Archive for 2014
26 September 2014
Salah satu perbedaan utama antara indera mata dan lensa kamera anda adalah bahwa mata memiliki depth of field (DOF) hampir tanpa batas sementara lensa terbatas, ini membawa konsekuensi bahwa bidang fokus lensa tidaklah seluas mata. Dan fotografer terdahulu telah memutuskan untuk justru memanfaatkan kelemahan ini menjadi senjata. Lahirlah apa yang kemudian disebut bokeh.
Bokeh aslinya adalah kata dalam bahasa Jepang yang berarti ‘menjadi kabur’, jadi foto bokeh adalah karakteristik foto yang menonjolkan sebuah oyek utama yang fokusnya sangat tajam sementara latar belakang (dan atau depan) yang sangat kabur, atau dalam bahasa Inggris selective focusing. Dalam contoh foto cantik diatas (karya Sektor Dua), obyek utama muka model amatlah tajam, namun latarbelakang pintu menjadi tampak amat kabur (blur). Nah, sifat kabur inilah yang disebut bokeh. Bagaimana caranya supaya kita bisa menghasilkan foto bokeh yang seperti ini. Berikut yang bisa anda lakukan:
- Pilih mode manual atau Aperture Priority – baca lebih jauh tentang mode operasi kamera disini
- Pilih setting aperture sebesar mungkin. Lihat tulisan f/x di lensa anda, semakin kecil x, semakin besar aperture dan semakin sempit bidang fokusnya
- Pikirkan tentang faktor jarak, yakni jarak didepan dan dibelakang bidang obyek.
- Banyak berlatih dan usahakan anda membeli lensa dengan kemampuan aperture sebesar mungkin. Tip: Jika anda memang menyukai bokeh, lensa non-zoom dengan aperture super besar adalah cara tercepat mendapat bokeh (misal: 85mm f/1.8 & 50mm f/1.8, dua lensa ini adalah lensa super cepat dan super murah juga penghasil bokeh yang luar biasa.
Misalnya anda berdiri 1 meter didepan teman (jarak depan = 1 meter) dan anda menjatuhkan titik fokus lensa pada mukanya. Teman anda berdiri sekitar 10 meter dari background terdekat (jarak belakang = 10 meter), maka background ini akan terlihat sangat kabur. Intinya, semakin kecil jarak depan (jarak antara lensa dan obyek) dan semakin besar jarak belakang (jarak antara obyek dan background) semakin kabur backgorund anda.
Tag :// fotografer pemula,
Tag :// Teknik Fotografi
21 September 2014
Sejak dimulainya era fotografi digital,
banyak hal yang sebelumnya sulit untuk dilakukan menjadi lebih mudah
dilakukan dengan olah digital (digital imaging). Olah digital telah membuka ruang kreatifitas yang lebih luas, salah satunya adalah Foto Levitasi.
Foto Levitasi adalah salah salah satu
teknik manipulasi foto untuk membuat objek foto tampak seolah-olah
melayang. Hal ini dimungkinkan dengan adanya aplikasi pengolah foto
seperti Photoshop atau GIMP. Sering kali kita melihat foto dengan objek
yang melayang dan kemudian muncul pertanyaan, bagaimana hal tersebut
mungkin dilakukan? Banyak cara kreatif yang dapat dilakukan untuk
membuatnya.
Sebenarnya sudah banyak orang yang
membuat foto tampak seolah-olah melayang, terutama sejak manipulasi foto
digital mulai marak. Namun beberapa tahun yang lalu seorang fotografer
wanita asal Jepang, Natsumi Hayashi
membuatnya menjadi populer dan menjadikan foto levitasi menjadi sesuatu
yang fun. Ia membuatnya di tempat-tempat umum seperti di stasiun kereta
api, jalanan kota, rumah makan atau bahkan di dalam bus. Foto-fotonya
tampak unik dan sangat natural, tidak tampak menggunakan teknik olah
digital yang rumit.
Untuk membuat foto yang tampak
seolah-olah melayang memang dibutuhkan ketrampilan / skill dalam olah
digital. Selain olah digital, hal yang tidak kalah penting adalah
bagaimana proses pembuatannya, mulai dari pengaturan kamera, objek dan
konsep foto.
Foto Levitasi / Melayang oleh Natsumi Hayashi
Contoh Foto dengan Gaya yang Fun
Photograph by Lousih Pixel on Flickr
Photograph by Louish Pixel on Flickr
Photograph by Anant Nath Sharma on Flickr
Berbagai Gaya dan Setting Tempat Foto Levitasi
Photograph by Massimo Barbieri on Flickr
Photograph by Patty on Flickr
Photograph by Anne Marthe Widvey on Flickr
Photograph by Jonathan Emmanuel on Flickr
Photograph by Ian Lott on Flickr
Photograph by Ben K Adams on Flickr
Tidak Hanya Manusia yang Dibuat Melayang, Namun Benda-Benda Disekitar juga Dibuat Melayang
Photograph by Nate Bolt on Flickr
Photograh by Louish Pixel on Flickr
Foto Levitasi dengan Gaya Surreal / Fantasy, Menggunakan Teknik Olah Digital yang Lebih Rumit
Photograph by Juliana Countinho on Flickr
Photograph by Ashtyn Reene on Flickr
Photograph by curtismacnewton on Flickr
Photograph by Donnie Nunley on Flickr
Photograph by Lousih Pixel on Flickr
Photograph by Louish Pixel on Flickr
Behind The Scene – Tutorial Membuat Foto Levitasi
Photograph by Lousih Pixel on Flickr
How To Levitate – Levitating Photographer. Foto diatas dibuat oleh salah satu pengguna Flickr dengan nama akun Louish Pixel, ia juga membagikan tutorial yang melalui akun Flickr dan Websitenya.
Selain foto levitasi ia juga banyak memberikan tutorial foto lainnya
yang sebagian besar dibuat dengan teknik manipulasi foto digital.
How To Photograph A Flying Cat. Sebuah tutorial yang akan menunjukkan cara yang membuat kucing seolah-olah tampak terbang.
Levitation Photography And Working With Textures.
Tutorial foto bagaimana membuat foto tampak seolah-olah melayang dan
mengolahnya dengan menggabungkan unsur tekstur. Memang bukan tutorial
untuk pemula, namun cukup menarik untuk disimak, melihat bagaimana
menggabungkan foto dengan tekstur.
Simple Levitation Ini
adalah tutorial bagi pemula. Dalam video tersebut akan ditunjukkan
bagaimana membuat foto levitasi dengan aplikasi pengolah foto digital
Photoshop. Tutorial yang cukup mudah untuk dipahami bagi pemula.
The Purist Method Video
ini sebenarnya bukan tutorial membuat foto levitasi, namun sebuah video
dokumentasi dari fotografer yang paling populer di internet, Natsumi
Hayashi.
Kamu dapat menemukan berbagai tutorial
lainnya di Youtube atau Flickr. Foto levitasi adalah sebuah cara kreatif
yang berkembang sejak era fotografi digital. Teknik foto ini adalah
salah satu cara yang dapat membuat orang lain bertanya-tanya atau bahkan
terkagum pada saat melihat sebuah foto. Di Indonesia sendiri komunitas
foto ini dapat ditemukan di levitashore.net. Tertarik untuk membuat foto melayang kamu sendiri?
Tag :// fotografer pemula,
Tag :// Teknik Fotografi
20 February 2014
Percaya atau tidak, Sobat tidak
memerlukan segudang peralatan studio atau pencahayaan mahal dan canggih
untuk memulai foto portrait didalam studio. Dua sumber cahaya lighting
sudah lebih dari cukup. Artikel InFotografi kali ini akan terfokus pada
Tiga pengaturan dasar yang kami rasa lebih dari cukup bagi Sobat yang
ingin memulai fotografi Portrait di dalam studio.
1. Tinggi
Pada banyak pemotretan Sobat mungkin akan memposisikan Main Light di atas model. Perhatikan bagaimana bayangan dari hidung jatuh ke sisi bawah wajah dan terkesan memperpanjang fitur hidung. Sobat idealnya menginginkan bayangan hidung untuk menunjuk ke ujung bibir. Bentuk segitiga cahaya pada pipi di sisi bayangan sering disebut dengan Rembrandt Lighting, dan untuk mendapatkan efek pencahayaan ini Sobat cukup meminta model untuk sedikit memindahkan kepala model.
2. Sejajar (Eye Level)
Pasang lampu flash atau Main Light di samping dengan tinggi sejajar dengan model, dan cahaya akan mengenai seluruh sisi wajah. Bayangan yang terbentuk memberikan kesan memperlebar fitur wajah. Akan lebih efektif jika cahaya tersebut seimbang dengan sumber cahaya kedua yang berada di sisi berlawanan. Biarkan sumber cahaya tersebut atau main light tetap menyala sehingga Sobat bisa melihat bagaimana bayangan yang terbentuk.
3. Rendah
Sobat mungkin tidak ingin menggunakan pengaturan yang satu ini. Penempatan main light seperti ini akan memberikan kesan wajah yang menakutkan. Mungkin jika Sobat memotret untuk keperluan Halloween bisa saja menggunakan posisi main light seperti ini. Seperti yang terlihat di dalam foto contoh diatas, penempatan main light yang rendah menghasilkan foto portrait yang kurang menyenangkan. Bayangan hidung tampak tebal, dan kantung mata terlihat lebih jelas.
1. Classic Rembrandt
Style portrait satu ini merupakan pengaturan lighting dasar yang bagus. Sobat terkesan menciptakan sebuah segitiga kecil pada bayangan di sisi wajah dengan bayangan hidung yang menunjuk ke arah bibir. Gunakan reflektor untuk mengisi area bayangan dan satu backlight yang menggunakan snoot untuk memberikan cahaya pada rambut model.
2. Rim Light
Posisikan Dua sumber cahaya dengan power cahaya yang sama sedikit di belakang model dan menghadap ke kamera. Gunakan reflektor untuk memantulkan cahaya ke bagian hidung serta dahi model. Style foto ini cocok untuk menonjolkan struktur tulang, sangat cocok untuk memotret laki-laki dan nude art.
3. Beauty
Posisikan satu softbox besar diatas model yang mengarah kebawah sehingga cahaya jatuh dari depan dan merata. Untuk menyeimbangkan exposure gunakan reflektor yang diposisikan dibawah wajah model. Reflektor akan memantulkan cahaya ke arah wajah. Jika Sobat ingin menonjolkan kecantikan model kamu, ini adalah pengaturan yang tepat.
Ingin segera memulai foto portrait di dalam studio?? Sobat bisa mendapatkan paket perangkat studio sederhana dengah harga terjangkau di website Studiostar7
Selamat Mencoba!!
Sobat bisa menggunakan satu Main light di posisi yang dirasa tepat, dan
kemudian posisikan sebuah reflektor sebagai sumber cahaya kedua,
pengaturan lighting sederhana tersebut sudah bisa memulai langkah awal
Sobat InFotografi dalam fotografi studio.
ketinggiani, angle, power dan jarak sumber cahaya akan memberikan dampak pada bentuk wajah subyek kalian. Yang perlu digaris bawahi adalah coba cermati bagaimana cahaya jatuh ke subyek kalian. Gunakan layar LCD untuk mereview foto - foto yang kalian ambil, terkadang merubah ke preview mode monochrome bisa membantu kalian untuk memfokuskan ke bentuk, tone serta bayangan yang jatuh ke area wajah sehingga Sobat bisa memvisualisasikan hasil akhir foto portrait kalian.
ketinggiani, angle, power dan jarak sumber cahaya akan memberikan dampak pada bentuk wajah subyek kalian. Yang perlu digaris bawahi adalah coba cermati bagaimana cahaya jatuh ke subyek kalian. Gunakan layar LCD untuk mereview foto - foto yang kalian ambil, terkadang merubah ke preview mode monochrome bisa membantu kalian untuk memfokuskan ke bentuk, tone serta bayangan yang jatuh ke area wajah sehingga Sobat bisa memvisualisasikan hasil akhir foto portrait kalian.
Penempatan Main Light
Photo: N-Photo
1. Tinggi
Pada banyak pemotretan Sobat mungkin akan memposisikan Main Light di atas model. Perhatikan bagaimana bayangan dari hidung jatuh ke sisi bawah wajah dan terkesan memperpanjang fitur hidung. Sobat idealnya menginginkan bayangan hidung untuk menunjuk ke ujung bibir. Bentuk segitiga cahaya pada pipi di sisi bayangan sering disebut dengan Rembrandt Lighting, dan untuk mendapatkan efek pencahayaan ini Sobat cukup meminta model untuk sedikit memindahkan kepala model.
2. Sejajar (Eye Level)
Pasang lampu flash atau Main Light di samping dengan tinggi sejajar dengan model, dan cahaya akan mengenai seluruh sisi wajah. Bayangan yang terbentuk memberikan kesan memperlebar fitur wajah. Akan lebih efektif jika cahaya tersebut seimbang dengan sumber cahaya kedua yang berada di sisi berlawanan. Biarkan sumber cahaya tersebut atau main light tetap menyala sehingga Sobat bisa melihat bagaimana bayangan yang terbentuk.
3. Rendah
Sobat mungkin tidak ingin menggunakan pengaturan yang satu ini. Penempatan main light seperti ini akan memberikan kesan wajah yang menakutkan. Mungkin jika Sobat memotret untuk keperluan Halloween bisa saja menggunakan posisi main light seperti ini. Seperti yang terlihat di dalam foto contoh diatas, penempatan main light yang rendah menghasilkan foto portrait yang kurang menyenangkan. Bayangan hidung tampak tebal, dan kantung mata terlihat lebih jelas.
Berikut ini adalah Tiga Style pemotretan Studio Portrait :
Photo: N-Photo
1. Classic Rembrandt
Style portrait satu ini merupakan pengaturan lighting dasar yang bagus. Sobat terkesan menciptakan sebuah segitiga kecil pada bayangan di sisi wajah dengan bayangan hidung yang menunjuk ke arah bibir. Gunakan reflektor untuk mengisi area bayangan dan satu backlight yang menggunakan snoot untuk memberikan cahaya pada rambut model.
2. Rim Light
Posisikan Dua sumber cahaya dengan power cahaya yang sama sedikit di belakang model dan menghadap ke kamera. Gunakan reflektor untuk memantulkan cahaya ke bagian hidung serta dahi model. Style foto ini cocok untuk menonjolkan struktur tulang, sangat cocok untuk memotret laki-laki dan nude art.
3. Beauty
Posisikan satu softbox besar diatas model yang mengarah kebawah sehingga cahaya jatuh dari depan dan merata. Untuk menyeimbangkan exposure gunakan reflektor yang diposisikan dibawah wajah model. Reflektor akan memantulkan cahaya ke arah wajah. Jika Sobat ingin menonjolkan kecantikan model kamu, ini adalah pengaturan yang tepat.
Ingin segera memulai foto portrait di dalam studio?? Sobat bisa mendapatkan paket perangkat studio sederhana dengah harga terjangkau di website Studiostar7
Selamat Mencoba!!
Patung marmer yang ada di dalam foto
adalah sebuah karya seni yang berasal dari abad ke 1. Foto yang sobat
lihat tersebut menampilkan bagaimana patung tersebut dipamerkan, dan
sebenarnya foto tersebut bisa dikatakan tidak buruk sama sekali, tetapi
terlihat begitu membosakan bukan? Mengapa? Karena background tidak
memiliki daya tarik sama sekali dan terkesan membosankan.
Gambar berikutnya bisa dikatakan jauh lebih menarik.
Patung tersebut berdiri dengan gagah didepan background bernuansa gelap,
Tampak jauh lebih mengesankan bukan? Yang perlu diingat adalah, jangan
pernah meremahkan kekuatan sebuah background dalam sebuah foto!
Background bisa membuat sebuah foto lebih menarik atau malah sebaliknya.
Percaya atau tidak mungkin beberapa dari kita akan mengantuk jika
lama-lama melihat foto dengan background seperti ini. Background tidak
menyajikan warna yang kontras dengan marmer putih, pencahayaan juga
tidak dikemas untuk menyajikan kesan dramatis dan menarik.
Sobat bisa menggunakan perangkat lunak edit gambar seperti Adobe
Photoshop untuk membuat efek seperti gambar tersebut. Pilih
background menggunakan tool Magic Wand. Kemudian Sobat pilih tool
Gradient, pilih warna hitam dan maroon gelap untuk pallete
color box dan kemudian drag cursor dari arah bawah ke atas. Cara
diatas merupakan cara sederhana untuk membuat sebuah background dengan
gradasi dua warna. Background sederhana tersebut mampu menonjolkan
keindahan karya seni patung dari abad 1 tersebut.
Tag :// fotografer pemula,
Tag :// fotografi
13 January 2014
Kapan sebuah foto bisa dikatakan hebat? Tiap hari tentu Sobat sudah sering melihat foto-foto bagus, tetapi apakah sobat pernah menemukan satu foto yang membuat kalian mendekat dan mencermati foto tersebut lebih dalam? Tidak semua orang atau bisa memotret dan menghasilkan foto yang memiliki daya tarik seperti itu, tetapi ada beberapa hal yang bisa kita ikuti dan pelajari.
Photo: Coolkarni
Menganalisa apa yang membuat sebuah foto itu hebat adalah satu langkah awal yang bagus. Apa yang fotografer tersebut lakukan sehingga bisa membuat foto tersebut lebih menarik diantara lainnya? Sadar atau tak sadar seorang fotografer akan melalui sebuah ceklist dan bertanya pada diri sendiri beberapa pertanyaan sebelum menekan tombol shutter.
Pertanyaan pertama yang mungkin muncul adalah: "Mengapa saya mengambil foto ini?"Jika Sobat berdiri di depan tuku Monas mungkin jawabannya adalah: "Untuk membuktikan bahwa saya pernah disini", atau untuk "Mengabadikan semua tempat yang saya kunjungi saat liburan". Kedua alasan tersebut tidak ada yang salah, tetapi lebih cocok untuk turis dibandingkan untuk seorang fotografi. Sebaliknya, seorang fotografer yang berpengalaman mungkin akan menjawab: "Karena saya suka bagaimana kawat berkarat tersebut berada di dekat hijau dedaunan", atau "Karena cahaya senja kemerahan tersebut menarik perhatian saya".
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang mungkin ada di dalam ceklist seorang fotografer sebelum mereka menekan tombol shutter. Semakin banyak daftar pertanyaan di ceklist kalian, maka hal tersebut semakin bagus untuk melatih mata fotografer kita.
- Bagaimana kondisi cuaca? Kondisi cuaca dan pencahayaan akan berpengaruh secara signifikan terhadap hasil foto-foto kita.
- Apakah subyek terfokus? Seberapa banyak area foto yang terfokus? apakah hal tersebut cocok untuk subyek foto saya? poin nomor Dua ini adalah tentang Depth of Field.
- Apakah shutter speed sudah sesuai? Menjawab pertanyaan ini sangat penting ketikaMemotret secara handheld agar terhindar dari foto blur yang diakibatkan oleh camera shake. Shutter speed juga penting saat memotret obyek yang bergerak cepat dan Sobat ingin membekukan atau menunjukkan blur.
- Apakah saya sudah mengkomposisikan foto dengan baik? Komposisi bisa menjadi sebuah parameter keberhasilan sebuah gambar/foto.
Sobat bisa menggunakan ceklist pertanyaan tersebut, tetapi jika menemukan kesulitan dalam menjawab pertanyaan tersebut, Sobat bisa menyusun daftar ceklist tersendiri, toh fotografi itu seharusnya menyenangkan bukan? Dan tentunya pada saat memotret kita tidak selalu mendapatkan atau menghasilkan foto yang sempurna. Tetapi melatih "Mata Fotografi" merupakan langkah awal yang penting, dan tentunya itu membutuhkan waktu dan ketekunan.
Selamat Berlatih :)
Selamat Berlatih :)
Tag :// fotografer pemula,
Tag :// Teknik Fotografi
Sobat telah men-setting semua kebutuhan serta kamera, maka kalian siap untuk memulai memotret. Mungkin Sobat akan mulai merasakan tantangan terbesar saat memotret model, bukan pada masalah teknis, melainkan karena mau tidak mau Sobat harus mengatur pose model kalian.
Photo: Andy
Bagi banyak fotografer ketika menghadapi hal ini sedikit banyak akan merasa lebih tertarik memotret landscape daripada berhadapan dengan model yang notabene adalah saudara, teman atau non-profesional model lainnya, kenapa? Yah.. karena kalian harus memberikan instruksi bagaimana mereka harus berpose.
Kali ini InFotografi akan memberikan beberapa tips dasar bagaimana mereka berpose, tetapi perlu diingat tugas utama kalian sebagai fotografer adalah bagaimana membuat mereka merasa santai dan nyaman didepan kamera, jika itu tercapai, maka percayalah semua proses pemotretan akan mengalir secara alami. Sobat sebelum pemotretan di dalam studio juga bisa mencari referensi pose melalui majalah, buku, galeri foto sehingga kalian mendapatkan ide-ide segar tentang pose yang kalian cari.
Hal yang terpenting bukan saja bagaimana pose model kalian. Sobat juga perlu mempertimbangkan angle kalian sendiri, ketinggian kamera saat memotret tentu memberikan dampak tersendiri bagi hasil akhir foto kalian bukan? Berikut ini adalah Tiga angle yang bisa kalian gunakan dan hasil foto akhirnya:
1. Angle Tinggi
Posisi kamera yang sedikit lebih tinggi dari model/subyek seringkali bisa memberikan hasil yang lebih menarik. Pada umumnya akan membuat wajah model lebih kurus. Perhatikan bahwa bagian leher dan rahang terlihat lebih jelas, jangan memposisikan kamera terlalu tinggi, karena posisi tersebut akan sedikit terlihat aneh.
2. Angle Sejajar (Eye Level)
Angle Eye level dengan pencahayaan yang tepat bisa digunakan pada banyak kondisi. Perhatikan bahwa ketinggian kamera akan berdampak pada bagaimana hasil foto portrait kalian. Layar LCD kamera kalian memiliki peran penting untuk membantu kalian mereview kembali hasil akhir foto. Jika tinggi badan Sobat lebih rendah dari model, maka gunakan kotak atau tangga kecil untuk mencapai ketinggian yang pas.
3. Angle Rendah
Prinsip angle rendah pada umumnya adalah: semakin rendah angle yang kalian gunakan maka akan berkurang juga daya tarik foto portrait kalian. Angle ini tidak membuat subyek kalian semakin ramping! Angle ini sering digunakan untuk foto-foto coorporate, dimana para pemimpin atau direktur perusahaan tersebut bisa mendapatkan kesan besar dan berkuasa.
Pose pertama dimana subyek hanya berdiri 'biasa' tidak akan menghasilkan foto portrait yang menarik. Mintalah mereka sedikit menggeser separuh badan mereka ke belakang sehingga menampilkan tiga perempat badan mereka. Pose tersebut akan jauh lebih menarik. Menambahkan bagian tangan ke dalam frame juga bisa menjadi komposisi yang menarik. Tetapi ingat! Tangan jangan terlalu dominan, ukuran tangan bisa hampir sama dengan wajah, sehingga berpotensi sebagai distraction.
Pose Pria
Sama halnya seperti pose wanita diatas, pose dengan hanya berdiri tidak akan berhasil menyajikan daya tarik. Minta model pria kalian untuk memindahkan kaki satu langkah kedepan dan juga berat badan sedikit condong ke depan. Pose ini selbih memberikan nuansa dominan serta maskulin. Selipkan satu tangan ke dalam saku celana dan kalian akan mendapatkan pose yang lebih menarik.
Pose Berpasangan
Pose pasangan akan relatif lebih rumit dibandingkan Dua pose diatas, Sobat diharuskan memberikan beberapa pendekatan berdasarkan pada ukuran serta bentuk subyek kalian. Prinsip dasarnya adalah kedua pose diatas masih bisa berlaku di pose couple ini. Foto sejajar bersebelahan dan menghadap kamera tidak akan memberikan foto yang menarik, dan dilain sisi foto yang menunjukkan tiga perempat badan bakal jauh lebih menarik. Lakukan ujicoba dengan bagaimana mata berinteraksi. Mata yang saling memandang bisa memberikan hasil foto yang bagus.
Kali ini InFotografi akan memberikan beberapa tips dasar bagaimana mereka berpose, tetapi perlu diingat tugas utama kalian sebagai fotografer adalah bagaimana membuat mereka merasa santai dan nyaman didepan kamera, jika itu tercapai, maka percayalah semua proses pemotretan akan mengalir secara alami. Sobat sebelum pemotretan di dalam studio juga bisa mencari referensi pose melalui majalah, buku, galeri foto sehingga kalian mendapatkan ide-ide segar tentang pose yang kalian cari.
Hal yang terpenting bukan saja bagaimana pose model kalian. Sobat juga perlu mempertimbangkan angle kalian sendiri, ketinggian kamera saat memotret tentu memberikan dampak tersendiri bagi hasil akhir foto kalian bukan? Berikut ini adalah Tiga angle yang bisa kalian gunakan dan hasil foto akhirnya:
Photo: N-Photo
1. Angle Tinggi
Posisi kamera yang sedikit lebih tinggi dari model/subyek seringkali bisa memberikan hasil yang lebih menarik. Pada umumnya akan membuat wajah model lebih kurus. Perhatikan bahwa bagian leher dan rahang terlihat lebih jelas, jangan memposisikan kamera terlalu tinggi, karena posisi tersebut akan sedikit terlihat aneh.
2. Angle Sejajar (Eye Level)
Angle Eye level dengan pencahayaan yang tepat bisa digunakan pada banyak kondisi. Perhatikan bahwa ketinggian kamera akan berdampak pada bagaimana hasil foto portrait kalian. Layar LCD kamera kalian memiliki peran penting untuk membantu kalian mereview kembali hasil akhir foto. Jika tinggi badan Sobat lebih rendah dari model, maka gunakan kotak atau tangga kecil untuk mencapai ketinggian yang pas.
3. Angle Rendah
Prinsip angle rendah pada umumnya adalah: semakin rendah angle yang kalian gunakan maka akan berkurang juga daya tarik foto portrait kalian. Angle ini tidak membuat subyek kalian semakin ramping! Angle ini sering digunakan untuk foto-foto coorporate, dimana para pemimpin atau direktur perusahaan tersebut bisa mendapatkan kesan besar dan berkuasa.
Berikut ini adalah Tiga pose klasik yang mampu memberikan hasil yang menarik
Pose Wanita
Pose Pria
Photo: N-Photo
Sama halnya seperti pose wanita diatas, pose dengan hanya berdiri tidak akan berhasil menyajikan daya tarik. Minta model pria kalian untuk memindahkan kaki satu langkah kedepan dan juga berat badan sedikit condong ke depan. Pose ini selbih memberikan nuansa dominan serta maskulin. Selipkan satu tangan ke dalam saku celana dan kalian akan mendapatkan pose yang lebih menarik.
Pose Berpasangan
Photo: N-Photo
Pose pasangan akan relatif lebih rumit dibandingkan Dua pose diatas, Sobat diharuskan memberikan beberapa pendekatan berdasarkan pada ukuran serta bentuk subyek kalian. Prinsip dasarnya adalah kedua pose diatas masih bisa berlaku di pose couple ini. Foto sejajar bersebelahan dan menghadap kamera tidak akan memberikan foto yang menarik, dan dilain sisi foto yang menunjukkan tiga perempat badan bakal jauh lebih menarik. Lakukan ujicoba dengan bagaimana mata berinteraksi. Mata yang saling memandang bisa memberikan hasil foto yang bagus.
Tag :// fotografer pemula,
Tag :// Teknik Fotografi