kesan Model sebagai Point of Interest menjadi semakin
menonjol dibandingkan Background. Fill flash juga akan menciptakan kilau
kecil dibagian mata subyek kalian.
Terkadang dengan menggunakan fill flash bisa memberikan kesempatan kita
untuk memotret dengan posisi subyek/model membelakangi cahaya. Hal ini
berarti wajah mereka tidak menghadap langsung cahaya matahari, tetapi
subyek akan mendapatkan cahaya yang mengenai sekitaran rambut dan bahu,
dan itu akan memberikan dampak yang bagus.
2. Memotret di teduhan/naungan
Cara mudah yang lain untuk menghilangkan bayangan yang tercipta di
bagian wajah subyek adalah dengan memindahkan subyek (dan fotografer) ke
bawah naungan bayangan besar dan memotret mereka di dalam naungan
bayangan tersebut. Kuncinya adalah mencari tempat yang tidak gelap
tetapi tetap memiliki cahaya yang terfilter yang bisa masuk. Hindari
cahaya "belang-belang" dibawah pohon atau jika tidak maka Sobat
kemungkinan besar akan mendapati separuh wajah terkena cahaya langsung
sedangkan bagian lain terkover naungan dengan baik.
Jika sobat ingin membuat foto portrait dengan framing ketat di bagian
wajah mungkin bisa menyiasati dengan bantuan seseorang yang memegang
payung atau obyek lain sebagai naungan dibagian wajah tentu jangan
sampai rekan kita itu masuk kedalam frame foto kita.
3. Gunakan Reflektor
Tips kali nomor Tiga ini tidak berarti Sobat harus selalu menyiapkan
reflektor di dekat kalian, walaupun ada fotografer yang selalu membawa
reflektor portable kecil di dalam tas kamera mereka. Jika Sobat tidak
ingin repot membawa reflektor, kalian masih bisa menggunakan prinsip
dasar bagaimana memantulkan sedikit cahaya ke arah wajah subyek guna
membantu menerangi bagian wajah yang terkena bayangan.
Prinsipnya adalah setiap permukaan yang bewarna putih (atau terang) bisa berperan sebagai reflektor
cahaya, dan jika diposisikan pada sudut yang tepat maka kalian bisa
memanfaatkannya untuk memberi subyek/model sedikit cahaya ekstra.
Tag :// fotografi,
Tag :// Teknik Fotografi
Apakah Sobat berhenti memotret foto
portrait karena alasan belum memiliki perangkat lighting studio yang
tepat? Jangan berhenti karena alasan itu! Sobat bisa memperoleh foto
portrait yang bagus dengan hanya menggunakan natural light. Fotografi
adalah tentang cahaya. Belajar bagaimana melihat cahaya
merupakan hal yang diperlukan guna mengasah mata fotografi kalian.
Mampu untuk mengetahui intensitas, warna serta arah cahaya bisa sangat
membantu kalian bagaimana memposisikan subyek serta pengaturan kamera
apa yang akan dipergunakan.
Coba potretlah subyek yang diposisikan membelakangi sumber cahaya. Backlight akan menghasilkan higlight yang bagus disekitar rambut, gunakan reflektor atau fill flash untuk mengisi bayangan dan mengangkat detail dibagian wajah. Pilihan posisi bagus lainnya adalah menempatkan subyek disisi atau sedikit dibelakang mereka.
Intensitas cahaya
Cahaya langsung yang kuat bisa terasa sangat keras, Sobat bisa menemukan
karakter cahaya ini pada hari-hari yang cerah. Cahaya yang keras
memperjelas kontras antara cahaya dan bayangan dan bisa terlihat sangat
tidak menarik. Sobat akan mendapati subyek yang memiliki bayangan gelap
disekitar kantung mata ketika memotret dibawah cahaya matahari yang
keras, dan hal ini bisa menyebabkan wajah subyek terlihat lelah
Kontras akan menjadi rendah dan cahaya terlihat lebih menarik ketika memotret dengan cahaya yang kurang intens dan menyebar. Ada beberapa caya yang bisa sobat lakukan untuk mengurangi intensitas serta menyebarkan cahaya ketika matahari bersinar terlalu terang diatas kepala:
Carilah semacam cover atau penutup. Teduhan bisa menjadi difusser yang bagus. Cobalah memotret subye dibawah naungan atau teduhan beranda, teras rumah, atau dibawah bayangan pohon yang besar. ketika memotret ditempat teduh Pastikan subyek ternaungi secara merata, jika ada sedikit saja cahaya matahari yang menembus dan menyinari wajah maka tentu akan mengurangi tampilan foto.
Tidak menemukan tempat teduh? Sobat bisa menggunakan kain transparan yang lebar. Tempatkan kain transparan tersebut diantara subyek dan sumber cahaya. Langit yang berawan bagus membentuk natural light yang bagus untuk fotografi portrait, karena awan yang menutupi cahaya matahari bisa berperan sebagai diffuser. Sobat pada hari yang berawan/mendung mungkin akan perlu untuk menggunakan teknik fill flash agar detail wajah pada subyek masih bisa menonjol dalam foto.
Jika Sobat memotret di dalam ruangan dan menggunakan cahaya matahari yang melewati jendela sebagai sumber cahaya, maka tempatkan subyek sedikit menjauh dari jendela untuk mengurangi intensitas cahaya. Sobat juga bisa menggunakan tirai jendela atau kain transparan diantara subyek dan jendela sebagai difusser.
Kontras akan menjadi rendah dan cahaya terlihat lebih menarik ketika memotret dengan cahaya yang kurang intens dan menyebar. Ada beberapa caya yang bisa sobat lakukan untuk mengurangi intensitas serta menyebarkan cahaya ketika matahari bersinar terlalu terang diatas kepala:
Carilah semacam cover atau penutup. Teduhan bisa menjadi difusser yang bagus. Cobalah memotret subye dibawah naungan atau teduhan beranda, teras rumah, atau dibawah bayangan pohon yang besar. ketika memotret ditempat teduh Pastikan subyek ternaungi secara merata, jika ada sedikit saja cahaya matahari yang menembus dan menyinari wajah maka tentu akan mengurangi tampilan foto.
Tidak menemukan tempat teduh? Sobat bisa menggunakan kain transparan yang lebar. Tempatkan kain transparan tersebut diantara subyek dan sumber cahaya. Langit yang berawan bagus membentuk natural light yang bagus untuk fotografi portrait, karena awan yang menutupi cahaya matahari bisa berperan sebagai diffuser. Sobat pada hari yang berawan/mendung mungkin akan perlu untuk menggunakan teknik fill flash agar detail wajah pada subyek masih bisa menonjol dalam foto.
Jika Sobat memotret di dalam ruangan dan menggunakan cahaya matahari yang melewati jendela sebagai sumber cahaya, maka tempatkan subyek sedikit menjauh dari jendela untuk mengurangi intensitas cahaya. Sobat juga bisa menggunakan tirai jendela atau kain transparan diantara subyek dan jendela sebagai difusser.
Warna Cahaya
Beberapa cahaya bisa dikatakan "dingin" dan memiliki warna
kebiru-biruan, dan beberapa cahaya hangat serta memiliki warna emas.
Mata kita secara alami bisa beradaptasi dengan perubahan warna tersebut
agar warna terlihat sama ketika dalam kondisi beragam pencahayaan,
tetapi tidak pada kamera, oleh karena itu pengaturan white balance
dirasa sangat penting. Ketika bekerja dengan natural light atau cahaya
alami Sobat bisa menggunakan pengaturan white balance sesuai dengan
jenis pencahayaan yang ada seperti sunny, shade atau cloudy, dan
lain-lain.
Pengaturan white balance ini mungkin tidak selalu memberikan hasil warna foto yang benar. Warna obyek yang manjadi media pantulan cahaya juga akan mempengaruhi warna cahaya. Jika warna foto tidak benar bisa menyebabkan warna kulit subyek terlihat seperti sakit. Pengaturan white balance terbaik pada kamera adalah custom white balance. Selalu simpan grey card di tas kamera kalian, sehingga Sobat bisa mengatur custom white balance kapan saja saat memotret.
Pengaturan white balance ini mungkin tidak selalu memberikan hasil warna foto yang benar. Warna obyek yang manjadi media pantulan cahaya juga akan mempengaruhi warna cahaya. Jika warna foto tidak benar bisa menyebabkan warna kulit subyek terlihat seperti sakit. Pengaturan white balance terbaik pada kamera adalah custom white balance. Selalu simpan grey card di tas kamera kalian, sehingga Sobat bisa mengatur custom white balance kapan saja saat memotret.
Arah Cahaya
Mengetahui dari mana arah cahaya akan membantu kalian dalam memposisikan subyek guna mendapatkan foto terbaik. Mungkin banyak asumsi bahwa posisi terbaik adalah menempatkan subyek menghadap langsung cahaya matahari yang terang agar bagian wajah bisa diterangi, tapi ini bukanlah pilihan yang selalu baik. Subyek yang menghadap matahari secara langsung matanya akan cenderung akan menyipit karena silau. Hal ini juga akan menyebabkan bayangan disekitar kantung mata yang menyebabkan wajah subyek tampak lelah.Coba potretlah subyek yang diposisikan membelakangi sumber cahaya. Backlight akan menghasilkan higlight yang bagus disekitar rambut, gunakan reflektor atau fill flash untuk mengisi bayangan dan mengangkat detail dibagian wajah. Pilihan posisi bagus lainnya adalah menempatkan subyek disisi atau sedikit dibelakang mereka.
Tag :// fotografi,
Tag :// Teknik Fotografi
21 February 2013
Memotret Light Trail merupakan salah
satu jenis foto yang banyak diminati banyak orang, bahkan seseorang yang
sedang memulai fotografi pasti bertanya-tanya bagaimana merekam untaian
warna-warni lampu tersebut. Memotret Light trail juga menjadi populer
di banyak kalangan fotografer, dan bisa menjadi bahan belajar fotografi, terutama bagi mereka yang ingin mengeksplorasi kamera mereka menggunakan mode pemotretan Manual serta bereksperimen menggunakan Long Exposure di kondisi Low Light atau rendah cahaya.
Kamera digital saat ini sudah banyak yang dilengkapi dengan fitur BULB.
Mode ini memungkinkan seorang fotografer untuk tetap membuka shutter
selama yang dia inginkan. Fitur ini bisa sangat membantu pada pemotretan
menggunakan long exposure. Gunakan Remote Shutter Release
jika Sobat ingin menggunakan fitur ini. Baca kembali buku manual kamera
kalian untuk mencari tahu bagaimana menggunakan fitur ini pada kamera
kalian.
Tidak ada tipe kamera atau perangkat fotografi tertentu untuk mengambil foto Light Trail, tetapi setidaknya Sobat harus memiliki sebuah kamera yang memungkinkan kalian untuk mengatur Exposure. Sobat harus bisa memilih Shutter Speed lambat. Hal ini berarti Sobat membutuhkan kamera yang memiliki kemampuan untuk memotret menggunakan mode Manual atau mode Shutter Priority.
Memotret menggunakan tangan kosong pasti akan terasa sedikit susah untuk menghindari camera shake, untuk itu Sobat pasti membutuhkan sebuah Tripod untuk memotret menggunakan Shutter Speed lambat.
Memotret menggunakan tangan kosong pasti akan terasa sedikit susah untuk menghindari camera shake, untuk itu Sobat pasti membutuhkan sebuah Tripod untuk memotret menggunakan Shutter Speed lambat.
Perangkat fotografi lain yang bisa menjadi pilihan untuk digunakan
adalah Lens Hood. Lens Hood berguna untuk menghindari flare yang
diakibatkan oleh cahaya disekitar kita. Kabel Remote Shutter Release atau Wireless Remote Controll
juga akan sangat membantu menghindari kamera shake. Setelah semua sudah
siap tinggal melengkapi diri kita dengan kesabaran serta baju hangat.
Prinsip memotret Light Trail:
Prinsip dasar dalam memotret Light Trail sederhana, Sobat tinggal
menemukan tempat atau lokasi dimana kalian bisa melihat lampu-lampu
kendaraan berlalu-lalang, pasang kamera serta tripod, atur kamera ke
pengaturan shutter speed lambat, dan ambil gambar kendaraan atau mobil
untuk membuat Light Trail yang indah. Aplikasi memang tidak semudah apa
yang kami tulis, tapi yang pasti adalah Penggunaan Shutter Speed lambat memungkinkan kita untuk merekam jejak cahaya yang ditinggalkan oleh kendaraan.
Tulisan ini hanya tips bagaimana menghasilkan foto Light Trails, pada
prakteknya Sobat butuh untuk bereksperimen secara terus menerus. Kita
memotret di era digital dimana kemudahan aktifitas fotografi telah
memanjakan kita, banyak-banyak lah memotret light trail dan review hasil
foto-foto tersebut baik menggunakan LCD di kamera atau pada PC Desktop.
Saat Pemotretan Light Trail:
Memotret Light Trail bukanlah satu hal yang sulit untuk dilakukan, Sobat
cukup menemukan tempat atau jalan yang dilewati oleh kendaraan di senja
atau malam hari. Pertibangkan timing serta framing foto kalian untuk
menghasilkan foto yang bisa menarik perhatian. Berikut adalah beberapa
tips yang bisa kalian lakukan:
- Timing - Kebanyakan foto-foto Light Trail diambil di malam hari, tetapi waktu lain yang menarik untuk memotret Light Trail adalah pada saat senja, tepat sebelum dan sesudah matahari terbenam. Senja hari tidak hanya menawarkan cahaya kendaraan, tetapi juga ambient light atau cahaya hangat berwarna oranye kemerahan yang bisa mendramatisir hasil foto-foto Light Trail kalian.
- Prespektif - Memotretlah dengan menggunakan prespektif yang sedikit kreatif, memetret dengan angle rendah atau mencari tempat tinggi dan memotret ke arah bawah bisa menciptakan angle yang tidak biasa.
- Lokasi - memang lokasi yang tepat adalah di dekat atau pinggir jalan, tapi cobalah melihat lingkungan sekitar cari apa yang bisa menarik perhatian, seperti gedung yang masih masih nyala lampunya sementara yang lain sudah gelap, atau bundaran dimana light trail bisa membentuk lingkaran dan lain-lain.
- Framing - Komposisi dasar fotografi bisa diaplikasikan dalam memotret light trails, foto atau gambar memerlukan sebuah Point of Interest. Rule of Thirds bisa efektif diaplikasikan, arahkan mata di dalam gambar menggunakan garis.
Pengaturan Kamera:
Biasanya Memotret Light Trail bisa dilakukan dengan Shutter Speed
antara 10 sampai 20 detik, karena dengan bentangan waktu itu akan
memberi waktu bagi kendaraan memenuhi frame kita, dan gunakan Aperture di diatas f/8.
Pengaturan diatas bisa Sobat coba sebagai pengaturan awal dan ambil
beberapa foto untuk pengujian, dan lihat bagaimana Exposure yang
dihasilkan. Apakah foto yang dihasilkan Underexposure atau Overexposure
dan apakah Shutter Speed yang digunakan cukup bagi kendaraan untuk
mengisi frame.
Jika foto kalian overexposed, maka perkecil Aperture kalian dengan
memperbesar bilangan F Stop, atau jika foto kalian terasa underexposed
maka perbesar Aperture dengan memperkecil bilangan F Stop. Jika Sobat
ingin cahaya kendaraan menginggalkan jejak lebih jauh di dalam frama,
maka gunakan shutter speed yang lebih lama, dan begitu juga
kebalikannya.
Harap diingat bahwa Aperture berdampak pada Depth of Field atau Ruang
Tajam, jika Sobat butuh untuk menggunakan Aperture lebih lebar berarti
kalian mengurangi Ruang Tajam dan membuat elemen-elemen foto lebih
banyak yang kurang fokus.
- Histogram - Sumber cahaya di sekeliling kalian bisa mengakibatkan foto kalian menjadi wash out atau terlalu terang. Sumber cahaya itu bisa berasal dari lampu kota, lampu sorot gedung dan lain-lain. Cahaya yang terlampau terang bisa manjadi distraction bagi foto kalian dan membuat mata penikmat foto teralih menuju cahaya tersebut. Salah satu cara untuk memeriksa apakah foto kalian overexposed adalah menggunakan Histogram, jika ada area di dalam foto yang terlampau terang maka kalian akan mendapati grafik Histogram yang cenderung tingi.
- Gunakan ISO rendah - menggunakan ISO rendah akan memberikan noise yang minimal pada foto kalian.
- Gunakan Format RAW - Format ini memungkinkan kalian memiliki keleluasaan ketika paska pemotretan, terutama pada editing white balance. kenapa white balance? karena seperti kita ketahui memotret kota dimalam hari akan ada banyak cahaya berbeda di yang dominan.
- Manual Focus - pada kondisi rendah cahaya pasti akan terasa sulit menemukan fokus. Gunakan manual fokus dan pastikan Sobat fokuskan pada bagian gambar yang kuat secara visual
Menggunakan Mode Bulb
Tag :// fotografi,
Tag :// Teknik Fotografi
Foto yang tajam dengan detail foto
yang bagus merupakan sesuatu yang kebanyakan fotografer jadikan tujuan
dalam memotret, tetapi membuat subyek utama atau bahkan keseluruhan foto
secara sengaja tidak fokus bisa menciptakan foto dengan kesan fantasi
yang menarik perhatian.
Pada dasarnya ada Dua strategi yang bisa Sobat lakukan jika ingin menciptakan foto-foto yang tidak terfokus.

- Sobat bisa memilih untuk memfokuskan ke obyek yang terlihat tidak penting dalam foto. Lakukan hal ini dengan memilih aperture lebar yang akan memberikan Depth Of Field atau ruang tajam yang sempit dan fokuskan ke satu elemen yang ada di depan atau belakang subyek utama.
- Opsi lain yang bisa dilakukan adalah dengan membuat seluruh area foto tidak terfokus tetapi tetap memilih elemen yang ada di depan subyek untuk terfokus dengan baik. Penggunaan Aperture lebar akan sangat membantu kalian, dan Sobat mungkin butuh untuk menggunakan pengaturan fokus manual atau jika tidak kamera akan dengan otomatis mencari fokus secara otomatis.

Tag :// fotografi,
Tag :// Teknik Fotografi
19 February 2013
Kenapa memotret sunrise? bagi beberapa
orang ini adalah alasan bagus untuk bangun pagi, dan yang pasti Sobat
akan mendapatkan subyek yang orisinil. Tidak ada Dua foto sunrise (atau
sunset) yang identik sama. Tidak hanya itu, langit juga kerap berubah
setiap menit, terutama pada saat 30 menit sebelum matahari terbit sampak
ke Satu jam setelah matahari terbit dari horison. Air, awan, serta
atmosfir nya pun berbeda. Sekali lagi tidak ada Dua foto yang akan sama!
Berikut ini adalah teknik-teknik yang bisa Sobat lakukan dalam memotret sunrise:
Berikut ini adalah beberapa teknik yang bisa digunakan saat memotret
sunrise, tetapi sebelum itu ada beberapa kebiasaan yang bisa Sobat
lakukan sebelum berangkat memotret sunrise:
- Minum kopi. Bagi Sobat yang suka minum kopi, kafein bisa menjadi mood booster untuk memotret di pagi hari.
- Periksa peralatan fotografi kalian. Idealnya kegiatan ini dilakukan di malam hari sebelum memotret keesokan harinya. Pastikan baterai kamera penuh, pastikan lensa sudah terpasang filter UV dan dalam keadaan bersih. Periksa kembali pengaturan kalian yang ada di kamera: pengaturan ISO terendah, Auto White Balance, dan pastikan juga mode Aperture Priority.
- Pastikan Tripod bersih: Memotret sunrise dan sunset berarti Sobat harus menggunakan tripod yang bersih dari lumpur serta pasir. Pasir bisa jadi musuh utama terhadap fungsi tripod serta ballhead. Tentu sobat tidak ingin sampai di tempat pemotretan dan menjumpai tripod yang kurang berfungsi bukan?
Berikut ini adalah teknik-teknik yang bisa Sobat lakukan dalam memotret sunrise:
- Sampai di lokasi minimal 30 menit sebelum sunrise. Sobat dengan melakukan hal ini akan memberikan waktu untuk setup atau memasang perangkat fotografi di tempat yang strategis. Luangkan sedikit waktu juga untuk mencari kira-kira dimana spot yang paling bagus untuk memotret. Dan ketika matahari mulai terbit, Sobat tentu hanya ingin berkonsentrasi pada subyek kalian.
- Jangan tunggu matahari terbit untuk memotret. Beberapa foto yang hebat bisa didapatkan beberapa menit sebelum matahari terbit di horison, dan ini sama juga berlaku pada saat memotret sunset. Langit sebelum sunrise juga cukup dramatis dan layak untuk dipotret.
- Gunakan tripod yang stabil dan ball head yang berkualitas. Kunci dari foto yang tajam adalah teknik fotografi yang di dukung dengan tripod serta ballhead yang berkualitas. Jika Sobat memang suka memotret nature atau wild life berinvestasilah pada perangkat fotografi tersebut. Sobat mungkin bisa memiliki kamera serta lensa dengan kualitas terbaik, tetapi tanpa pengetahuan teknik foto tajam serta perangkat lain, foto kalian tidak akan optimal.
- Fokuskan di tengah-tengah horison. Fokus hendaknya diletakkan di separuh horison. Jika subyek kalian memiliki range jarak yang jauh, gunakan setidaknya aperture f/8 (di beberapa lensa ini adalah sweet spot). Bisa dipastikan dengan memfokuskan di tengah-tengah maka foreground dan background bisa terfokus dengan baik.
- Gunakan Remote Shutter Release. Perangkat fotografi ini (Remote Shutter Release) atau bisa juga self-timer kamera hendaknya digunakan ketika kalian memotret pada kondisi rendah cahaya. Sobat tentu tidak ingin adanya getaran di kamera saat menekan tombol shutter bukan?
- Luangkan waktu untuk komposisi. Banyak foto-foto dari fotografer, terutama foto sunrise yang hasilnya seperti terbelah menjadi Dua, ini dikarenakan mereka mengkomposisikan 1/2 langit dan 1/2 bagian lain adalah air (foreground). Kami merekomendasikan mengkomposisi frame dengan 2/3 langit dan 1/3 foregroung, atau sebaliknya.
- Tambahkan elemen manusia. Sobat jangan ragu untuk menambahkan elemen-elemen yang berhubungan dengan manusia guna menambah skalabilitas pada gambar kalian. Dermaga kapal, pagar, rumah-rumah penduduk akan menambah "drama" pada foto sunrise atau sunset kalian.
- Bersabarlah dan tunggu 30 sampai 45 menit setelah sunset atau sunrise. Magic Light bisa saja muncul sebelum atau sesudah sunrise. Cahaya serta warna langit akan berubah dari menit ke menit. Dengan tiba 30 menit sebelum sunrise bisa memberikan peluang foto yang dramatis, tergantung pada kondisi. Hal ini juga berlaku pada 45 menit sesudah sunset.
Tag :// fotografi,
Tag :// Teknik Fotografi
17 February 2013
Salah satu aspek yang paling penting dari fotografi portrait adalah
memilih lokasi yang cocok. Pilihan anda akan mendorong semua keputusan
lain mengenai pemotretan, termasuk pencahayaan dan alat peraga apa yang
tepat, pakaian yang harus dikenakan, dan pose paling cocok untuk
digunakan.
Memotret di sebuah studio dengan background polos merupakan pilihan yang populer, tetapi anda biasanya bisa mendapatkan gambar yang jauh lebih menarik dengan menggunakan imajinasi dan memilih lokasi yang tidak biasa.

Ingat bahwa setiap subjek adalah individu yang unik, dengan kepribadian mereka sendiri. Luangkan waktu untuk mengenal subjek anda. Cari tahu tentang hobi dan tempat-tempat favorit mereka kemudian menggabungkannya ke dalam fotografi anda.
Dengan menggunakan suatu lokasi yang berarti untuk subjek, anda akan mendapatkan foto yang jauh lebih personal dan bermakna. Mereka cenderung merasa lebih santai, secara otomatis membantu anda menangkap gambar lebih terlihat alami.
Jika anda memotret di dalam ruangan, usahakan posisi subjek anda dekat sebuah jendela sehingga anda dapat memaksimalkan setiap cahaya alami yang tersedia. Tergantung pada anggaran dan peralatan yang dimiliki, anda dapat melengkapinya dengan pencahayaan buatan jika diperlukan.
Jika cuaca benar-benar tidak memungkinkan untuk melanjutkan sesi, anda dapat memindahkan seluruh pemotretan di bawah penutup. Dengan sisi terbuka tempat berteduh, anda dapat mengkomposisi ulang dengan tetap menjaga background alami subjek selama pencahayaan cukup baik.
Menemukan lokasi yang tenang, terpencil tidak sesulit seperti kelihatannya. Jika anda harus memotret di kota, carilah tempat yang tidak terlalu ramai di mana anda dan subjek dapat menyiapkan segala sesuatu tanpa terganggu.
Lebih baik lagi, menghindari kota sama sekali menuju pantai terpencil, padang rumput, atau pegunungan. Ini semua memberikan latar belakang yang bagus untuk portrait, memberikan banyak kesempatan untuk bergerak dan bereksperimen dengan berbagai pose dan sudut.
Sebuah teknik sederhana dan efektif adalah dengan aperture lensa naik dan lebar. Hal Ini berguna untuk menempatkan background keluar dari fokus dan menghasilkan efek bokeh, mencegahnya agar tidak mengalihkan perhatian, menciptakan rasa mendalam pada adegan, dan menarik mata porang yang melihat ke subjek utama.
Memilih lokasi portrait yang efektif memang membutuhkan waktu dan pikiran, tapi itu sesuatu yang harus selalu menjadi tujuan anda agar tepat. Dengan demikian anda akan dapat bercerita dengan gambar yang diambil, dan menangkap esensi kepribadian subjek, sehingga lebih menarik.
Memotret di sebuah studio dengan background polos merupakan pilihan yang populer, tetapi anda biasanya bisa mendapatkan gambar yang jauh lebih menarik dengan menggunakan imajinasi dan memilih lokasi yang tidak biasa.

- Pilih Tempat yang Bermakna
Ingat bahwa setiap subjek adalah individu yang unik, dengan kepribadian mereka sendiri. Luangkan waktu untuk mengenal subjek anda. Cari tahu tentang hobi dan tempat-tempat favorit mereka kemudian menggabungkannya ke dalam fotografi anda.
Dengan menggunakan suatu lokasi yang berarti untuk subjek, anda akan mendapatkan foto yang jauh lebih personal dan bermakna. Mereka cenderung merasa lebih santai, secara otomatis membantu anda menangkap gambar lebih terlihat alami.
- Gunakan Pencahayaan Alami
Jika anda memotret di dalam ruangan, usahakan posisi subjek anda dekat sebuah jendela sehingga anda dapat memaksimalkan setiap cahaya alami yang tersedia. Tergantung pada anggaran dan peralatan yang dimiliki, anda dapat melengkapinya dengan pencahayaan buatan jika diperlukan.
- Di Dekat Tempat Berteduh/Berlindung
Jika cuaca benar-benar tidak memungkinkan untuk melanjutkan sesi, anda dapat memindahkan seluruh pemotretan di bawah penutup. Dengan sisi terbuka tempat berteduh, anda dapat mengkomposisi ulang dengan tetap menjaga background alami subjek selama pencahayaan cukup baik.
- Pilih Suatu Tempat yang Tenang
Menemukan lokasi yang tenang, terpencil tidak sesulit seperti kelihatannya. Jika anda harus memotret di kota, carilah tempat yang tidak terlalu ramai di mana anda dan subjek dapat menyiapkan segala sesuatu tanpa terganggu.
Lebih baik lagi, menghindari kota sama sekali menuju pantai terpencil, padang rumput, atau pegunungan. Ini semua memberikan latar belakang yang bagus untuk portrait, memberikan banyak kesempatan untuk bergerak dan bereksperimen dengan berbagai pose dan sudut.
- Jangan Biarkan Lokasi Mengalihkan Perhatian
Sebuah teknik sederhana dan efektif adalah dengan aperture lensa naik dan lebar. Hal Ini berguna untuk menempatkan background keluar dari fokus dan menghasilkan efek bokeh, mencegahnya agar tidak mengalihkan perhatian, menciptakan rasa mendalam pada adegan, dan menarik mata porang yang melihat ke subjek utama.
Memilih lokasi portrait yang efektif memang membutuhkan waktu dan pikiran, tapi itu sesuatu yang harus selalu menjadi tujuan anda agar tepat. Dengan demikian anda akan dapat bercerita dengan gambar yang diambil, dan menangkap esensi kepribadian subjek, sehingga lebih menarik.
Tag :// fotografi,
Tag :// Teknik Fotografi

- Riset dan Perencanaan
Setelah melakukan penelitian, mulailah membuat rencana. Pastikan apakah anda ingin memotret di dalam atau di luar ruangan. Menyusun konsep yang lengkap untuk pemotretan. Ini adalah salah satu tips fotografi fashion yang paling penting, karena yang menceritakan sebuah cerita adalah salah satu yang terbaik.
Persiapkan segala sesuatunya dengan baik. Pastikan bahwa anda siap dan telah merencanakan serta meneliti dengan baik. Hal ini akan membantu anda mendapatkan gambar terbaik.
- Dapatkan Pencahayaan yang Tepat
Jika anda memotret di luar ruangan, anda harus mengatur untuk melakukannya saat bisa didapatkannya cahaya terbaik. Yaitu memotret pada saat setelah matahari terbit dan sebelum matahari terbenam.
- Pada Saat Pemotretan
- Kenali model. Berbicara dengan mereka saat mereka berdandan atau beristirahat untuk mencoba menjalin hubungan. Memiliki hubungan yang baik dengan subjek akan membuat sesi pemotretan lebih baik. Baik anda ataupun model akan merasa lebih nyaman.
- Berikan arahan. Jangan takut untuk memberikan arahan. Ini sesi pemotretan anda dan mempunyai sebuah cerita untuk ditampilkan. Anda harus mengkomunikasikannya kepada orang-orang di dalam gambar. Yakinlah tentang pandangan anda untuk gambar tanpa menjadi terlalu memerintah atau bersikap kasar.
Tag :// fotografi,
Tag :// Teknik Fotografi