Showing posts with label fotografi. Show all posts

20 February 2014
Percaya atau tidak, Sobat tidak memerlukan segudang peralatan studio atau pencahayaan mahal dan canggih untuk memulai foto portrait didalam studio. Dua sumber cahaya lighting sudah lebih dari cukup. Artikel InFotografi kali ini akan terfokus pada Tiga pengaturan dasar yang kami rasa lebih dari cukup bagi Sobat yang ingin memulai fotografi Portrait di dalam studio. 
Garage Studios Lighting Equipment
Sobat bisa menggunakan satu Main light di posisi yang dirasa tepat, dan kemudian posisikan sebuah reflektor sebagai sumber cahaya kedua, pengaturan lighting sederhana tersebut sudah bisa memulai langkah awal Sobat InFotografi dalam fotografi studio.

ketinggiani, angle, power dan jarak sumber cahaya akan memberikan dampak pada bentuk wajah subyek kalian. Yang perlu digaris bawahi adalah coba cermati bagaimana cahaya jatuh ke subyek kalian. Gunakan layar LCD untuk mereview foto - foto yang kalian ambil, terkadang merubah ke preview mode monochrome bisa membantu kalian untuk memfokuskan ke bentuk, tone serta bayangan yang jatuh ke area wajah sehingga Sobat bisa memvisualisasikan hasil akhir foto portrait kalian.

Penempatan Main Light

 

Photo: N-Photo

1. Tinggi
Pada banyak pemotretan Sobat mungkin akan memposisikan Main Light di atas model. Perhatikan bagaimana bayangan dari hidung jatuh ke sisi bawah wajah dan terkesan memperpanjang fitur hidung. Sobat idealnya menginginkan bayangan hidung untuk menunjuk ke ujung bibir. Bentuk segitiga cahaya pada pipi di sisi bayangan sering disebut dengan Rembrandt Lighting, dan untuk mendapatkan efek pencahayaan ini Sobat cukup meminta model untuk sedikit memindahkan kepala model.

2. Sejajar (Eye Level)
Pasang lampu flash atau Main Light di samping dengan tinggi sejajar dengan model, dan cahaya akan mengenai seluruh sisi wajah. Bayangan yang terbentuk memberikan kesan memperlebar fitur wajah. Akan lebih efektif jika cahaya tersebut seimbang dengan sumber cahaya kedua yang berada di sisi berlawanan. Biarkan sumber cahaya tersebut atau main light tetap menyala sehingga Sobat bisa melihat bagaimana bayangan yang terbentuk.

3. Rendah
Sobat mungkin tidak ingin menggunakan pengaturan yang satu ini. Penempatan main light seperti ini akan memberikan kesan wajah yang menakutkan. Mungkin jika Sobat memotret untuk keperluan Halloween bisa saja menggunakan posisi main light seperti ini. Seperti yang terlihat di dalam foto contoh diatas, penempatan main light yang rendah menghasilkan foto portrait yang kurang menyenangkan. Bayangan hidung tampak tebal, dan kantung mata terlihat lebih jelas.

Berikut ini adalah Tiga Style pemotretan Studio Portrait :

 

Photo: N-Photo

1. Classic Rembrandt
Style portrait satu ini merupakan pengaturan lighting dasar yang bagus. Sobat terkesan menciptakan sebuah segitiga kecil pada bayangan di sisi wajah dengan bayangan hidung yang menunjuk ke arah bibir. Gunakan reflektor untuk mengisi area bayangan dan satu backlight yang menggunakan snoot untuk memberikan cahaya pada rambut model.

2. Rim Light
Posisikan Dua sumber cahaya dengan power cahaya yang sama sedikit di belakang model dan menghadap ke kamera. Gunakan reflektor untuk memantulkan cahaya ke bagian hidung serta dahi model. Style foto ini cocok untuk menonjolkan struktur tulang, sangat cocok untuk memotret laki-laki dan nude art.

3. Beauty
Posisikan satu softbox besar diatas model yang mengarah kebawah sehingga cahaya jatuh dari depan dan merata. Untuk menyeimbangkan exposure gunakan reflektor yang diposisikan dibawah wajah model. Reflektor akan memantulkan cahaya ke arah wajah. Jika Sobat ingin menonjolkan kecantikan model kamu, ini adalah pengaturan yang tepat.

Ingin segera memulai foto portrait di dalam studio?? Sobat bisa mendapatkan paket perangkat studio sederhana dengah harga terjangkau di website Studiostar7

Selamat Mencoba!!
Patung marmer yang ada di dalam foto adalah sebuah karya seni yang berasal dari abad ke 1. Foto yang sobat lihat tersebut menampilkan bagaimana patung tersebut dipamerkan, dan sebenarnya foto tersebut bisa dikatakan tidak buruk sama sekali, tetapi terlihat begitu membosakan bukan? Mengapa? Karena background tidak memiliki daya tarik sama sekali dan terkesan membosankan. 
Percaya atau tidak mungkin beberapa dari kita akan mengantuk jika lama-lama melihat foto dengan background seperti ini. Background tidak menyajikan warna yang kontras dengan marmer putih, pencahayaan juga tidak dikemas untuk menyajikan kesan dramatis dan menarik.
Gambar berikutnya bisa dikatakan jauh lebih menarik. Patung tersebut berdiri dengan gagah didepan background bernuansa gelap, Tampak jauh lebih mengesankan bukan? Yang perlu diingat adalah, jangan pernah meremahkan kekuatan sebuah background dalam sebuah foto! Background bisa membuat sebuah foto lebih menarik atau malah sebaliknya.
Sobat bisa menggunakan perangkat lunak edit gambar seperti Adobe Photoshop untuk membuat efek seperti gambar tersebut. Pilih background menggunakan tool Magic Wand. Kemudian Sobat pilih tool Gradient, pilih warna hitam dan maroon gelap untuk pallete color box dan kemudian drag cursor dari arah bawah ke atas. Cara diatas merupakan cara sederhana untuk membuat sebuah background dengan gradasi dua warna. Background sederhana tersebut mampu menonjolkan keindahan karya seni patung dari abad 1 tersebut.
17 May 2013
Jika Sobat ingin memotret foto outdoor (terutama memotret model/orang) yang memiliki daya tarik tersendiri, cobalah untuk mencari peluang foto dengan kondisi backlit. Foto backlit bisa menghadirkan sebuah perasaan drama serta dimensi yang jarang sekali Sobat temukan, tentu kecuali para fotografer profesional :D

Backlit Beauty
Photo by: Lloyd K


Lalu bagaimana para fotografer tersebut melakukannya? Pertama, posisikan subyek atau model membelakangi matahari, dengan posisi seperti ini tentu tidak ada cahaya yang mengenai wajah model secara langsung (seperti pada foto siluet). Atur metering kamera kalian ke posisi Spot Metering, dan arahkan fokus ke wajah model/subyek. Dengan begini berarti Sobat menginstruksikan kepada kamera bahwa wajah adalah point terpenting dalam frame.

Pastikan kalian mendapatkan exposure yang pas dengan melihat pada metering yang ada di viewfinder. Coba lihat hasilnya! Sobat akan melihat bagian wajah model menjadi lebih terang. Bagian frame termasuk background memang akan menjadi lebih terang, tetapi pada banyak kondisi hal tersebut masih bisa ditolerir, toh cahaya matahari memang selalu terang bukan? :)

Jika Sobat memotret menggunakan mode Aperture Priority, dan sobat menganggap foto secara keseluruhan terlalu terang, maka potret ulang menggunakan Exposure Compensation. Pada kamera Nikon, tekan tombol exposure compensation (+/-) yang ada di bagian atas bodi kamera, dan putar dial disebelah kanan atas bagian belakang kamera ke angka -0.3 atau -0.7, ambil ulang foto maka keseluruhan foto akan menjadi lebih gelap sebanyak 1/3 atau 3/4 stop. bagiamana dengan kamera lain? coba buka kembali buku manual sobat, dan lihat bagaimana pengaturan exposure compensation.. Selamat Mencoba!
Ada Tiga karakteristik dasar cahaya yang bisa menentukan bagaimana tampilan  foto kalian. Seberapa kuat dan lembut, arah, serta warna cahaya tersebut. Sangat mudah untuk menilai kualitas cahaya dengan melihat bayangan yang timbul daripada area yang terkena cahaya. Cahaya yang langsung dan kuat akan menciptakan bayangan dengan karakter bayangan yang kuat, sedangkan bayangan yang terjadi dari pencahayaan yang rata dan menyebar cenderung lebih lembut. Lokasi bayangan bisa menginformasikan arah datangnya cahaya, karena mereka muncul pada arah berlawanan dengan datangnya cahaya.
My Shadow in Forest
Photo by: Habub3



Posisi Pencahayaan

Kuat atau lembutnya cahaya tergantung dari ukuran sumber cahaya dan posisi subyek. Sebuah sumber cahaya yang kecil akan memberikan cahaya berkarakter keras dan terarah, sementara sumber cahaya berukuran besar memproduksi cahaya yang jauh lebih lembut. Perlu diingat yang menjadi permasalahan bukan pada ukuran aktual sumber cahaya, tetapi bagaimana cahaya tersebut tampak ke subyek yang Sobat potret. Sebagai contoh: matahari merupakan sumber cahaya yang berukuran sangat besar, tetapi dikarenakan jaraknya sangat jauh dari subyek, maka matahari bisa dikatakan sumber cahaya berukuran kecil.

Arah sumber cahaya, serta bayangan yang timbul akan memberikan dampak pada tekstur dan bentuk tampilan subyek. Cahaya flash built in yang berasal dari kamera akan memberikan cahaya rata pada subyek, dan pastinya akan menciptakan bayangan di belakang subyek foto tersebut. Pencahayaan tersebut bagus untuk menangkap detail subyek, tetapi tekstur atau bentuk tidak akan terekam dengan bagus.

Sobat bisa mendapatkan hasil yang lebih menarik ketika cahaya datang dari satu sisi subyek. Efek pencahayaan ini sering disebut dengan "side lighting", menciptakan bayangan pada arah berlawanan dari posisi sumber cahaya, juga menampilkan tekstur serta garis bentuk subyek.

Situasi yang sering dihadapi ketika memotret di luar ruangan, dan pada waktu tengah hari adalah kita mendapatkan cahaya yang datangnya langsung dari atas subyek. Hal ini akan memberikan hasil yang tidak maksimal, terutama jika Sobat memotret foto Portrait, mata akan menjadi gelap, dan bayangan akan timbul di bagian bawah hidung dan dagu.

White Balance

Selain kualitas dan arah cahaya, warna sumber cahaya yang berbeda bisa memberikan dampak pada tampilan serta mood foto-foto kalian. Variasi cahaya ini dikenal dengan temperatur warna, dan inilah alasan mengapa kamera memiliki fitur pengaturan white balance. Fitur ini berguna untuk mengoreksi warna yang berasal dari sumber cahaya berbeda.

Temperatur cahaya diukur menggunakan skala Kelvin. semakin rendah temperatur warna, maka akan cenderung ke warna merah, sedangkan semakin tinggi temperatur maka akan cenderung ke warna biru. Idealnya, Sobat harus mengatur white balance untuk mendapatkan hasil warna yang natural, baik menggunakan pengaturan white balance otomatis, atau preset seperti: Tungsten, Sunny, Cloudy.
16 April 2013
Ada beberapa alasan mengapa metering kamera bisa menghasilkan exposure yang salah, dan salah satunya adalah tentang penggunaan metering yang dimiliki oleh Sobat miliki. Kamera kebanyakan memiliki beberapa mode pengaturan metering (pada Canon biasanya memiliki 4 mode metering). Setiap mode exposure tentu di desain dengan tujuan yang berbeda, dan bekerja secara spesifik. Jika Sobat bermasalah dengan exposure, maka kemungkinan itu terjadi adalah Sobat tidak sepenuhnya mengerti bagaimana mode metering yang kalian gunakan bekerja.

Metre

 

Mayoritas kamera DSLR memiliki mode pengaturan metering seperti berikut ini:


Centre-Weighted Metering.




Mode metering ini menitik beratkan pada titik pusat atau tengah dari viewfinder, seperti yang terlihat pada gambar diatas. Metering Centre-Weighted bekerja dengan sempurna jika subyek foto kalian berada di tengah-tengah frame. Jika tidak, maka Sobat harus menempatkan titik tengah dari viewfinder ke subyek, tekan tombol shutter setengah untuk mengunci exposure dan kemudian jepret!

Mode metering ini sudah hadir sejak lama, bahkan jika Sobat masih memiliki kamera film lama, bisa jadi itu adalah satu-satunya mode metering yang kamera kalian miliki. Mode metering ini bisa dikatakan mudah digunakan dan bisa diprediksi jika Sobat mengerti bahwa metering bekerja dengan mengukur exposure dari tengah viewfinder.

Spot Metering.




Kamera membaca exposure dari lingkaran yang berada di bagian tengah viewfinder. Menggunakan mode metering ini membutuhkan latihan. Ingat bahwa kamera mengukur pantulan cahaya, dan jika Sobat mengarahkan lingkaran spot metering ke tone yang lebih terang atau gelap dibandingkan mid-grey, maka kamera akan memberikan exposure yang salah.

Spot metering sangat berguna ketika Sobat menghadapi subyek yang terang tetapi memiliki background yang gelap, kontras bukan? Adegan ini bisa kita temukan ketika memotret konser atau saat memotret foto siluet. Sobat bisa melakukan metering ke subyek dan kamera akan mengacuhkan bagian background.

Partial Metering




bekerja seperti halnya pada spot metering, tetapi perbedaannya adalah partial metering memiliki lingkaran yang lebih besar. Metering ini bekerja dengan bagus ketika Sobat melakukan pengukuran (metering) pada subyek yang terang dengan background gelap. Gunakan ini jika subyek pembacaan exposure subyek lebih besar dari Spot metering.

Evaluative Metering


Evaluative metering ditemui di kamera Canon, tetapi pada Nikon menggunakan istilah Matrix, Pentax serta Sony menggunakan nama Multi-Segment metering.

Centre-Weighted, Spot dan Partial metering semuanya melakukan pembacaan exposure dari bagian tengah frame, padahal kebanyakan fotografer lebih memilih menempatkan subyek tidak ditengah-tengah frame (off-centre) dengan alasan komposisi fotografi (rule of thirds), jadi menggunakan mode centre-weighted, spot, partial merupakan sebuah hal yang mudah untuk dilakukan.

Evaluative metering dikembangkan oleh produsen kamera untuk memudahkan pengukuran exposure pada subyek yang terletak off-centre. Camera membagi viewfinder menjadi beberapa zona dan membadingkan pembacaan exposure dari zona ke zona dan memberikan exposure yang dianggap terbaik. Gambar diatas menunjukkan bagaimana viewfinder dibagi menjadi zona-zona yang lebih kecil.

Sebuah tips yang manjur untuk dilakukan ketika menggunakan mode metering ini adalah, ambil foto, lihat histogram dan kemudian rubah exposure jika diperlukan. ini adalah cara paling sederhana untuk mendapatkan exposure yang sempurna, tetapi bagaimanapun setiap fotografer memiliki cara kerja sendiri bukan? tetapi yang paling penting adalah pemahaman bagaimana cara mode-mode metering ini bekerja dan menghasilkan exposure terbaik bagi kita.


Exposure Compensation


Sekarang Sobat telah memahami mode-mode exposure kamera bukan? dan mengetahui kenapa kamera memberikan exposure yang salah. Jadi bagaimana mengatasinya? apa yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan exposure yang sempurna? Jika Sobat menggunakan mode exposure otomatis, cara paling sederhana adalah dengan menggunakan fitur exposure compensation.

Jika Sobat bingung bagaimana menggunakan atau menemukan fitur ini pada kamera cobalah untuk membuka kembali buku manual kamera, karena setiap merk kamera biasanya berbeda. Jika foto terlihat underexpose, gunakan exposure compensation untuk menaikkan exposure sebanyak Satu atau Dua stop, kemudian periksa histogram apakah memperlihatkan grafik exposure yang pas. (jika sobat masih belum pernah menggunakan histogram, kalian bisa baca artikel histogram ini), dan jika foto tersebut overexposed, Sobat bisa juga menggunakan exposure compensation untuk mengurangi exposure.
5 March 2013
Sepertinya banyak foto yang diambil oleh para fotografer pemula memiliki banyak detil, dan akhirnya menjadi elemen yang menarik perhatian dari subyek utama foto, atau malah bisa terkesan ada terlalu banyak Point of Interest di dalam foto tersebut.


After the Storm

Tip kali ini yang bisa diberikan oleh InFotografi adalah, cobalah pada saat memotret untuk sedikit menganalisa sebelum menekan tombol shutter. Lihat pada gambar dan tanyakan pada diri kalian sendiri apakah ada framing alternatif lain yang bisa digunakan sehingga mampu untuk menghilangkan beberapa elemen yang berpotensi menjadi pemecah perhatian atau distraction dan mampu untuk memperbesar efek dari subyek utama bagi penikmat foto.

Sobat bisa menggunakan framing ketat, atau memotret dari angle berbeda pada kebanyakan kondisi bisa membantu mendapatkan kesederhanaan dalam sebuah foto.

berikut ini adalah beberapa contoh foto yang 'simple' atau 'minimalis'. Coba ambil foto sederhana dan minimalis kalian dan share dengan kami baik melalui twitter ataupun facebook fan page.

hear the silence**

After the Storm

Nothing Can Happen to Us

Costa Quebrada

Sederhana Dalam Sebuah Foto

Posted by Unknown
Seorang yang baru saja terjun ke dunia fotografi tentu tidak pernah mempertimbangkan untuk belajar tentang komposisi fotografi. Mereka kebanyakan komposisi hanya berlaku bagi seorang pelukis. Kenapa? coba sobat bayangkan saja, tentu tidak mungkin bukan menanyakan pada seseorang yang sedang berlari mengejar Bis kota, "Maaf bisakah Anda berposisi disini? Saya lagi mencoba mengaplikasikan Rule of Thirds!" lalu dimana letak poin komposisi dalam fotografi? Bagi Fotografer pemula yang tidak menghiraukan komposisi fotografi akan berakhir pada banyaknya stock foto dalam hard disk mereka dan foto-foto itu pasti tanpa pertimbangan, tidak peduli apakah obyek foto tersebut bergerak atau diam.
Running to Publics

Sobat termasuk kategori diatas dalam belajar fotografi? dan belum mempertimbangkan perihal komposisi? maka berikut ini adalah beberapa aturan yang layak untuk dilakukan untuk memulai memasukkan komposisi dalam setiap jepretan kalian. Aturan secara alami memang dibuat untuk dilanggar, tetapi Sobat tidak bisa melanggarnya sebelum kalian menguasai aturan-aturan tersebut.
Rule of Thirds - Infotografi sempat mengulas dalam artikel sebelumnya, dan kami percaya aturan ini sudah banyak diketahui oleh fotografer di dunia. Kamera DSLr bahkan kebanyakan sudah dilengkapi dengan visual grid dalam viewfinder. Aturan ini menyatakan bahwa untuk membuat sebuah gambar yang menarik, fokuskan Focal Point di salah satu garis atau titik di sepertiga bagian frame. Sebagai contoh tempatkan horizon sebuah foto landscape pada sepertiga bawah dan jangan tepat di tengah-tengah frame, sebuah pohon yang ada di sebuah tempat terbuka hendaknya tempatkan  sejajar dengan salah satu dari dua garis vertikal.

Rule of Thirds
Rule of Odds - atau dalam bahasa kita adalah aturan ganjil. Aturan ini menyatakan bahwa sebuah gambar akan tampak lebih menarik secara visual ketika subyek berjumlah ganjil, sebagai contoh jika Sobat memotret di sebuah tempat dan ada lebih dari satu orang, maka jangan memotret 2 orang, ambil foto 3, 5, atau 7 orang dalam kelompok. Sobat mungkin akan merasa geli ketika mendengar aturan ini bukan? Tentu aturan ini kurang berlaku ketika memotret sebuah acara pernikahan atau foto keluarga dengan jumlah genap, tetapi gunakan aturan sebisa mungkin ketika tidak memotret 'real life' atau sebuah event (still life, kelompok orang, bunga dan lain-lain). Penelitan menunjukkan bahwa seseorang akan lebih mudah dan nyaman ketika melihat gambar dengan subyek yang berjumlah ganjil.

yearning
Rule of Space - Aturan ruang kosong ini erat hubungannya dengan Rule of Thirds. Rule of Space biasanya sudah ada dalam otak kita, dan kita tidak sadar sejatinya itu adalah sebuah aturan dasar komposisi fotografi. Aturan ini menyatakan bahwa untuk menggambarkan sebuah pergerakan, konteks serta ruang yang lebih besar maka Sobat perlu memasukkan ruang kosong yang bebas dari 'clutter' atau pemecah perhatian. Sebagai contoh, jika sobat memotret seorang yang sedang berlari, maka berikan ruang kosong untuk tujuan lari, jangan memberikan ruang kosong di belakang pelari karena tidak membantu penikmat foto untuk melihat kedepan arah pelari. Contoh lainnya adalah ketika memotret wanita yang sedang tertawa, maka berikan ruang kearah dimana dia tertawa. Hal ini akan mengakibatkan penikmat foto kita berpikir apa yang sedang dituju oleh pelari atau apa yang sedang ditertawakan oleh wanita tersebut. Ini adalah alasan kenapa Rule of Space erat kaitannya dengan Rule of Thirds, ketika memberikan ruang kosong pada frame, maka akan otomatis juga akan mengaplikasikan Rule of Thirds.

View Point - Dalam dunia fotografi aturan ini juga dikenal dengan POV atau Point of View, dan ini adalah aturan paling dasar dari komposisi fotografi. Sangat sederhana dan mudah diaplikasikan semudah menekan tombol shutter. Sobat adalah penikmat foto, Mata sobat adalah mata mereka, jika Sobat memotret seekor kucing pada eye level yang sama, penikmat foto kalian juga akan melihat pada eye level yang sama dengan kucing tersebut (memberikan kesan kesetaraan), jika Sobat memotret kucing dari bawah, maka penikmat foto akan melihat kucing dari bawah juga (memberikan kesan dominasi) dan jika Sobat memotret kucing dari atas, maka kalian berarti menyampaikan perasaan superioritas dari penikmat foto terhadap kucing tersebut.

Aturan Komposisi Fotografi

Posted by Unknown
Tulisan pendek kali ini masih berhubungan erat dengan artikel beberapa minggu lalu tentang Rule of Thirds, dan penempatan subyek foto di satu sisi frame foto guna mendapatkan keseimbangan komposisi. Pertanyaan yang mungkin muncul di benak para fotografer pemula adalah:
Dimana seharusnya Saya menempatkan subyek foto dalam gambar agar tampak bagus? di sisi sebelah kiri atau kanan?
 

Jawaban terbaik bagi pertanyaan diatas adalah "Tidak ada masalah dengan penempatan di sisi sebelah kiri ataupun kanan", tetapi ada satu hal yang bisa dijadikan pertimbangan ketika melakukan komposisi. Aturan pakemnya adalah jika seseorang (bisa juga hewan) yang Sobat potret melihat atau bahkan menoleh ke satu arah, maka tempatkan subyek di sisi bersebrangan dengan arah yang mereka tunjuk.


Gambar dalam artikel ini, Kami harap bisa mengilustrasikan bagaimana menempatkan subyek saat memotret dengan kondisi diatas. Kepala dari subyek dalam foto tersebut mengarah ke satu arah ke kiri atau kanan, dan fotografer yang memotretnya memberikan ruang kosong (space) di sisi dimana mereka melihat atau menoleh. Alasannya untuk ini adalah, ketika penikmat melihat sebuah hasil jepretan yang menggambarkan seseorang sedang melihat ke satu arah, maka mata penikmat foto juga akan terbawa ke arah tersebut.

Aturan dalam fotografi tentunya juga bisa dilanggar bukan? dan tentu jika dilakukan dengan pertimbangan yang tepat akan menghasilkan foto yang menarik. Aturan tersebut secara estetika mungkin tidak selamanya akan berlaku. Melanggar aturan tersebut bisa meninggalkan sedikit misteri dan keingintahuan penikmat foto terhadap cerita yang tersirat, dan tentunya perasaan tersebut bisa menguatkan reaksi terhadap foto kalian bukan?
25 February 2013
Ketika sobat pertama kali membeli kamera dslr, mungkin akan bertanya-tanya. Perlukah saya membeli filter lensa? Apakah memiliki dampak pada hasil foto? ataukah malah akan mengurangi kualitas foto yang saya hasilkan? Memang banyak sekali merk-merk filter yang beredar di pasaran, dan yang pasti harganya juga beragam, dari yang relatif murah hingga sangat mahal. Kami masih ingat ada beberapa pendapat yang beredar dikalangan fotografer, bahwa dengan menambahkan satu elemen di depan kaca lensa maka berarti juga akan mempengaruhi kualitas foto yang kita hasilkan. Lalu bagaimana dengan filter

Filters & Lenses

 

Apakah dengan menggunakan filter lensa akan mengurangi ketajaman foto?

Menjawab pertanyaan diatas akan sangat tergantung pada kualitas filter serta jenis material filter itu sendiri. Kualitas terbaik filter biasanya dibuat dari kaca optik murni, dan harganya bisa beragam dari kategori mahal sampai sangat mahal. Beberapa manufaktur atau produsen ada yang memproduksi filter resin berkualitas tinggi dengan material hampir murni menyerupai kaca. Ada juga filter murah yang terbuat dari plastik beredar dipasaran, tetapi kami tidak merekomendasikan filter beharga murah tersebut.

Filter optik berkualitas bagus yang terbuat dari kaca murni atau resin tidak akan mengurangi ketajaman serta kontras dari foto, tetapi dengan syarat Sobat harus tetap menjaga filter tersebut bersih ketika digukan, bersih dari debu, ataupun bekas sidik jari. Yang harus diperhatikan adalah, ketika Sobat menambahkan elemen di depan lensa, maka akan meningkatkan potensi terjadinya flare dan pantulan cahaya atau yang sering disebut dengan "ghosting" (pantulan tersebut biasanya terjadi antara elemen bagian depan lensa dan bagian belakang dari filter). Ghosting bisa terjadi lebih parah lagi jika Sobat menggunakan lebih dari satu filter disaat bersamaan, contoh: menggunakan filter Polarize didepan filter UV.
Fotografer pemula sering kali terkejut ketika menyadari bahwa lensa mahal yang baru mereka beli terasa tidak tajam di setiap pengaturan aperture. Jika sobat bertanya pada fotografer yang lebih berpengalaman dalam artian profesional, mereka akan menginformasikan bahwa ada perbedaan dalam hal ketajaman gambar di setiap aperture yang kita gunakan. Setiap lensa memiliki aperture optimal dimana dia akan bekerja dengan optimal, dengan kata lain kita menyebutnya dengan hasil yang tajam.

aperture priority


Aperture yang menghasilkan foto paling tajam atau biasa disebut dengan "Sweet Spot" sangat beragam dari lensa ke lensa, tetapi sebagai patokan, kebanyakan lensa memiliki "Sweet spot" ketika mereka diturunkan antara 2 atau 3 stop dari aperture maksimum. Sebagai contoh pada lensa yang memiliki aperture maksimum f/2.8 memiliki "sweet spot" di aperture f/8.0.

Lalu bagaimana Kita mengetahui "Sweet Spot" dari Lensa?

Sebenarnya ada satu cara yang sederhana dan menyenangkan untuk menguji lensa-lensa tersebut. Sobat hanya membutuhkan sebuah tripod dan koran. Untuk melakukan test atau pengujian ini yang harus kalian lakukan adalah dengan menempelkan selembar koran di tembok, dan pastikan mendapat cahaya yang cukup. Kedua, pasang kamera kalian di sebuah tripod, lihatlah pada waterpas di tripod untuk memastikan bahwa kamera dan dinding benar-benar sejajar. Ambillah serangkaian foto dengan exposure paling lebar hingga paling sempit dengan menurunkan satu stop tiap jepretan/frame (jangan lupa untuk melakukan perubahan pada shutter speed agar mendapatkan exposure yang pas serta konsisten.) Teruslah memotret sampai kalian telah mendapatkan satu exposure (foto) untuk setiap aperture.

Sobat kemudian bisa mendownload atau mentransfer foto-foto tersebut ke Personal Computer (PC), dan buka semua foto tersebut lalu bandingkan! Bandingkan hasil foto menggunakan metadata atau yang sering disebut dengan EXIF, untuk melihat berapa pengaturan aperture yang digunakan. Sobat jangan terkejut ketika melihat hasil perbandingannya, sering kali hasil ketajamannya berbeda di setiap aperture.

Selamat bereksperimen!
24 February 2013
Salah satu faktor utama yang membedakan antara foto menarik dengan sebuah foto yang biasa-biasa saja adalah KOMPOSISI atau bagaimana obyek/subyek ditempatkan dalam sebuah foto. Penggunaan Rule of Thirds memang bukan sebuah aturan baku, tetapi hanya merupakan sebuah aturan sederhana komposisi atau panduan untuk meningkatkan komposisi dari foto-foto kalian. Konsep dari Rule of Thirds bertentangan dengan kebiasaan yang terjadi pada fotografer pemula dengan selalu menempatkan subyek foto mereka tepat ditengah-tengah frame atau yang sering disebut dengan dead center.
Rule of Thirds


Rule of Thirds menuntun mata penikmat foto ke arah titik Point of Interest atau Focal Point secara alami, dan bukan pada bagaian tengah frame. Aturan tersebut mengidentifikasikan Point of Interest (POI) dan menganjurkan bahwa jika Sobat menempatkan Point of Interest subyek di titik yang tepat dan berkolaborasi dengan bagaimana mata menelusuri gambar secara alami, maka Sobat kemungkinan besar telah menciptakan sebuah hasil foto yang memiliki keseimbangan serta menarik bagi para penikmat foto.

Memahami Rule of Thirds

Rule of Thirds membagi foto menjadi 9 bagian yang sama dengan 2 garis ruang horisontal yang sama serta dua garis ruang vertikal yang sama pula, jadi sekarang sobat memiliki 9 persegi kecil dan bukan satu persegi besar.

rule of thirds grid
Empat Garis beserta titik antara mereka diidentifikasikan merupakan bagian atau tempat dari Point of Interest dan tentunya itu adalah diamana Sobat seharusnya menempatkan subyek (disepanjang garis atau di titik persimpangan) untuk menciptakan foto-foto yang memiliki keseimbangan. Sebuah cara mudah untuk mengingatnya adalah: Rule of Thirds menghindari penempatan subyek di persegi bagian TENGAH.


Rule of Thirds

Mengaplikasikan Rule of Thirds

Selalu selaraskan subyek utama dengan garis panduan serta titik persimpangan, hindari penempatan horizon yang membagi frame menjadi 2 bagian yang sama, lebih baik tempatkan horison di sepertiga bawah atau atas, elemen-elemen linear dalam foto setidaknya harus mengalir dari bagian ke bagian lain.
Beberapa fotografer hebat mungkin mendapatkan komposisi bagus secara alami, tetapi pada umumnya mereka tidak mendapatkannya dalam waktu singkat serta membutuhkan banyak sekali latihan dan akhirnya menjadi sebuah kebiasaan. Ajukan pada diri Sobat 2 pertanyaan ini sebelum menekan tombol Shutter:
  1. Apa yang akan menjadi pusat perhatian dari foto Saya?
  2. Dibagian persegi yang manakah akan saya tempatkan POI tersebut? (Tentunya bukan di bagian tengah)
Jawab terlebih dahulu 2 pertanyaan diatas, dan kemudian lakukan framing, dalam waktu dekat Sobat akan menyadari telah menemukan satu bentuk peningkatan dalam dunia fotografi kalian. Di era fotografi digital, Rule of Thirds merupakan fitur yang telah menjadi satu di banyak kamera. Sobat bisa menghidupkan fitur ini dengan menggunakan pengaturan sederhana dan bisa langsung kalian lihat lewat LCD atau viewfinder (baca buku manual kamera kalian). Layar fokus pada kamera DSLR bisa digantikan dengan layar khusus seperti Rule of Third guna memandu kalian melakukan komposisi.
Apakah Sobat pernah merasakan bahwa memotret bayi adalah aktifitas fotografi yang terasa begitu menyenangkan? Mengabadikan sebuah kehidupan baru yang polos dengan muka yang begitu menggemaskan. Memotret bayi bisa menjadi ajang untuk melatih fotografi kalian loh! Carilah teman atau saudara yang baru saja memiliki anak, dan tawarkan pada mereka untuk memotretnya, syukur-syukur mereka senang dengan hasil foto tersebut dan kalian mendapatkan sisi komersial dari aktifitas tersebut.

Memotret Bayi dan anak anak


Salah satu tip yang bisa diaplikasikan saat memotret bayi adalah, memotret pada 'eye-level' bayi tersebut. Ada banyak foto bayi yang diambil dari angle atas, sekitar 2-3 meter diatas bayi tersebut, jika boleh kami mengatakan, angle pemotretan bayi dari atas akan membuat bayi lucu tersebut tampak lebih kecil dan mirip dengan mainan.
Bertumpulah pada tangan dan lutut atau berjongkok sebelum memotret, masuki dunia mereka dan ajak mereka berinteraksi, dengan demikian akan memudahkan dalam memotret bayi mungil tersebut.

Memotret Bayi

Bayi bisa dikatakan sedikit sulit untuk dipotret karena mareka diam disatu tempat dan selalu menggerak-gerakkan tangan, kaki serta kepalanya. Salah satu cara terbaik untuk mendapatkan foto yang baik ketika memotret mereka adalah dengan cara meletakkan mereka diatas karpet bayi dan sobat berbaring tepat disebelah mereka dengan kamera kalian berada tepat di atas lantai, dengan cara ini Sobat bisa melihat langsung sebuah mata besar dan indah serta secara tidak langsung akan menempatkan para penikmat foto pada sebuah prespektif 'eye to eye' yang unik.

Memotret Anak-anak

Prinsip yang digunakan sebenarnya sama dengan memotret bayi, yaitu memotret dengan eye level mereka, tentunya tidak sampai berbaring di lantai ketika anak-anak tersebut sudah mampu untuk berdiri atau berjalan. Waktu yang tepat memotret anak-anak adalah saat mereka melakukan aktifitas atau kegiatan yang mereka senangi, seperti bermain, makan dan lain-lain. Pergilah ketaman bersama dengan mereka beserta orang tuanya, kunjungi rumah mereka ketika mereka sedang belajar mewarnai, berusahalah berbaur dengan mereka di di kamar atau pada saat bermain.
Mendekatlah ketika mereka sedang melakukan aktifitas (tentunya pada level/tinggi yang sama dengan mereka) dan ambillah foto sebanyak mungkin, usahakan juga mengambil foto anak-anak saat bersama dengan orang tua mereka dan jangan sampai melewatkan momen-momen candid, cobalah membuat ekspresi wajah lucu dan mendapatkan respon dari anak-anak tersebut.



Mode continues shooting atau burst mode layak untuk digunakan, jika kamera digital kalian mememiliki fitur tersebut, terutama jika anak-anak tersebut sangat aktif. Menurut pengalaman banyak fotografer, bahwa foto kedua atau ketiga dari sequence shot akan tampak menarik. Memotret hanya dengan satu jepretan atau frame, berarti kemungkinan besar Sobat akan kehilangan momen. Keunguntungan lain dengan menggunakan continuous shooting adalah kemungkinan mendapatkan satu seri foto yang bisa digabungkan jadi satu dan bisa menyampaikan cerita.

Focal Length

Cara lain merubah angle pemotretan ketika memotret anak-anak adalah dengan menggunakan focal length yang berbeda. Gunakan beberapa lensa yang berbeda untuk mendapatkan opsi yang berbeda, jika Sobat menggunakan kamera DSLR (lenda wide dan zoom), dan jik Sobat menggunakan kamera point and shoot maka setidaknya memiliki 3x optical zoom dan pastikan kalian memaksimalkannya.
memotret menggunakan lensa wide angle akan terasa efektif ketika berada di dekat anak-anak karena akan memberikan prespektif yang menarik. coba gunakan 17-40mm, tentunya SObat masih bisa mendapatkan sedikit zoom dan mendapatkan dampak yang luar biasa dari focal length 17mm
Lensa zoom memungkinkan kalian untuk memotret dari jauh dan akan sangat berguna jika anak-anak merasa takut atau malu ketika kalian berada di dekat mereka saat memotret. 
Sebenarnya kunci dari memotret bayi atau anak-anak adalah menjadi seperti mereka. Sobat harus mengeluarkan sisi kekanakan kalian. Anak-anak suka sekali bermain, mereka melakukan hal yang tidak terduga, mereka suka hal-hal baru. Lakukan pendekatan melalui semangat bermain dan kalian akan mendapatkan foto-foto yang berasal dari "dunia mereka"
23 February 2013
Hal ini dilakukan untuk memberikan keseimbangan dalam foto dan memberikan jawaban kepada penikmat foto atas pertanyaan "dimana subyek akan pergi atau bergerak?"

Red Bull Air Race

Bagaimanapun aturan dibuat untuk dilanggar dan setiap aturan memiliki celah dimana kita bisa melanggarnya dengan hasil yang lebih bagus ataupun efektif.

1. Subyek yang bergerak dan meninggalkan "sesuatu"

Saat yang paling ideal untuk melanggar serta mematahkan aturan diatas adalah ketika subyek bergerak dan meninggalkan sesuatu atau jejak. Beberapa subyek yang bergerak meninggalkan jejak dibelakang mereka yang bisa dijadikan focal point yang layak untuk dimasukkan ke dalam frame foto kita. Sebagai contoh: air yang terbelah dibelakang peselancar air, asap pesawat terbang atau jet yang membelah langit biru, asap atau debu dari mobil rally, dan lain-lain.
Superman
Air Show

2. Menggambarkan kecepatan

Sobat mungkin bisa juga melanggar aturan tersebut ketika ingin menggambarkan atau menonjolkan sisi kecepatan subyek, dengan menempatkan subyek tersebut ditepian frame. Dengan cara ini Sobat bisa menggambarkan pada penikmat foto bahwa subyek bergerak cepat sehingga susah untuk mengejarnya. 
Running through strings

3. Menunjukkan perjalanan

Alasan terakhir ini dirasa juga tepat untuk melanggar aturan, yaitu ketika Sobat ingin memvisualisasikan sebuah perjalanan dimana subyek sudah berada di tujuannya dan bukannya kemana mereka akan pergi.

Journey...
Sobat sedang memotret model bersama teman-teman di siang hari atau dibawah sinar matahari yang terang?. Beberapa dari sobat sekalian mungkin akan menganggap bahwa dengan banyak atau terangnya cahaya berarti akan menghasilkan foto yang hebat bukan?
A natural light portrait - outdoor portrait - Shima - IMGX0130

Hal yang terjadi bisa saja kebalikan! Terlalu banyak atau kuat cahaya tidak selalu berarti menghasilkan foto hebat. Bahkan ketika Sobat memotret portrait di bawah cahaya terang akan menghadapi beberapa masalah yang nyata.
Memotret di siang atau tengah hari maka berarti cahaya matahari datang langsung dari atas, dan ini akan membuat subyek berpotensi memiliki bayangan yang kuat di beberapa bagian wajah. Belum cukup disini, jika Sobat memotret seseorang dibawah sinar matahari yang kuat akan susah untuk terlihat natural, Subyek atau model foto kalian akan sering menyipitkan mata hanya karena silau terkena sinar matahari.
Jadi apa yang harus dilakukan?
Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa dilakukan ketika mengambil foto portrait dibawah sinar matahari terang. Kami berusaha mengulasnya sesederhana mungkin agar mudah diaplikasikan di outdoor dan tidak perlu mengusung perangkat studio outdoor bersama dengan kalian.

1. Fill Flash

Sobat mungkin akan berpikir: Terasa aneh ketika menyalakan flash disiang hari, tetapi inilah salah satu waktu yang tepat untuk mempergunakan flash. Bayangan gelap yang ada di wajah subyek foto (biasanya ada di bagian bawah mata) ketika memotret disiang hari bisa dihilangkan dengan hanya menambahkan sedikit cahaya dari flash built ini kalian.
Kamera DSLR sekarang ini sudah banyak yang memilik fitur untuk mengontrol intensitas cahaya yang dikeluarkan oleh flash built-in, biasanya disebut dengan flash compensation. Sobat bisa menambah atau mengurangi setelah melakukan beberapa percobaaan jepretan sampai kalian mendapatkan hasil yang terasa natural.
Kabar baiknya dalam menggunakan flash atau fill flash adalah background sering kali berdampak background akan menjadi sedikit gelap. Hal ini bisa memberikan kesan Model sebagai Point of Interest menjadi semakin menonjol dibandingkan Background. Fill flash juga akan menciptakan kilau kecil dibagian mata subyek kalian.
Terkadang dengan menggunakan fill flash bisa memberikan kesempatan kita untuk memotret dengan posisi subyek/model membelakangi cahaya. Hal ini berarti wajah mereka tidak menghadap langsung cahaya matahari, tetapi subyek akan mendapatkan cahaya yang mengenai sekitaran rambut dan bahu, dan itu akan memberikan dampak yang bagus.

2. Memotret di teduhan/naungan

Cara mudah yang lain untuk menghilangkan bayangan yang tercipta di bagian wajah subyek adalah dengan memindahkan subyek (dan fotografer) ke bawah naungan bayangan besar dan memotret mereka di dalam naungan bayangan tersebut. Kuncinya adalah mencari tempat yang tidak gelap tetapi tetap memiliki cahaya yang terfilter yang bisa masuk. Hindari cahaya "belang-belang" dibawah pohon atau jika tidak maka Sobat kemungkinan besar akan mendapati separuh wajah terkena cahaya langsung sedangkan bagian lain terkover naungan dengan baik.
Jika sobat ingin membuat foto portrait dengan framing ketat di bagian wajah mungkin bisa menyiasati dengan bantuan seseorang yang memegang payung atau obyek lain sebagai naungan dibagian wajah tentu jangan sampai rekan kita itu masuk kedalam frame foto kita.

3. Gunakan Reflektor

Tips kali nomor Tiga ini tidak berarti Sobat harus selalu menyiapkan reflektor di dekat kalian, walaupun ada fotografer yang selalu membawa reflektor portable kecil di dalam tas kamera mereka. Jika Sobat tidak ingin repot membawa reflektor, kalian masih bisa menggunakan prinsip dasar bagaimana memantulkan sedikit cahaya ke arah wajah subyek guna membantu menerangi bagian wajah yang terkena bayangan.
Prinsipnya adalah setiap permukaan yang bewarna putih (atau terang) bisa berperan sebagai reflektor cahaya, dan jika diposisikan pada sudut yang tepat maka kalian bisa memanfaatkannya untuk memberi subyek/model sedikit cahaya ekstra.
Sobat bisa memposisikan subyek kalian dekat dinding putih atau memposisikan benda dengan permukaan putih disekeliling subyek untuk memantulkan cahaya ke area wajah. Beberapa fotografer lebih memilih menggunakan aluminium foil atau bahan styrofoam lebar sebagai reflektor.
Apakah Sobat berhenti memotret foto portrait karena alasan belum memiliki perangkat lighting studio yang tepat? Jangan berhenti karena alasan itu! Sobat bisa memperoleh foto portrait yang bagus dengan hanya menggunakan natural light. Fotografi adalah tentang cahaya. Belajar bagaimana melihat cahaya merupakan hal yang diperlukan guna mengasah mata fotografi kalian. Mampu untuk mengetahui intensitas, warna serta arah cahaya bisa sangat membantu kalian bagaimana memposisikan subyek serta pengaturan kamera apa yang akan dipergunakan.
Janelle Jalila Issis / Janelle Issis /  Natural_light_portrait_photography - IMG_0909-1000

 

Intensitas cahaya

Cahaya langsung yang kuat bisa terasa sangat keras, Sobat bisa menemukan karakter cahaya ini pada hari-hari yang cerah. Cahaya yang keras memperjelas kontras antara cahaya dan bayangan dan bisa terlihat sangat tidak menarik. Sobat akan mendapati subyek yang memiliki bayangan gelap disekitar kantung mata ketika memotret dibawah cahaya matahari yang keras, dan hal ini bisa menyebabkan wajah subyek terlihat lelah

Kontras akan menjadi rendah dan cahaya terlihat lebih menarik ketika memotret dengan cahaya yang kurang intens dan menyebar. Ada beberapa caya yang bisa sobat lakukan untuk mengurangi intensitas serta menyebarkan cahaya ketika matahari bersinar terlalu terang diatas kepala:

Carilah semacam cover atau penutup. Teduhan bisa menjadi difusser yang bagus. Cobalah memotret subye dibawah naungan atau teduhan beranda, teras rumah, atau dibawah bayangan pohon yang besar. ketika memotret ditempat teduh Pastikan subyek ternaungi secara merata, jika ada sedikit saja cahaya matahari yang menembus dan menyinari wajah maka tentu akan mengurangi tampilan foto.

Tidak menemukan tempat teduh? Sobat bisa menggunakan kain transparan yang lebar. Tempatkan kain transparan tersebut diantara subyek dan sumber cahaya. Langit yang berawan bagus membentuk natural light yang bagus untuk fotografi portrait, karena awan yang menutupi cahaya matahari bisa berperan sebagai diffuser. Sobat pada hari yang berawan/mendung mungkin akan perlu untuk menggunakan teknik fill flash agar detail wajah pada subyek masih bisa menonjol dalam foto.

Jika Sobat memotret di dalam ruangan dan menggunakan cahaya matahari yang melewati jendela sebagai sumber cahaya, maka tempatkan subyek sedikit menjauh dari jendela untuk mengurangi intensitas cahaya. Sobat juga bisa menggunakan tirai jendela atau kain transparan diantara subyek dan jendela sebagai difusser.

 

Warna Cahaya

Beberapa cahaya bisa dikatakan "dingin" dan memiliki warna kebiru-biruan, dan beberapa cahaya hangat serta memiliki warna emas. Mata kita secara alami bisa beradaptasi dengan perubahan warna tersebut agar warna terlihat sama ketika dalam kondisi beragam pencahayaan, tetapi tidak pada kamera, oleh karena itu pengaturan white balance dirasa sangat penting. Ketika bekerja dengan natural light atau cahaya alami Sobat bisa menggunakan pengaturan white balance sesuai dengan jenis pencahayaan yang ada seperti sunny, shade atau cloudy, dan lain-lain.

Pengaturan white balance ini mungkin tidak selalu memberikan hasil warna foto yang benar. Warna obyek yang manjadi media pantulan cahaya juga akan mempengaruhi warna cahaya. Jika warna foto tidak benar bisa menyebabkan warna kulit subyek terlihat seperti sakit. Pengaturan white balance terbaik pada kamera adalah custom white balance. Selalu simpan grey card di tas kamera kalian, sehingga Sobat bisa mengatur custom white balance kapan saja saat memotret.

 

Arah Cahaya

Mengetahui dari mana arah cahaya akan membantu kalian dalam memposisikan subyek guna mendapatkan foto terbaik. Mungkin banyak asumsi bahwa posisi terbaik adalah menempatkan subyek menghadap langsung cahaya matahari yang terang agar bagian wajah bisa diterangi, tapi ini bukanlah pilihan yang selalu baik. Subyek yang menghadap matahari secara langsung matanya akan cenderung akan menyipit karena silau. Hal ini juga akan menyebabkan bayangan disekitar kantung mata yang menyebabkan wajah subyek tampak lelah.

Coba potretlah subyek yang diposisikan membelakangi sumber cahaya. Backlight akan menghasilkan higlight yang bagus disekitar rambut, gunakan reflektor atau fill flash untuk mengisi bayangan dan mengangkat detail dibagian wajah. Pilihan posisi bagus lainnya adalah menempatkan subyek disisi atau sedikit dibelakang mereka.
21 February 2013
Memotret Light Trail merupakan salah satu jenis foto yang banyak diminati banyak orang, bahkan seseorang yang sedang memulai fotografi pasti bertanya-tanya bagaimana merekam untaian warna-warni lampu tersebut. Memotret Light trail juga menjadi populer di banyak kalangan fotografer, dan bisa menjadi bahan belajar fotografi, terutama bagi mereka yang ingin mengeksplorasi kamera mereka menggunakan mode pemotretan Manual serta bereksperimen menggunakan Long Exposure di kondisi Low Light atau rendah cahaya.
No NFL in LA

Peralatan apa aja sih yang digunakan untuk memotret Light Trail?

Tidak ada tipe kamera atau perangkat fotografi tertentu untuk mengambil foto Light Trail, tetapi setidaknya Sobat harus memiliki sebuah kamera yang memungkinkan kalian untuk mengatur Exposure. Sobat harus bisa memilih Shutter Speed lambat. Hal ini berarti Sobat membutuhkan kamera yang memiliki kemampuan untuk memotret menggunakan mode Manual atau mode Shutter Priority.

Memotret menggunakan tangan kosong pasti akan terasa sedikit susah untuk menghindari camera shake, untuk itu Sobat pasti membutuhkan sebuah Tripod untuk memotret menggunakan Shutter Speed lambat.
Perangkat fotografi lain yang bisa menjadi pilihan untuk digunakan adalah Lens Hood. Lens Hood berguna untuk menghindari flare yang diakibatkan oleh cahaya disekitar kita. Kabel Remote Shutter Release atau Wireless Remote Controll juga akan sangat membantu menghindari kamera shake. Setelah semua sudah siap tinggal melengkapi diri kita dengan kesabaran serta baju hangat.

Prinsip memotret Light Trail:

Prinsip dasar dalam memotret Light Trail sederhana, Sobat tinggal menemukan tempat atau lokasi dimana kalian bisa melihat lampu-lampu kendaraan berlalu-lalang, pasang kamera serta tripod, atur kamera ke pengaturan shutter speed lambat, dan ambil gambar kendaraan atau mobil untuk membuat Light Trail yang indah. Aplikasi memang tidak semudah apa yang kami tulis, tapi yang pasti adalah Penggunaan Shutter Speed lambat memungkinkan kita untuk merekam jejak cahaya yang ditinggalkan oleh kendaraan.

Thunder God
Tulisan ini hanya tips bagaimana menghasilkan foto Light Trails, pada prakteknya Sobat butuh untuk bereksperimen secara terus menerus. Kita memotret di era digital dimana kemudahan aktifitas fotografi telah memanjakan kita, banyak-banyak lah memotret light trail dan review hasil foto-foto tersebut baik menggunakan LCD di kamera atau pada PC Desktop.

Saat Pemotretan Light Trail:

Memotret Light Trail bukanlah satu hal yang sulit untuk dilakukan, Sobat cukup menemukan tempat atau jalan yang dilewati oleh kendaraan di senja atau malam hari. Pertibangkan timing serta framing foto kalian untuk menghasilkan foto yang bisa menarik perhatian. Berikut adalah beberapa tips yang bisa kalian lakukan:

  • Timing - Kebanyakan foto-foto Light Trail diambil di malam hari, tetapi waktu lain yang menarik untuk memotret Light Trail adalah pada saat senja, tepat sebelum dan sesudah matahari terbenam. Senja hari tidak hanya menawarkan  cahaya kendaraan, tetapi juga ambient light atau cahaya hangat berwarna oranye kemerahan yang bisa mendramatisir hasil foto-foto Light Trail kalian.
  • Prespektif - Memotretlah dengan menggunakan prespektif yang sedikit kreatif, memetret dengan angle rendah atau mencari tempat tinggi dan memotret ke arah bawah bisa menciptakan angle yang tidak biasa.
  • Lokasi - memang lokasi yang tepat adalah di dekat atau pinggir jalan, tapi cobalah melihat lingkungan sekitar cari apa yang bisa menarik perhatian, seperti gedung yang masih masih nyala lampunya sementara yang lain sudah gelap, atau bundaran dimana light trail bisa membentuk lingkaran dan lain-lain.
  • Framing - Komposisi dasar fotografi bisa diaplikasikan dalam memotret light trails, foto atau gambar memerlukan sebuah Point of Interest. Rule of Thirds bisa efektif diaplikasikan, arahkan mata di dalam gambar menggunakan garis.

Pengaturan Kamera:

Biasanya Memotret Light Trail bisa dilakukan dengan Shutter Speed antara 10 sampai 20 detik, karena dengan bentangan waktu itu akan memberi waktu bagi kendaraan memenuhi frame kita, dan gunakan Aperture di diatas f/8.
Pengaturan diatas bisa Sobat coba sebagai pengaturan awal dan ambil beberapa foto untuk pengujian, dan lihat bagaimana Exposure yang dihasilkan. Apakah foto yang dihasilkan Underexposure atau Overexposure dan apakah Shutter Speed yang digunakan cukup bagi kendaraan untuk mengisi frame.

St Paul's Cathedral colour stream

Jika foto kalian overexposed, maka perkecil Aperture kalian dengan memperbesar bilangan F Stop, atau jika foto kalian terasa underexposed maka perbesar Aperture dengan memperkecil bilangan F Stop. Jika Sobat ingin cahaya kendaraan menginggalkan jejak lebih jauh di dalam frama, maka gunakan shutter speed yang lebih lama, dan begitu juga kebalikannya.
Harap diingat bahwa Aperture berdampak pada Depth of Field atau Ruang Tajam, jika Sobat butuh untuk menggunakan Aperture lebih lebar berarti kalian mengurangi Ruang Tajam dan membuat elemen-elemen foto lebih banyak yang kurang fokus.
  • Histogram - Sumber cahaya di sekeliling kalian bisa mengakibatkan foto kalian menjadi wash out atau terlalu terang. Sumber cahaya itu bisa berasal dari lampu kota, lampu sorot gedung dan lain-lain. Cahaya yang terlampau terang bisa manjadi distraction bagi foto kalian dan membuat mata penikmat foto teralih menuju cahaya tersebut. Salah satu cara untuk memeriksa apakah foto kalian overexposed adalah menggunakan Histogram, jika ada area di dalam foto yang terlampau terang maka kalian akan mendapati grafik Histogram yang cenderung tingi. 
  • Gunakan ISO rendah - menggunakan ISO rendah akan memberikan noise yang minimal pada foto kalian.
  • Gunakan Format RAW - Format ini memungkinkan kalian memiliki keleluasaan ketika paska pemotretan, terutama pada editing white balance. kenapa white balance? karena seperti kita ketahui memotret kota dimalam hari akan ada banyak cahaya berbeda di yang dominan.
  • Manual Focus - pada kondisi rendah cahaya pasti akan terasa sulit menemukan fokus. Gunakan manual fokus dan pastikan Sobat fokuskan pada bagian gambar yang kuat secara visual

Menggunakan Mode Bulb

Kamera digital saat ini sudah banyak yang dilengkapi dengan fitur BULB. Mode ini memungkinkan seorang fotografer untuk tetap membuka shutter selama yang dia inginkan. Fitur ini bisa sangat membantu pada pemotretan menggunakan long exposure. Gunakan  Remote Shutter Release jika Sobat ingin menggunakan fitur ini. Baca kembali buku manual kamera kalian untuk mencari tahu bagaimana menggunakan fitur ini pada kamera kalian.

Memotret Light Trail

Posted by Unknown
Foto yang tajam dengan detail foto yang bagus merupakan sesuatu yang kebanyakan fotografer jadikan tujuan dalam memotret, tetapi membuat subyek utama atau bahkan keseluruhan foto secara sengaja tidak fokus bisa menciptakan foto dengan kesan fantasi yang menarik perhatian.

lost in narrow paths...

Pada dasarnya ada Dua strategi yang bisa Sobat lakukan jika ingin menciptakan foto-foto yang tidak terfokus.

  1. Sobat bisa memilih untuk memfokuskan ke obyek yang terlihat tidak penting dalam foto. Lakukan hal ini dengan memilih aperture lebar yang akan memberikan Depth Of Field atau ruang tajam yang sempit dan fokuskan ke satu elemen yang ada di depan atau belakang subyek utama.
  2. Opsi lain yang bisa dilakukan adalah dengan membuat seluruh area foto tidak terfokus tetapi tetap memilih elemen yang ada di depan subyek untuk terfokus dengan baik. Penggunaan Aperture lebar akan sangat membantu kalian, dan Sobat mungkin butuh untuk menggunakan pengaturan fokus manual atau jika tidak kamera akan dengan otomatis mencari fokus secara otomatis.
Pilihan kedua sepertinya akan membutuhkan sedikit uji coba. Mengambil terlalu tidak terfokus akan menyebabkan subyek sulit untuk dikenali. Kuncinya adalah memberikan cukup fokus pada subyek agar tetapi dikenali dari bentuk serta warna, tetapi cukup tidak terfokus untuk memberikan suasana 'fantasi'

Unfocus
19 February 2013
Kenapa memotret sunrise? bagi beberapa orang ini adalah alasan bagus untuk bangun pagi, dan yang pasti Sobat akan mendapatkan subyek yang orisinil. Tidak ada Dua foto sunrise (atau sunset) yang identik sama. Tidak hanya itu, langit juga kerap berubah setiap menit, terutama pada saat 30 menit sebelum matahari terbit sampak ke Satu jam setelah matahari terbit dari horison. Air, awan, serta atmosfir nya pun berbeda. Sekali lagi tidak ada Dua foto yang akan sama!

Sunrise - Long Reef

Berikut ini adalah beberapa teknik yang bisa digunakan saat memotret sunrise, tetapi sebelum itu ada beberapa kebiasaan yang bisa Sobat lakukan sebelum berangkat memotret sunrise:

  1. Minum kopi. Bagi Sobat yang suka minum kopi, kafein bisa menjadi mood booster untuk memotret di pagi hari.
  2. Periksa peralatan fotografi kalian. Idealnya kegiatan ini dilakukan di malam hari sebelum memotret keesokan harinya. Pastikan baterai kamera penuh, pastikan lensa sudah terpasang filter UV dan dalam keadaan bersih. Periksa kembali pengaturan kalian yang ada di kamera: pengaturan ISO terendah, Auto White Balance, dan pastikan juga mode Aperture Priority.
  3. Pastikan Tripod bersih: Memotret sunrise dan sunset berarti Sobat harus menggunakan tripod yang bersih dari lumpur serta pasir. Pasir bisa jadi musuh utama terhadap fungsi tripod serta ballhead. Tentu sobat tidak ingin sampai di tempat pemotretan dan menjumpai tripod yang kurang berfungsi bukan?

Berikut ini adalah teknik-teknik yang bisa Sobat lakukan dalam memotret sunrise:
  • Sampai di lokasi minimal 30 menit sebelum sunrise. Sobat dengan melakukan hal ini akan memberikan waktu untuk setup atau memasang perangkat fotografi di tempat yang strategis. Luangkan sedikit waktu juga untuk mencari kira-kira dimana spot yang paling bagus untuk memotret. Dan ketika matahari mulai terbit, Sobat tentu hanya ingin berkonsentrasi pada subyek kalian.
  • Jangan tunggu matahari terbit untuk memotret. Beberapa foto yang hebat bisa didapatkan beberapa menit sebelum matahari terbit di horison, dan ini sama juga berlaku pada saat memotret sunset. Langit sebelum sunrise juga cukup dramatis dan layak untuk dipotret.
  • Gunakan tripod yang stabil dan ball head yang berkualitas. Kunci dari foto yang tajam adalah teknik fotografi yang di dukung dengan tripod serta ballhead yang berkualitas. Jika Sobat memang suka memotret nature atau wild life berinvestasilah pada perangkat fotografi tersebut.  Sobat mungkin bisa memiliki kamera serta lensa dengan kualitas terbaik, tetapi tanpa pengetahuan teknik foto tajam serta perangkat lain, foto kalian tidak akan optimal.
  • Fokuskan di tengah-tengah horison. Fokus hendaknya diletakkan di separuh horison. Jika subyek kalian memiliki range jarak yang jauh, gunakan setidaknya aperture f/8 (di beberapa lensa ini adalah sweet spot). Bisa dipastikan dengan memfokuskan di tengah-tengah maka foreground dan background bisa terfokus dengan baik.
  • Gunakan Remote Shutter Release. Perangkat fotografi ini (Remote Shutter Release) atau bisa juga self-timer kamera hendaknya digunakan ketika kalian memotret pada kondisi rendah cahaya. Sobat tentu tidak ingin adanya getaran di kamera saat menekan tombol shutter bukan?
  • Luangkan waktu untuk komposisi. Banyak foto-foto dari fotografer, terutama foto sunrise yang hasilnya seperti terbelah menjadi Dua, ini dikarenakan mereka mengkomposisikan 1/2 langit dan 1/2 bagian lain adalah air (foreground). Kami merekomendasikan mengkomposisi frame dengan 2/3 langit dan 1/3 foregroung, atau sebaliknya.
  • Tambahkan elemen manusia. Sobat jangan ragu untuk menambahkan elemen-elemen yang berhubungan dengan manusia guna menambah skalabilitas pada gambar kalian. Dermaga kapal, pagar, rumah-rumah penduduk akan menambah "drama" pada foto sunrise atau sunset kalian.
  • Bersabarlah dan tunggu 30 sampai 45 menit setelah sunset atau sunrise. Magic Light bisa saja muncul sebelum atau sesudah sunrise. Cahaya serta warna langit akan berubah dari menit ke menit. Dengan tiba 30 menit sebelum sunrise bisa memberikan peluang foto yang dramatis, tergantung pada kondisi. Hal ini juga berlaku pada 45 menit sesudah sunset.
17 February 2013
Salah satu aspek yang paling penting dari fotografi portrait adalah memilih lokasi yang cocok. Pilihan anda akan mendorong semua keputusan lain mengenai pemotretan, termasuk pencahayaan dan alat peraga apa yang tepat, pakaian yang harus dikenakan, dan pose paling cocok untuk digunakan.
Memotret di sebuah studio dengan background polos merupakan pilihan yang populer, tetapi anda biasanya bisa mendapatkan gambar yang jauh lebih menarik dengan menggunakan imajinasi dan memilih lokasi yang tidak biasa.
tips lokasi portrait fotografi
  • Pilih Tempat yang Bermakna
Sangat mudah untuk memilih lokasi portrait berdasarkan kenyamanan. Misalnya, jika anda tinggal di dekat taman, memang bagus untuk menggunakannya sebagai lokasi pemotretan. Ini mungkin terlihat menarik, tetapi hal ini tidak selalu merupakan pilihan terbaik.
Ingat bahwa setiap subjek adalah individu yang unik, dengan kepribadian mereka sendiri. Luangkan waktu untuk mengenal subjek anda. Cari tahu tentang hobi dan tempat-tempat favorit mereka kemudian menggabungkannya ke dalam fotografi anda.
Dengan menggunakan suatu lokasi yang berarti untuk subjek, anda akan mendapatkan foto yang jauh lebih personal dan bermakna. Mereka cenderung merasa lebih santai, secara otomatis membantu anda menangkap gambar lebih terlihat alami.
  • Gunakan Pencahayaan Alami
Jika memungkinkan, pilihlah lokasi yang terang yang oleh cahaya alami. Ketika pengambilan gambar di luar ruangan sangat penting untuk menghindari sinar matahari langsung karena hal ini menghasilkan bayangan yang sangat tajam. Carilah beberapa naungan ringan seperti pohon atau area tempat duduk yang tertutup, di mana sinar matahari lebih lembut. Pilihan lain adalah memotret di pagi atau sore hari ketika matahari tidak begitu kuat.
Jika anda memotret di dalam ruangan, usahakan posisi subjek anda dekat sebuah jendela sehingga anda dapat memaksimalkan setiap cahaya alami yang tersedia. Tergantung pada anggaran dan peralatan yang dimiliki, anda dapat melengkapinya dengan pencahayaan buatan jika diperlukan.
  • Di Dekat Tempat Berteduh/Berlindung
Jika anda memilih lokasi portrait di luar ruangan, selalu ada kemungkinan cuaca akan merusak sesi pemotretan. Cobalah untuk memiliki rencana cadangan jika cuaca berubah menjadi buruk. Carilah lokasi yang memiliki semacam tempat berteduh terdekat, seperti jembatan, halte atau kafe. Ini bisa menjadi penyelamat ketika hujan, membantu anda menjaga diri, peralatan, dan subjek anda agar tidak kehujanan. Hal ini sangat penting apalagi jika mereka membayar.
Jika cuaca benar-benar tidak memungkinkan untuk melanjutkan sesi, anda dapat memindahkan seluruh pemotretan di bawah penutup. Dengan sisi terbuka tempat berteduh, anda dapat mengkomposisi ulang dengan tetap menjaga background alami subjek selama pencahayaan cukup baik.
  • Pilih Suatu Tempat yang Tenang
Tempat-tempat ramai, seperti kota-kota atau taman umum yang sibuk, adalah salah satu lokasi kurang baik untuk portrait. Anda akan terus menunggu orang untuk keluar dari frame karena banyaknya orang yang lewat, ditambah subjek mungkin akan merasa malu dan kurang santai.
Menemukan lokasi yang tenang, terpencil tidak sesulit seperti kelihatannya. Jika anda harus memotret di kota, carilah tempat yang tidak terlalu ramai di mana anda dan subjek dapat menyiapkan segala sesuatu tanpa terganggu.
Lebih baik lagi, menghindari kota sama sekali menuju pantai terpencil, padang rumput, atau pegunungan. Ini semua memberikan latar belakang yang bagus untuk portrait, memberikan  banyak kesempatan untuk bergerak dan bereksperimen dengan berbagai pose dan sudut.
  • Jangan Biarkan Lokasi Mengalihkan Perhatian
Sebuah lokasi yang cocok sangat penting dalam fotografi portrait, tetapi ingat bahwa itu bukan subjek utama. Selama memotret, periksalah semua gambar yang telah diambil – jika mata anda ditarik lebih kepada pemandangan atau background dibandingkan subjek, anda menempatkan terlalu banyak penekanan pada hal yang salah.
Sebuah teknik sederhana dan efektif adalah dengan aperture lensa naik dan lebar. Hal Ini berguna untuk menempatkan background keluar dari fokus dan menghasilkan efek bokeh, mencegahnya agar tidak mengalihkan perhatian, menciptakan rasa mendalam pada adegan, dan menarik mata porang yang melihat ke subjek utama.
Memilih lokasi portrait yang efektif memang membutuhkan waktu dan pikiran, tapi itu sesuatu yang harus selalu menjadi tujuan anda agar tepat. Dengan demikian anda akan dapat bercerita dengan gambar yang diambil, dan menangkap esensi kepribadian subjek, sehingga lebih menarik.

tips fotografi fashionFashion atau mode sangat menarik, glamor dan tampaknya sebuah medan yang benar-benar menarik untuk bisa terjun ke dalamnya. Tips fotografi fashion berikut akan membantu anda mengambil gambar model, juga pakaian mereka yang indah ketika anda baru akan memulai. Sebelum anda dapat bekerja untuk majalah ternama atau bahkan yang kecil sekalipun,  anda perlu mengembangkan keterampilan. Berikut adalah beberapa tips untuk memulainya.
  • Riset dan Perencanaan
Sebelum melakukan pemotretan, lakukanlah sedikit penelitian. Lihatlah fotografi fashion terkenal untuk mendapatkan ide-ide. Mendapatkan inspirasi dari fotografer lain akan membantu anda menemukan gaya anda sendiri.
Setelah melakukan penelitian, mulailah membuat rencana. Pastikan apakah anda ingin memotret di dalam atau di luar ruangan. Menyusun konsep yang lengkap untuk pemotretan. Ini adalah salah satu tips fotografi fashion yang paling penting, karena yang menceritakan sebuah cerita adalah salah satu yang terbaik.
Persiapkan segala sesuatunya dengan baik. Pastikan bahwa anda siap dan telah merencanakan serta meneliti dengan baik. Hal ini akan membantu anda mendapatkan gambar terbaik.
  • Dapatkan Pencahayaan yang Tepat
Entah anda merencanakan pemotretan fashion di luar atau di dalam ruangan, anda perlu mengatur pencahayaan yang tepat. Jika berencana untuk mengambil gambar di dalam ruangan, pastikan bahwa anda memiliki studio yang diatur dengan benar serta pencahayaan yang tepat.
Jika anda memotret di luar ruangan, anda harus mengatur untuk melakukannya saat bisa didapatkannya cahaya terbaik. Yaitu memotret pada saat setelah matahari terbit dan sebelum matahari terbenam.
  • Pada Saat Pemotretan
Setelah perencanaan dengan matang. Sekarang anda harus mendapatkan hal yang benar pada saat pemotretan.
  1. Kenali model. Berbicara dengan mereka saat mereka berdandan atau beristirahat untuk mencoba menjalin hubungan. Memiliki hubungan yang baik dengan subjek akan membuat sesi pemotretan lebih baik. Baik anda ataupun model akan merasa lebih nyaman.
  2. Berikan arahan. Jangan takut untuk memberikan arahan. Ini sesi pemotretan anda dan mempunyai sebuah cerita untuk ditampilkan. Anda harus mengkomunikasikannya kepada orang-orang di dalam gambar. Yakinlah tentang pandangan anda untuk gambar tanpa menjadi terlalu memerintah atau bersikap kasar.
Pada saat fotografi fashion, anda pasti mengambil banyak gambar . Pastikan anda memiliki baterai dan memori ekstra terutama saat memotret di luar ruangan. Sangat penting untuk mempersiapkan segalanya dengan baik.

Belajar fotografi

http://linkshrink.net/7s6koY

Translate

Total Pageviews

Category

  • (5)
  • (12)
  • (15)
  • fotografi (39)
  • (10)
  • (1)
  • (64)
  • (4)

Page Rank

Popular Posts