Archive for April 2013
26 April 2013
Memotret malam hari merupkan peluang
paling dekat dengan kita untuk menghasilkan foto-foto yang menarik, dan
bahkan bisa di depan rumah kita sendiri. Artikel kali ini tidak akan
membicarakan tentang penggunaan flash, Kita akan berbicara tentang long exposures,
bagaimana mengkompensasi kondisi rendah cahaya dengan membiarkan
shutter terbuka cukup lama dibandingkan bagaimana kita biasa memotret di
pagi atau siang hari, dan bahkan bisa sampai Empat, Lima menitan loh...
Lalu bagaimana cara memotret di malam hari?
Tripod merupakan sahabat yang harus menemani kalian ketika memotret di malam hari. Sobat juga membutuhkan sebuah cable atau remote shutter release,
jam tangan yang dilengkapi dengan stopwatch juga bisa menjadi opsi yang
bagus. Beberapa kamera compact digital telah dilengkapi dengan fitur shutter speed
sampai lebih dari 30 detik, dan itu merupakan waktu yang cukup untuk
memotret di malam hari, tetapi alangkah baiknya jika kamera yang Sobat
miliki dilengkapi dengan mode BULB. Mode manual
bisa dikatakan pengaturan kamera terbaik ketika memotret malam, karena
mode otomatis terkadang dibuat bingung ketika berhadapan dengan kondisi
pencahayaan di malam hari.
Eksperimen adalah bagian paling menyenangkan jika kita memotret di malam
hari. Cobalah keluar di jalanan saat malam hari bersama dengan tripod
kalian, pasang kamera dan pilih mode bulb. Atur aperture
di sekitaran f/8 untuk mendapatkan DoF yang relatif lebar. Menemukan
titik fokus di malam hari terkadang bukan pekerjaan yang mudah, dan
kebanyakan sistem autofokus sulit untuk bekerja dalam kondisi gelap,
jadi Sobat kemungkinan akan menggunakan manual fokus. Pemilihan aperture
pada f/8 memang tidak membuat fokus jadi hal yang terlalu penting,
mengingat hampir keseluruhan eleman frame akan jadi lebih detail. Nah
sekarang coba tekan tombol shutter dan gunakan jam tangan kalian sebagai
timer sampai ke rentang waktu 30 detik. Lihat hasilnya di LCD kamera
kalian! tidak ada gambar yang terekam dan terlalu gelap? coba jadikan
shutter speed menjadi Satu menit! dan terus bereksperimen :)
Sistem kamera tidak bisa terlalu diandalkan pada saat memotret di malam
hari. Proses trial and error pada night photography bisa menjadi hal
yang menarik, bahkan untuk fotografer profesional sekalipun.
Tag :// Teknik Fotografi
Autofokus terkadang bisa jadi
menjengkelkan, terutama pada saat autofokus memilih subyek atau benda
yang berada jauh di background, padahal pada jepretan-jepretan
sebelumnya autofokus selalu terfokus pada subyek yang kita inginkan.
Sobat tentu bisa mengatasi permasalahan ini dengan menggunakan manual
fokus, tetapi autofokus sangat kita butuhkan ketika Kita ingin
mendapatkan fokus secara cepat atau ketika memotret landscape dan kita
butuh untuk memfokuskan di satu titik. Ada beberapa tips untuk
menghindari autofokus yang terasa menjengkelkan, diantaranya adalah:
Selamat Mencoba :)
1. Tekan tombol shutter setengah untuk mengaktifkan autofokus
Atur autofocus kalian ke bagian tengah, dan kemudian arahkan ke area
dimana Sobat ingin fokuskan, dan tekan tombol shutter setengah (jangan
menekan sepenuhnya) untuk memulai autofocus. Tetap tekan tombol shutter
setengah jalan, sembari Sobat mengkomposisikan gambar, dan tekan
sepenuhnya untuk mengambil foto.
2. Alihkan ke manual focus setelah autofocus
Gunakan autofocus seperti biasanya, tetapi ketika kamera menemukan titik
fokus yang kita inginkan, rubah pengaturan fokus pada lensa menjadi
manual. Lensa akan tetap pada titik fokus tersebut. Metode ini bisa
bekerja dengan baik ketika kamera kalian berada di atas tripod dan ketika Sobat mengambil multiple exposure di titik yang sama, seperti pada saat memotret landscape.
3. Gunakan tombol autofokus yang ada di bagian belakang kamera.
Auto fokus normalnya bekerja ketika Sobat menekan tombol shutter
setengah jalan, tetapi dengan tombol fokus autofocus back-button, Sobat
harus menekan tombol tersebut untuk mendapatkan kendali penuh pada saat
autofocus bekerja.
Dengan menggunakan back-button, Sobat cukup mengatur autofocus di bagian
tengah, kemudian arahkan ke area fokus yang kalian inginkan, dan tekan
tombol back-button autofocus untuk memfokuskan ke titik tersebut secara
otomatis, jadi kamera tidak lagi menentukan fokus secara acak di bagian
background.
Sobat bisa melakukann hal yang sama tanpa tombol back-button autofocus
dengan merubah ke fokus manual setelah kemara terfokus denganbenar,
tetapi dengan menggunakan tombol atau fitur ini tentunya akan menghemat
waktu dan dengan cara ini Sobat tidak perlu lagi merubah pengaturan
autofocus ke manual fokus.
Tombol autofocus back-button ini sangat berguna ketika memotret subyek
yang bergerak, seperti burung yang sedang terbang. Tipsnya adalah
gunakan mode continuous fokus, atur titik fokus di bagian tengah, dan
tekan back-button autofocus. Sekarang Sobat tidak perlu lagi khawatir
ketika menekan tombol shutter ketika subyek tersebut bergerak.
Bagaimana mengaktifkan fitur back-button autofocus? Fitur ini bisa
beragam di setiap merk kamera, jadi cobalah untuk membuka kembali buku
manual kalian, atau jika tidak, carilah tombol di sekitaran bagian
belakang kamera kalian.
Selamat Mencoba :)
Tag :// Teknik Fotografi
18 April 2013
Flash Photography bisa dikatakan
sebuah bidang fotografi yang menyenangkan, mengingat kita bisa mengambil
foto di berbagai karakter tempat, tetapi ada beberapa potensi masalah
yang bisa saja timbul dalam flash photography dan diantaranya adalah:
- Timbulnya bayangan yang terlalu kuat di belakang subyek.
- Subyek menjadi overexposed dan tidak tampak natural.
Flash Diffuser:
Ada banyak teknik fotografi
yang bisa digunakan untuk mengatas masalah diatas, dan salah satunya
adalah dengan "Bounce Flash" (memantulkan cahaya flash ke permukaan
dinding atau langit), mengontrol output flash itu sendiri, tetapi teknik
yang paling sederhana adalah dengan menggunakan diffuser. Flash
Diffuser membuat output cahaya yang berasal dari flash menjadi lebih lembut.
Diffuser bisa membantu mengeliminasi cahaya kuat serta bayangan dan tentu foto akan lebih terlihat natural. Diffuser yang beredar di pasaran bisa beragam ukuran dan bentuknya, tergantung dari tipe serta model flash yang Sobat gunakan.
Beberapa Flash telah menyertakan diffuser secara default (seperti contoh
diatas : Canon Speedlight, gambar kiri adalah posisi flash tanpa
diffuser dan sebelah kanan adalah flash yang menggunakan diffuser).
Model flash lainnya terkadang tidak menyertakan fitur ini, tetapi Sobat
bisa berinisiatif menambahkannya external diffuser sendiri.
Flash Reflector
Perangkat fotografi
lain yang bisa digunakan pada flash adalah reflector. Tipe reflektor
yang beredar di pasaran juga beragam. Reflektor ini biasanya berupa
obyek bewarna putih (kartu, kertas atau plastik) yang berfungsi untuk
memantulkan cahaya flash agar jangkauan cahaya lebih tersebar di dalam
ruangan, dan tentu juga agar kekuatan cahaya flash bisa berkurang.
Sekali lagi reflektor bisa berfungsi untuk mengelimanasi cahaya langsung
yang mengarah ke subyek foto, mengurangi cahaya dan bayangan kuat. Jika
Sobat berencana membuat sendiri reflector tersebut, pastikan membuatnya
dengan menggunakan bahan bewarna putih atau tidak bewarna, jika tidak
maka cahaya flash akan memiliki warna sesuai dengan warna reflektor
buatan kalian.
Umbrella Reflectors
Perangkat fotografi yang terakhir ini
sering digunakan oleh para profesional ketika menggunakan flash mereka.
Fungsinya tentu untuk memantulkan atau merefleksikan cahaya flash ke
subyek foto dengan jangkauan area yang luas.
Tag :// Teknik Fotografi
16 April 2013
wah rasanya sudah lama tidak menulis tips serta artikel fotografi di blog
ini.. moga-moga sobat masih berkenan membacanya :) Barangkali Sobat
pernah merasa frustasi ketika memotret sebuah subyek yang tersembunyi di
balik bayangan atau hasil foto selalu overexposure.
Padalah Sobat sudah memeriksa metering kamera sudah menunjukkan di
angka 0. dalam kebingungan tersebut, Sobat pasti mencoba memotret ulang
tetapi hasilnya tetap saja sama, exposurenya tidak tepat. Untuk
mengatasi masalah tersebut cobalah untuk menggunakan metering Spot.
Teknik fotografi ini sering kali terlupakan oleh kebanyakan fotografer pemula. Fitur kamera yang satu ini memberikan keleluasaan bagi fotogarer untuk mengontrol secara presisi porsi yang mana dari frame yang harus diukur untuk mendapatan exposure yang pas.
Sebagai contoh, jika Sobat ingin memotret sebuah siluet pada saat
matahari tenggelam, metering matrix akan menghasilkan foto yang
overexposure dibagian background akibat kompensasi dari subyek yang ada
di foreground. Masih belum mengerti dimana mengatur spot metering? yuk
kita baca lagi buku manual, yang mungkin berdebu di dalam kardus kamera
kalian. :) tidak sulit kok hanya memerlukan beberapa langkah.
Selamat Mencoba.. :)
Teknik fotografi ini sering kali terlupakan oleh kebanyakan fotografer pemula. Fitur kamera yang satu ini memberikan keleluasaan bagi fotogarer untuk mengontrol secara presisi porsi yang mana dari frame yang harus diukur untuk mendapatan exposure yang pas.
Secara default kebanyakan kamera DSLR menggunakan metering matrix.
matrix merupakan sebuah pemrosesan mutakhir yang membaca intensitas cahaya
dari beberapa titik didalam sebuah adegan, lalu kemudian sistem
metering ini akan memutuskan apa yang harus "disajikan" untuk hasil
dengan exposure yang tepat. Masalah yang timbul ketika menggunakan
matrix adalah jika frame kalian mengandung banyak intensitas cahaya yang
berbeda atau jika Sobat mencari efek tersendiri dalam sebuah foto.
Selamat Mencoba.. :)
Tag :// fotografer pemula,
Tag :// Teknik Fotografi
Salah satu elemen terpenting dalam fotografi adalah bagaimana mendapatkan foto atau gambar yang tajam dan jelas. Masalah yang paling sering dihadapi oleh fotografer pemula adalah perihal fokus, mungkin karena masih baru dan belum menguasai fotografi digital menggunakan DSLR sepenuhnya. Diantara sobat Infotografi
pasti pernah merasa kesal ketika memotret anda sudah membayangkan
mendapatkan foto yang tajam, tetapi ketika melihat kembali foto-foto
tersebut di komputer dengan layar yang lebih lebar ternyata foto-foto
tersebut kurang tajam atau tidak sefokus yang Sobat harapkan.
Ada beberapa hal yang bisa Sobat lakukan untuk meningkatkan presentase mendapatkan foto yang tajam. Berikut ini adalah beberapa tips untuk mendapatkannya:
Ada beberapa hal yang bisa Sobat lakukan untuk meningkatkan presentase mendapatkan foto yang tajam. Berikut ini adalah beberapa tips untuk mendapatkannya:
1. Pilih fokus point secara manual
Kamera DSLR, mirrorless, tipe sensor 4/3 telah memiliki fitur pemilihan
titik fokus secara manual. Coba sobat lihat melalui viewfinder atau
jendela bidik kamera, kalian akan menemui beberapa titik atau persegi
kecil yang berkedip ketika bekerja, itu adalah zona atau titik fokus
yang bisa kalian pilih. Pastikan titik fokus tidak secara otomatis
dioperasikan oleh kamera, dengan begitu kalian bisa memilih titik mana
yang akan menjadi target fokus. Kenapa bukan kamera yang melakukannya
secara otomatis? toh akan mempermudah kerja kita! Terkadang kamera
memilih titik fokus yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Kamera
terkadang memilih subyek yang terdekat, dan ini akan mengacaukan
semuanya ketika Sobat memiliki subyek yang terletak dibelakang sebuah
benda di foreground. Tiap model atau merk kamera biasanya memiliki
perbedaan dalam mengatur cara kerja fokus. Cobalah membaca kembali buku
manual kamera kalian.
2. Pilih mode fokus yang tepat
Kamera kebanyakan memiliki beberapa tipe mode fokus. Pada kamera Canon
Sobat akan menemui mode Single (One Shot), AI (Artificial Inteligence),
dan AI Servo. Pada kamera Nikon mode-mode fokus antara lain: AF-S, AF-C dan AF-A. Pilih salah satu yang paling pas untuk subyek yang kalian potret.
Single (AF-S) berarti bahwa kamera akan memfokuskan dan mengunci di satu
obyek dan tidak akan melakukan fokus ulang sampai Sobat selesai menekan
tombol shutter. AI Servo (AF-C) digunakan untuk continuous focus atau
fokus berkelanjutan biasanya tepat digunakan untuk subyek yang bergerak.
Pada mode ini ketika kalian menekan tombol shutter setengah, kamera
akan selalu memfokuskan pada subyek yang bergerak tersebut, kamera tidak
akan mengunci fokus sampai Sobat menekan tombol shutter secara penuh.
AI (AF-C) berarti kamera akan memilih secara otomatis diantara Dua mode
yang telah disebutkan tadi.
3. Atur minimum Shutter Speed
Banyak sekali perdebatan tentang berapa batas minimal shutter speed
agar tangan kita masih mampu untuk menghandle-nya. Beberapa fotografer
menyarankan agar menggunakan tidak lebih lambat dari 1/60 detik, di
beberapa artikel yang lalu kami selalu menyarankan agar sobat
menggunakan shutter speed minimal (1 / panjang focal length). Jika Sobat
menggunakan focal length 200mm, maka batas minimal agar foto bebas blur
adalah menggunakan shutter speed 1/200 detik, kecepatan shutter
tersebut akan mengeliminasi blur yang diakibatkan baik dari camera
shake. Semakin panjang focal length tentu akan semakin besar pula
potensi terjadinya camera shake. perlu diingat bahwa jika Sobat memotret
dengan kamera APS-C maka 200mm berarti seperti 350mm, jadi kalian perlu
shutter speed minimal 1/400 detik. Sobat bisa bernafas sedikit lega
jika memiliki lensa yang dilengkapi dengan fitur image stabilization,
kalian bisa lebih leluasa mengatur shutter speed sebanyak 1 atau 2 stop,
itupun masih tergantung dari tingkat kemampuan stabilitas tangan
kalian. Perhatikan juga bagaimana posisi tangan kalian ketika memegang
kamera saat memotret.
4. Gunakan Tripod dan Shutter Release / Trigger
Tripod
berarti Tiga kaki dan tiga selalu lebih baik dari 2 bukan? Tripod bisa
menjadi sahabat para fotografer untuk mendapatkan gambar yang tajam.
Sobat pasti sudah tahu apa itu tripod, dan bahkan setiap fotografer
pasti memiliki setidaknya satu buah tripod untuk membantu aktifitas
fotografi mereka. Menempatkan kamera pada tripod saat memotret, serta
penggunaan yang tepat bisa sangat membantu dalam mendapatkan foto yang
tajam. Carilah tripod yang memiliki meterial kokoh dan yang pasti mampu
untuk menopang bobot dari kamera kalian. Jangan sampai Sobat mengalami
kejadian terburuk yang bisa terjadi dengan jatuhnya tripod beserta
kamera kalian hanya gara-gara tripod kurang kuat, jadi tidak ada
salahnya berinvestasi ke tripod yang relatif mahal. Tripod yang terbuat
dari karbon fiber bisa menjadi pilihan yang bagus, tentu kalian harus
menyediakan anggaran yang sedikit ekstra.
Trigger dan shutter release bisa menjadi tambahan yang bagus untuk dikombinasikan dengan tripod. Perangkat fotografi
ini memungkinkan kita untuk memotret tanpa menyentuh kamera atau tombol
shutter, tentu hal ini akan mengurangi potensi guncangan yang terjadi
ketika kita menekan tombol shutter. Satu hal yang perlu diingat adalah
matikan fitur Image Stabilization (IS) atau Vibration Reduction (Vr)
jika sobat tengah menggunakan tripod. Kenapa? karena IS/VR bekerja
menggunakan motor kecil di dalam lensa dan bergetar untuk mengkompensasi
getaran kamera. Sobat tentu tidak ingin adanya getaran walau sekecil
apapun ketika menggunakan Tripod.
Tag :// fotografer pemula,
Tag :// Teknik Fotografi
Nah.. artikel kali ini bisa jadi konsep foto pre-wedding loh, kenapa? candlelight photography
atau fotografi dengan sumber cahaya lilin bisa memperkuat kesan
romantis. Hmm jadi inget masa-masa pacaran saat candlelight dinner
bukan? Apakah sobat pernah mencoba melakukan candlelight photography
ini? Hasilnya bisa jadi menakjubkan loh, mengingat cahaya lilin terkesan
hangat dan keemasan belum lagi cahaya lilin selalu berkedip menimpa
wajah subyek foto atau model.
Setiap bidang fotografi selalu memiliki tantangan termasuk pada foto
bersumber cahaya lilin ini. Bisa dipastikan Sobat akan menjumpai kondisi
rendah cahaya dan itu adalah hal pertama yang harus kalian hadapi.
Berikut ini adalah beberapa tips ketika melakukan candlelight
photography:
1. Matikan Flash.
Jika sobat ingin mendapatkan cahaya alami lilin maka matikan flash
kalian. Cobalah menggunakan flash, dan Sobat tentu tidak akan
mendapatkan cahaya hangat bewarna keemasan yang berasal dari lilin.
2. Gunakan Tripod
Sama seperti pada pemotretan rendah cahaya yang lain, gunakan tripod untuk mendapatkan gambar yang tajam. Shutter speed rendah rentan sekali dengan camera shake atau goncangan kamera. Pastikan kamera kalian tetap diam pada saat pemotretan dengan menggunakan tripod, dan pertimbangkan juga menggunakan shutter release untuk mengurangi guncangan saat Sobat menekan tombol shutter.
3. Tambahkan lilin.
Seperti yang telah kami jelaskan diatas, bahwa tantangan paling besar
pada canlelight photography adalah kurangnya cahaya pada saat
pemotretan. Memperbanyak lilin tentu saja bisa memperkuat cahaya, dan
tentunya juga akan memberikan kalian keleluasaan dalam mengatur shutter
speed,ISO dan aperture.
4. Perlebar jarak lilin.
Menggunakan satu lilin atau memposisikan lilin berdekatan di satu posisi
akan menimbulkan cahaya yang membuat bayangan menjadi kuat di wajah
subyek. Bayangan tersebut bisa saja apa yang kalian cari, tetapi
idealnya cahaya yang menyebar rata akan membentuk bayangan yang lebih
lembut.
5. Reflektor Alami
Manfaatkan taplak meja atau serbet yang bewarna putih, benda-benda tersebut bisa menjadi reflektor
alami untuk menambah cahaya pada subyek foto kalian. Jika tidak percaya
cobalah memotret dengan dan tanpa taplak meja yang bewarna putih, tentu
foto dengan taplak meja putih akan terexpose lebih bagus dibandingkan
satunya. Taplak meja tersebut memantulkan cahaya lilin ke arah wajah
subyek foto. Hal ini juga berlaku pada dinding atau atap. Tentu efek nya
tidak sebesar yang kita harapkan, tetapi pada kondisi rendah cahaya itu
semua akan membantu kalian mendapatkan foto yang lebih baik.
6. Lensa Cepat
Jika Sobat memotret menggunakan kamera DSLR dan memiliki beberapa
pilihan lensa, maka pilihlah lensa tercepat yang kalian miliki. Kenapa
lensa cepat? karena lensa ini memfasilitasi kalian dengan aperture yang
lebih lebar dan itu berarti akan lebih banyak cahaya yang masuk ke
kamera. Sobat bisa menggunakan lensa 50mm
(f/1.8 atau f1/4). Perhatikan juga bahwa dengan menggunakan aperture
lebar akan menghasilkan depth of field atau ruang tajam yang sempit, dan
makin sedikit area foto yang akan terfokus.
7. Zoom dan Aperture
Jika Sobat menggunakan lensa zoom
maka perhatikan bahwa semakin pendek focal length maka semakin besar
pula aperture maksimal yang bisa digunakan. contoh jika kalian
menggunakan lensa kit 18-55mm maka jika kalian menggunakan FL 18mm maka
aperture maksimal yang bisa digunakan pun akan semakin lebar f/3.5. Jadi
mendekatlah ke subyek pada saat memotret dengan menggunakan focal
length pendek (lebar) untuk mendapatkan aperture maksimal yang lebih
lebar.
8. Konteks dan background
cobalah untuk tetap sesimple mungkin, jika memungkinkan tempatkan subyek didepan background bewarna putih. hindari benda-benda atau obyek yang bisa menjadi pemecah perhatian penikmat foto kalian.9. Shutter Speed
Satu cara untuk mendapatkan banyak cahaya yang masuk ke dalam kamera adalah dengan menggunakan shutter speed lambat.
Ingat bahwa dengan mengurangi kecepatan shutter maka akan meningkatkan
potensi terekamnya gerakan pada foto (baik itu gerakan subyek, atau api
lilin). Jika subyek pemotretan terlihat diam termasuk api lilin, cobalah
menggunakan kecepatan 1/15.
10. Pengaturan ISO
Cara lain ketika menghadapi kondisi rendah cahaya adalah dengan menaikkan atau meninggikan pengaturan ISO
di kamera. Tentu ada konsekuensi ketika kalian merubah pengaturan ISo
ini, yaitu timbulnya noise atau grain pada foto kalian. Jika Sobat tidak
menghendaki adanya ISO, cobalah tetap menggunakan ISo dibawah 400,
lebih dari itu maka kalian akan menemui noise, terutama jika kalian
mencetak foto tersebut dengan ukuran besar.
11. Exposure
Jika Sobat menyertakan lilin di dalam frame, kamera kalian akan
menghasilkan foto yang underexposed karena kamera melihat adanya sebuah
spot yang terang. Sobat tentu mungkin akan mencoba menaikkan satu atau
dua stop dari apa yang direkomendasikan oleh kamera. Ingat jangan
menaikkan stop terlalu banyak, kalian akan berakhir dengan spot yang
terlalu terang dalam foto kalian.
12. White Balance
Lakukan sedikit eksperimen dengan pengaturan white balance
ketika melakukan candlelight photography. Lilin menyebarkan cahaya yang
bewarna hangat. Pengaturan WB secara otomatis atau "AUTO" kemungkinan
tidak akan memberikan warna hangat yang kalian cari. Cobalah beberapa
pengaturan white balance seperti indoor dan tunsten. Jangan lupa untuk
menggunakan format RAW agar kalian lebih leluasa mengatur white balance
saat post processing.
13. Komposisi
Dari segi komposisi
ada 2 hal yang bisa dilakukan, Sobat bisa menyertakan lilin dalam frame
atau membiarkannya diluar frame. Kedua komposisi tersebut sama-sama
mampu menghasilkan foto yang bagus, bereksperimenlah! Jika kalian
memutuskan untuk menyertakan lilin pada frame tentu akan mempengaruhi
pengaturan kamera (seperti yang telah dibahas di bagian exposure),
tetapi juga akan menciptakan point of interest yang kuat, dan menuntun
mata penikmat foto ke lilin-lilin tersebut, tetapi ingat juga jangan
sampai lilin malah memecah perhatian dari subyek utama kalian.
14. Sumber cahaya lain
Terkadang lilin tidak mampu untuk menghasilkan cahaya yang cukup pada
saat pemotretan, jika kalian merasa ini terjadi, maka pertimbangkan
untuk menambah sumber cahaya lain seperti lampu yang memiliki karakter
cahaya hangat/keemasan.
15. Gunakan flash yang dilengkapi dengan Colored Gel.
Poin nomor satu memang kami merekomendasikan untuk mematikan flash
untuk mendapatkan natural light lilin. Tetapi bisa menjadi perkecualian
jika kalian memiliki perangkat fotografi sederhana seperti colored gel.
perangkat fotografi sederhana ini bisa merubah warna flash menjadi
lebih hangat atau keemasan. Jangan menggunakan cahaya flash terlalu
kuat, lakukan beberapa uji coba agar kalian masih bisa mendapatkan
warna-warna natural dari lilin.
Tag :// fotografer pemula,
Tag :// Teknik Fotografi
Beberapa hari yang lalu Kami sempat sharing dengan salah satu sobat InFotografi tentang penggunaan reflektor untuk pencahayaan subyek pada foto portrait. Ada beberapa macam ukuran serta warna reflektor
yang beredar di pasaran dan tentu penggunaannya tergantung dari
kebutuhan, dan kebanyakan semuanya sudah didesain sesimple mungkin untuk
keperluan mobilitas.
Ada satu cerita yang menarik ketika Sobat tersebut tidak membawa reflektor saat foto portrait, dan dia merasa membutuhkan reflektor untuk mengisi cahaya pada bagian wajah yang tertutup oleh bayangan. Dia menggunakan Kaos atau T-shirt bewarna putih yang dipakainya sebagai reflektor.
Ada satu cerita yang menarik ketika Sobat tersebut tidak membawa reflektor saat foto portrait, dan dia merasa membutuhkan reflektor untuk mengisi cahaya pada bagian wajah yang tertutup oleh bayangan. Dia menggunakan Kaos atau T-shirt bewarna putih yang dipakainya sebagai reflektor.
Kuncinya adalah posisi badan dengan kaos putih harus cukup dekat dengan
subyek portrait dan tentu dengan matahari yang bersinar terang ke arah
kalian sehingga cahaya bisa terpantul kembali ke arah subyek foto.
Mungkin terdengar sedikit aneh, tetapi percayalah hal ini bisa
dilakukan, dan kabar baiknya Sobat tidak perlu repot-repot mensetting /
membawa reflektor yang terkadang membuat subyek tidak merasa nyaman saat
pemotretan.
Trik ini juga berlaku pada saat memotret menggunakan flash. Arahkan flash
pada badan asisten kalian agar cahayanya terpantul ke subyek foto.
Pantulan cahaya dari kaor bewarna putih akan tetap menghasilkan warna
yang natural, dibandingkan dengan memantulkan cahaya pada permukaan yang
bewarna. Jadi, siapa yang tahu bahwa T-shirt warna putih bisa berperan
sebagai reflektor :)
Tag :// fotografer pemula,
Tag :// Teknik Fotografi
Diantara sobat infotografi pasti banyak yang sering memotret atau mendokumentasikan acara pernikahan,
yang jadi pembahasan kali ini adalah apa sih yang sobat siapkan pada
malam sebelum acara sakral tersebut? tentu berkaitan dengan perangkat fotografi
yang akan digunakan besoknya :) Jangan sampai aktifitas memotret
tersebut kacau balau dan kalian kehilangan banyak momen berharga hanya
karena Sobat kurang mempersiapkan diri. Berikut adalah beberapa hal yang
setidaknya perlu untuk dipersiapkan bagi fotografer sebelum memotret
acara pernikahan.
1. Hubungi pasangan pernikahan atau pengantin perempuan
dan konfirmasikan semua detail yang telah dibahas ketika mendiskusikan
foto seperti apa yang mereka inginkan, dan tentu item-item tersebut
harus dicatat sedetail mungkin. Konfirmasikan kembali kapan dan dimana
kalian akan bertemu, tapi ingat! jangan bertanya terlalu banyak pada
mereka, karena tentu saja mereka dalam kondisi sibuk mempersiapkan
segalanya.
So.. persiapkan diri kalian dan buatlah foto-foto yang selalu dikenang oleh pasangan penganti seumur hidupnya..
2. Periksa kembali daftar atau check list kalian dan pastikan
semua telah dipersiapkan. Pasangan pengantin beserta keluarganya tentu
tidak akan menunggu jika kalian masih berlari-lari ke toserba terdekat
hanya untuk membeli baterai AAA. Ada beberapa hal yang fotografer biasa lupakan:
- Kontrak pemotretan yang telah ditanda-tangani. sewaktu-waktu kalian membutuhkannya loh.. :)
- Cemilan dan air minum.
- Kamera cadangan, jika tidak punya cobalah meminjam teman keluarga atau menyewanya.
3. Charge atau isi ulang baterai dan kemas juga charger tersebut.
Tidak ada yang lebih baik dibandingkan "sedia payung sebelum hujan".
Isi ulang semua baterai termasuk flash walaupun masih ada isinya atau
tidak. lebih baik untuk tidak bongkar-bongkar tas sementar pengantin
sudah mulai acara sakralnya bukan?
4. Coba bayangkan apa yang akan anda lalui saat pemotretan esok hari,
termasuk bagaimana melakukan pendekatan pada orang-orang yang berwenang
di gedung atau tempat pernikahan. Apa yang bisa dan tidak boleh
dilakukan saat memotret di tempat tersebut, terkadang tempat peribadatan
memiliki kebijakan serta aturan tersendiri. Bayangkan juga bagaimana
meng-handle anggota keluarga yang menolak untuk difoto, tentu itu bisa
mengacaukan agenda foto kalian bukan? Apa yang harus Sobat katakan? Apa
yang kalian rasakan, memang sih terdengar sepele. tapi ini sering
terjadi.
5. Lihat perkiraan cuaca esok hari. Negara kita saat ini memiliki
cuaca yang terkadang tidak menentu. Cobalah merencanakan untuk
mengantisipasi bagaimana Sobat menangani cuaca yang tidak diinginkan dan
berpotensi mengacaukan pemotretan.
6. Rencanakan juga pakaian yang akan Sobat pakai. Hitam
adalah warna yang cukup aman. Terkesan profesional dan bersahaja. Jangan
memakai sepatu yang bisa mengeluarkan bunyi berdecit ketika berjalan di
atas lanta. Bagi fotografer wanita jangan memakai gaun kecuali kalian
memakai legging, Sobat tentu tidak ingin kebingungan ketika memotret
dengan posisi jongkon bukan?
7. Carilah insipirasi! Taruhlah beberapa foto pernikahan favorit
kalian di handphone! itu bisa menjadi contekan ketika kalian lupa atau
kehilangan ide-ide memotret.
So.. persiapkan diri kalian dan buatlah foto-foto yang selalu dikenang oleh pasangan penganti seumur hidupnya..
Tag :// Teknik Fotografi,
Tag :// Tips prewed
Ada beberapa alasan mengapa metering kamera bisa menghasilkan exposure
yang salah, dan salah satunya adalah tentang penggunaan metering yang
dimiliki oleh Sobat miliki. Kamera kebanyakan memiliki beberapa mode
pengaturan metering (pada Canon
biasanya memiliki 4 mode metering). Setiap mode exposure tentu di
desain dengan tujuan yang berbeda, dan bekerja secara spesifik. Jika
Sobat bermasalah dengan exposure, maka kemungkinan itu terjadi adalah
Sobat tidak sepenuhnya mengerti bagaimana mode metering yang kalian
gunakan bekerja.
Mayoritas kamera DSLR memiliki mode pengaturan metering seperti berikut ini:
Centre-Weighted Metering.
Mode metering ini menitik beratkan pada titik pusat atau tengah dari
viewfinder, seperti yang terlihat pada gambar diatas. Metering
Centre-Weighted bekerja dengan sempurna jika subyek foto kalian berada
di tengah-tengah frame. Jika tidak, maka Sobat harus menempatkan titik
tengah dari viewfinder ke subyek, tekan tombol shutter setengah untuk
mengunci exposure dan kemudian jepret!
Mode metering ini sudah hadir sejak lama, bahkan jika Sobat masih
memiliki kamera film lama, bisa jadi itu adalah satu-satunya mode
metering yang kamera kalian miliki. Mode metering ini bisa dikatakan
mudah digunakan dan bisa diprediksi jika Sobat mengerti bahwa metering
bekerja dengan mengukur exposure dari tengah viewfinder.
Spot Metering.
Kamera membaca exposure
dari lingkaran yang berada di bagian tengah viewfinder. Menggunakan
mode metering ini membutuhkan latihan. Ingat bahwa kamera mengukur
pantulan cahaya, dan jika Sobat mengarahkan lingkaran spot metering ke
tone yang lebih terang atau gelap dibandingkan mid-grey, maka kamera
akan memberikan exposure yang salah.
Spot metering sangat berguna ketika Sobat menghadapi subyek yang terang
tetapi memiliki background yang gelap, kontras bukan? Adegan ini bisa
kita temukan ketika memotret konser atau saat memotret foto siluet. Sobat bisa melakukan metering ke subyek dan kamera akan mengacuhkan bagian background.
Partial Metering
bekerja seperti halnya pada spot metering, tetapi perbedaannya adalah
partial metering memiliki lingkaran yang lebih besar. Metering ini
bekerja dengan bagus ketika Sobat melakukan pengukuran (metering) pada
subyek yang terang dengan background gelap. Gunakan ini jika subyek
pembacaan exposure subyek lebih besar dari Spot metering.
Evaluative Metering
Evaluative metering ditemui di kamera Canon, tetapi pada Nikon
menggunakan istilah Matrix, Pentax serta Sony menggunakan nama
Multi-Segment metering.
Centre-Weighted, Spot dan Partial metering semuanya melakukan pembacaan exposure dari bagian tengah frame, padahal kebanyakan fotografer
lebih memilih menempatkan subyek tidak ditengah-tengah frame
(off-centre) dengan alasan komposisi fotografi (rule of thirds), jadi
menggunakan mode centre-weighted, spot, partial merupakan sebuah hal
yang mudah untuk dilakukan.
Evaluative metering dikembangkan oleh produsen kamera untuk
memudahkan pengukuran exposure pada subyek yang terletak off-centre.
Camera membagi viewfinder menjadi beberapa zona dan membadingkan
pembacaan exposure dari zona ke zona dan memberikan exposure yang
dianggap terbaik. Gambar diatas menunjukkan bagaimana viewfinder dibagi
menjadi zona-zona yang lebih kecil.
Sebuah tips yang manjur untuk dilakukan ketika menggunakan mode metering ini adalah, ambil foto, lihat histogram
dan kemudian rubah exposure jika diperlukan. ini adalah cara paling
sederhana untuk mendapatkan exposure yang sempurna, tetapi bagaimanapun
setiap fotografer memiliki cara kerja sendiri bukan? tetapi yang paling
penting adalah pemahaman bagaimana cara mode-mode metering ini bekerja
dan menghasilkan exposure terbaik bagi kita.
Exposure Compensation
Sekarang Sobat telah memahami mode-mode exposure kamera bukan? dan
mengetahui kenapa kamera memberikan exposure yang salah. Jadi bagaimana
mengatasinya? apa yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan exposure yang
sempurna? Jika Sobat menggunakan mode exposure otomatis, cara paling
sederhana adalah dengan menggunakan fitur exposure compensation.
Jika Sobat bingung bagaimana menggunakan atau menemukan fitur ini pada
kamera cobalah untuk membuka kembali buku manual kamera, karena setiap
merk kamera biasanya berbeda. Jika foto terlihat underexpose,
gunakan exposure compensation untuk menaikkan exposure sebanyak Satu
atau Dua stop, kemudian periksa histogram apakah memperlihatkan grafik
exposure yang pas. (jika sobat masih belum pernah menggunakan histogram,
kalian bisa baca artikel histogram ini), dan jika foto tersebut overexposed, Sobat bisa juga menggunakan exposure compensation untuk mengurangi exposure.
Tag :// fotografi,
Tag :// Teknik Fotografi