Archive for May 2013
23 May 2013
Apa Sih HDR itu? dan bagaimana
membuatnya? HDR merupakan akronim dari High Dynamic Range. Ada banyak
tools atau perangkat lunak yang bisa digunakan untuk penggabungan dalam
foto HDR. Photoshop memiliki plug-in HDR, dan yang paling banyak
digunakan dalam HDR adalah Photomatix.
Photo: hdrsoft.com
Sebenarnya apa sih HDR dan kenapa kita menggunakannya? Salah satu
keterbatasan kamera kita adalah: mereka hanya bisa meng-capture gambar
dengan rentang dynamic range yang cukup sempit (jangkauan terang dan
gelap pada foto), padahal kenyataannya scene yang kita potret memiliki
area yang sangat terang dan sangat gelap, jadi bisa dikatakan kita bisa
melihat lebih detail sebuah pemandangan dibandingkan dengan foto yang
diambil oleh kamera.
Kamera bagaimanapun juga mampu untuk mengambil banyak gambar yang sama
dengan exposure berbeda, dengan demikian Sobat bisa mengekspose area
terang, gelap, midtones, dan menangkap beberapa gambar yang memiliki
detail shadow dan highlight. Perangkat lunak HDR membantu kita untuk
menggabungkan gambar-gambar tersebut menjadi satu gambar yang memiliki
jangkauan area gelap dan terang jauh lebih luas dibandingkan foto-foto
yang biasa Sobat dapatkan.
Idealnya untuk membuat foto HDR, Sobat membutuhkan serial atau beberapa gambar dari subyek yang sama, dan diambil menggunakan Tripod
untuk menghilangkan gerakan diantara gambar-gambar tersebut. Pengaturan
kamera tidak boleh dirubah dari di setiap gambar, tentu kecuali
exposure yang memang harus berbeda. Untuk masalah exposure, Sobat bisa
menggunakan fitur Auto Exposure Bracketing
untuk mengambil beberapa seri foto. Fitur AEB ini juga sangat tepat
sekali digunakan, karena bisa meminimalkan gerakan antar frame.
Pada artikel "Foto HDR Pemenang Kontes World Press 2012",
InFotografi sedikit mengulas bahwa foto Paul Hansen pemenang kompetisi
tersebut membuat foto HDR dari satu foto dengan format RAW. cara ini
baik digunakan jika pada subyek gerak. Tips lain yang bisa Sobat lakukan
adalah: matikan fitur IS/VR (Image stabilization) ketika menggunakan
tripod, jika tidak yang terjadi malah kebalikan, kamera akan timbul
getaran.
Sobat bisa mendownload versi trial dari Photomatix di www.hdrsoft.com.
silahkan download dan install aplikasi tersebut! Berikut ini adalah
beberapa langkah membuat foto HDR dengan Photomatix, dari beberapa
gambar dengan exposure berbeda.
Langkah 1
Buka program photomatix, dan pilih Load Bracketed Photos. Pilih foto
berseri kalian dan klik OK. Sobat bisa menggunakan foto sebanyak Tiga
atau lebih. Program ini juga bisa membaca format DNG (Adobe Digital
Negative Raw), sehingga Sobat tidak perlu repot-repot untuk
mengkonversinya.
Langkah 2
Selanjutnya akan muncul jendela dialog. Sobat bisa memlilih Alignment
foto, jika Sobat menganggap ada kemungkinan gerakan saat memotret. Sobat
juga bisa mengurangi efek ghosting yang juga terjadi karena asanya
gerakan di setiap foto seperti orang yang berjalan.
Langkah 3
Tadaaa... Ketiga file tersebut sudah tergabung menjadi satu dalam file
HDR. Sobat akan menjumpai beberapa window pengaturan seperti Adjustment,
Histogram, Preset. Pada window adjustment Sobat bisa merubah Strength,
Saturasi warna, Luminosity, kontras, lighting, dan lain, lain, Preset
merupakan bentuk-bentuk form HDR Instant, so Sobat tidak perlu
repot-repot.. :) Setelah gambar HDR dalam preview sudah sesuai dengan
apa yang sobat inginkan, klik tombol Process!
Langkah 4
Selamat Mencoba... :) dan Selamat bersenang - senang dengan Foto HDR
Tag :// fotografer pemula,
Tag :// Teknik Fotografi
21 May 2013
Foto dibawah ini diambil saat senja..
yah sekitar pukul 5.30 WIB. Coba cermati lagi warna yang ada di dalam
foto tersebut! lebih cenderung ke warna biru bukan? Seperti yang kita
tahu senja hari memiliki karakter warna yang hangat dan keemasan, yup
the golden hour :) Pasti sobat sering berburu gambar di waktu-waktu
seperti ini. Foto dibawah merupakan satu contoh bagaimana kita bisa
bemain-main dan brekreasi menggunakan pengaturan white balance yang ada
di kamera kita.
Menurut kami ada Dua cara dalam menggunakan pengaturan white balance.
yang pertama adalah penggunaan white balance yang "Benar", dimana warna
yang dihasilkan oleh pengaturan WB sama dengan pencahayaan saat
memotret. Contoh: ketika Sobat memotret di tempat teduh atau naungan,
pilih WB Shade agar foto tampak normal seperi kenyataannya.
Kedua adalah white balance "Kreatif", yaitu dimana Sobat bebas memilih pengaturan white balance guna mendapatkan warna cahaya seperti yang kalian inginkan. Contoh: jika Sobat sedang memotret landscape saat fajar, dan menjumpai pemandangan yang rata, membosankan, coba rubah pengaturan white balance ke Tungsten, sekarang lihat hasil foto.. tampak biru bukan? :)
Tidak ada salahnya kan mencoba bermain-main white balance saat memotret :) Memang bukan white balance yang akurat, Kita hanya mencoba lebih kreatif dalam menggunakan pengaturan WB dengan membuat hasil foto lebih hangat (cenderung kuning keemasan) atau lebih dingin (biru). Jika sobat merasa hasil foto landscape terlalu datar dan tidak memiliki "greget", maka rubahlah white balance kalian!
Kedua adalah white balance "Kreatif", yaitu dimana Sobat bebas memilih pengaturan white balance guna mendapatkan warna cahaya seperti yang kalian inginkan. Contoh: jika Sobat sedang memotret landscape saat fajar, dan menjumpai pemandangan yang rata, membosankan, coba rubah pengaturan white balance ke Tungsten, sekarang lihat hasil foto.. tampak biru bukan? :)
Tidak ada salahnya kan mencoba bermain-main white balance saat memotret :) Memang bukan white balance yang akurat, Kita hanya mencoba lebih kreatif dalam menggunakan pengaturan WB dengan membuat hasil foto lebih hangat (cenderung kuning keemasan) atau lebih dingin (biru). Jika sobat merasa hasil foto landscape terlalu datar dan tidak memiliki "greget", maka rubahlah white balance kalian!
Tag :// fotografer pemula,
Tag :// Teknik Fotografi
Komposisi bisa dikatakan adalah elemen terpenting dari setiap foto yang Sobat ambil. Komposisi
juga berperan dalam tingkat keberhasilan foto kalian, tetapi perlu
diingat juga bahwa setiap aturan komposisi tidak selalu bisa
diaplikasikan pada setiap foto, semuanya kembali lagi pada kalian
sebagai fotografer, komposisi mana yang menurut kalian yang terbaik.
Photo Source: crispphotoworks
Menurut kami ada Dua aturan komposisi yang selalu bisa diaplikasikan pada setiap foto, yaitu: kesederhanaan & keseimbangan. Tentukan foto apa yang ingin Sobat dapatkan! Apa yang ingin Sobat jadikan Point of Interest?
Subyek mana yang ingin kalian sertakan dan tidak? Lalu komposisikan!
Ada beberapa aturan komposisi seperti salah satunya adalah rule of thirds, dan yang akan kita bahas sekarang adalah aturan golden triangle.
Aturan komposisi golden triangle cukup sederhana dan sangat baik dikombinasikan dengan garis (line).
Sobat cukup membayangkan keberadaan garis yang ada pada foto kalian.
Gambar diatas menggambarkan Dua segitiga besar (bagian atas bewarna biru
muda, dan yang dibawah biru tua)
Sekarang kita analogikan Sobat sedang menggambarkan sebuah garis dari
sudut atas ke pojok bawah (diagonal), dan kemudian menarik garis dari
sudut lain (atas / bawah) sehingga membentuk sudut 90 derajat (lihat
gambar). Sobat sekarang akan mendapatkan 3 segitiga: Satu segitiga
paling besar, dan Dua segitiga yang lebih kecil. Yang harus Sobat
lakukan adalah menempatkan atau memposisikan subyek pada segitiga yang
telah kita gambarkan tadi! Untuk lebih jelasnya kita lihat foto dibawah
ini:
Tag :// fotografer pemula,
Tag :// Teknik Fotografi
17 May 2013
Jika Sobat ingin memotret foto outdoor
(terutama memotret model/orang) yang memiliki daya tarik tersendiri,
cobalah untuk mencari peluang foto dengan kondisi backlit. Foto backlit
bisa menghadirkan sebuah perasaan drama serta dimensi yang jarang sekali
Sobat temukan, tentu kecuali para fotografer profesional :D
Lalu bagaimana para fotografer tersebut melakukannya? Pertama, posisikan subyek atau model membelakangi matahari, dengan posisi seperti ini tentu tidak ada cahaya yang mengenai wajah model secara langsung (seperti pada foto siluet). Atur metering kamera kalian ke posisi Spot Metering, dan arahkan fokus ke wajah model/subyek. Dengan begini berarti Sobat menginstruksikan kepada kamera bahwa wajah adalah point terpenting dalam frame.
Pastikan kalian mendapatkan exposure yang pas dengan melihat pada metering yang ada di viewfinder. Coba lihat hasilnya! Sobat akan melihat bagian wajah model menjadi lebih terang. Bagian frame termasuk background memang akan menjadi lebih terang, tetapi pada banyak kondisi hal tersebut masih bisa ditolerir, toh cahaya matahari memang selalu terang bukan? :)
Jika Sobat memotret menggunakan mode Aperture Priority, dan sobat menganggap foto secara keseluruhan terlalu terang, maka potret ulang menggunakan Exposure Compensation. Pada kamera Nikon, tekan tombol exposure compensation (+/-) yang ada di bagian atas bodi kamera, dan putar dial disebelah kanan atas bagian belakang kamera ke angka -0.3 atau -0.7, ambil ulang foto maka keseluruhan foto akan menjadi lebih gelap sebanyak 1/3 atau 3/4 stop. bagiamana dengan kamera lain? coba buka kembali buku manual sobat, dan lihat bagaimana pengaturan exposure compensation.. Selamat Mencoba!
Photo by: Lloyd K
Lalu bagaimana para fotografer tersebut melakukannya? Pertama, posisikan subyek atau model membelakangi matahari, dengan posisi seperti ini tentu tidak ada cahaya yang mengenai wajah model secara langsung (seperti pada foto siluet). Atur metering kamera kalian ke posisi Spot Metering, dan arahkan fokus ke wajah model/subyek. Dengan begini berarti Sobat menginstruksikan kepada kamera bahwa wajah adalah point terpenting dalam frame.
Pastikan kalian mendapatkan exposure yang pas dengan melihat pada metering yang ada di viewfinder. Coba lihat hasilnya! Sobat akan melihat bagian wajah model menjadi lebih terang. Bagian frame termasuk background memang akan menjadi lebih terang, tetapi pada banyak kondisi hal tersebut masih bisa ditolerir, toh cahaya matahari memang selalu terang bukan? :)
Jika Sobat memotret menggunakan mode Aperture Priority, dan sobat menganggap foto secara keseluruhan terlalu terang, maka potret ulang menggunakan Exposure Compensation. Pada kamera Nikon, tekan tombol exposure compensation (+/-) yang ada di bagian atas bodi kamera, dan putar dial disebelah kanan atas bagian belakang kamera ke angka -0.3 atau -0.7, ambil ulang foto maka keseluruhan foto akan menjadi lebih gelap sebanyak 1/3 atau 3/4 stop. bagiamana dengan kamera lain? coba buka kembali buku manual sobat, dan lihat bagaimana pengaturan exposure compensation.. Selamat Mencoba!
Tag :// fotografi,
Tag :// Teknik Fotografi
Ada Tiga karakteristik dasar cahaya
yang bisa menentukan bagaimana tampilan foto kalian. Seberapa kuat dan
lembut, arah, serta warna cahaya tersebut. Sangat mudah untuk menilai
kualitas cahaya dengan melihat bayangan yang timbul daripada area yang
terkena cahaya. Cahaya yang langsung dan kuat akan menciptakan bayangan
dengan karakter bayangan yang kuat, sedangkan bayangan yang terjadi dari
pencahayaan yang rata dan menyebar cenderung lebih lembut. Lokasi
bayangan bisa menginformasikan arah datangnya cahaya, karena mereka
muncul pada arah berlawanan dengan datangnya cahaya.
Arah sumber cahaya, serta bayangan yang timbul akan memberikan dampak pada tekstur dan bentuk tampilan subyek. Cahaya flash built in yang berasal dari kamera akan memberikan cahaya rata pada subyek, dan pastinya akan menciptakan bayangan di belakang subyek foto tersebut. Pencahayaan tersebut bagus untuk menangkap detail subyek, tetapi tekstur atau bentuk tidak akan terekam dengan bagus.
Sobat bisa mendapatkan hasil yang lebih menarik ketika cahaya datang dari satu sisi subyek. Efek pencahayaan ini sering disebut dengan "side lighting", menciptakan bayangan pada arah berlawanan dari posisi sumber cahaya, juga menampilkan tekstur serta garis bentuk subyek.
Situasi yang sering dihadapi ketika memotret di luar ruangan, dan pada waktu tengah hari adalah kita mendapatkan cahaya yang datangnya langsung dari atas subyek. Hal ini akan memberikan hasil yang tidak maksimal, terutama jika Sobat memotret foto Portrait, mata akan menjadi gelap, dan bayangan akan timbul di bagian bawah hidung dan dagu.
Temperatur cahaya diukur menggunakan skala Kelvin. semakin rendah temperatur warna, maka akan cenderung ke warna merah, sedangkan semakin tinggi temperatur maka akan cenderung ke warna biru. Idealnya, Sobat harus mengatur white balance untuk mendapatkan hasil warna yang natural, baik menggunakan pengaturan white balance otomatis, atau preset seperti: Tungsten, Sunny, Cloudy.
Photo by: Habub3
Posisi Pencahayaan
Kuat atau lembutnya cahaya tergantung dari ukuran sumber cahaya dan posisi subyek. Sebuah sumber cahaya yang kecil akan memberikan cahaya berkarakter keras dan terarah, sementara sumber cahaya berukuran besar memproduksi cahaya yang jauh lebih lembut. Perlu diingat yang menjadi permasalahan bukan pada ukuran aktual sumber cahaya, tetapi bagaimana cahaya tersebut tampak ke subyek yang Sobat potret. Sebagai contoh: matahari merupakan sumber cahaya yang berukuran sangat besar, tetapi dikarenakan jaraknya sangat jauh dari subyek, maka matahari bisa dikatakan sumber cahaya berukuran kecil.Arah sumber cahaya, serta bayangan yang timbul akan memberikan dampak pada tekstur dan bentuk tampilan subyek. Cahaya flash built in yang berasal dari kamera akan memberikan cahaya rata pada subyek, dan pastinya akan menciptakan bayangan di belakang subyek foto tersebut. Pencahayaan tersebut bagus untuk menangkap detail subyek, tetapi tekstur atau bentuk tidak akan terekam dengan bagus.
Sobat bisa mendapatkan hasil yang lebih menarik ketika cahaya datang dari satu sisi subyek. Efek pencahayaan ini sering disebut dengan "side lighting", menciptakan bayangan pada arah berlawanan dari posisi sumber cahaya, juga menampilkan tekstur serta garis bentuk subyek.
Situasi yang sering dihadapi ketika memotret di luar ruangan, dan pada waktu tengah hari adalah kita mendapatkan cahaya yang datangnya langsung dari atas subyek. Hal ini akan memberikan hasil yang tidak maksimal, terutama jika Sobat memotret foto Portrait, mata akan menjadi gelap, dan bayangan akan timbul di bagian bawah hidung dan dagu.
White Balance
Selain kualitas dan arah cahaya, warna sumber cahaya yang berbeda bisa memberikan dampak pada tampilan serta mood foto-foto kalian. Variasi cahaya ini dikenal dengan temperatur warna, dan inilah alasan mengapa kamera memiliki fitur pengaturan white balance. Fitur ini berguna untuk mengoreksi warna yang berasal dari sumber cahaya berbeda.Temperatur cahaya diukur menggunakan skala Kelvin. semakin rendah temperatur warna, maka akan cenderung ke warna merah, sedangkan semakin tinggi temperatur maka akan cenderung ke warna biru. Idealnya, Sobat harus mengatur white balance untuk mendapatkan hasil warna yang natural, baik menggunakan pengaturan white balance otomatis, atau preset seperti: Tungsten, Sunny, Cloudy.
Tag :// fotografi,
Tag :// Teknik Fotografi
8 May 2013
Puluhan foto nature masuk ke putaran final kompetisi foto Nature Photographer of The Year 2013 yang diselenggarakan oleh Society of German Nature Photographers (GDT).
Foto-foto yang dikompetisikan adalah tentang seputar mamalia, tumbuhan
dan jamur, landscapes, dan spesial tahun ini ada kategori spesial yakni
animal portrait. GDT sendiri adalah kependekan dari Gesellschaft Deutscher Tierfotografen,
dan ribuan fotografer tergabung dalam komunitas non profit ini. GDT ini
memiliki 15 grup yang tersebar di seluruh dunia, dan setiap tahun
mereka bertemu untuk berdiskusi, bertukar tips dan pengalaman fotografi.
Kita lihat yuk Sob.. foto-foto yang memenangi kompetisi GDT ini..
semoga bisa menjadi inspirasi :)
Tag :// Teknik Fotografi
4 May 2013
Sobat bisa menambah atau mengurangi jumlah cahaya ke film atau sensor gambar hanya dengan satu atau dua langkah, yaitu dengan: merubah shutter speed atau kecepatan shutter (rentang waktu shutter tetap terbuka) atau dengan merubah f-stop
(ukuran aperture yang ada di lensa). Jika Sobat merubah aperture, maka
tampilan gambar foto bisa berubah drastis. Perubahan tersebut akan
tampak pada area ketajaman atau fokus yang ada di dalam frame foto, dari
titik paling tajam sampai ke paling jauh (sering disebut dengan ruang
tajam). Nah zona atau area fokus ini dideskripsikan dengan depth of field
Aperture terbesar (contoh: f2, f4) memberikan depth of field terkecil
Aperture terkecil (contoh: f16, f22) memberikan depth of field terbesar
Semakin kecil sensor maka semakin besar pula depth of field pada aperture yang sama
Aperture terbesar (contoh: f2, f4) memberikan depth of field terkecil
Aperture terkecil (contoh: f16, f22) memberikan depth of field terbesar
Semakin kecil sensor maka semakin besar pula depth of field pada aperture yang sama
Depth of field sempit (shallow) - Gambar sebelah kiri diambil dengan
menggunakan pengaturan aperture lensa terlebar. Sobat bisa melihat bahwa
ada perbedaan ketajaman gambar di bagian depan dan belakang.
Depth of field lebar (maksimum) - gambar sebelah kanan diambil dengan
menggunakan pengaturan aperture lensa terkecil. Semua bagian atau elemen
yang ada di dalam foto tampak fokus dan tajam baik di bagian belakang
maupun depan.
Tag :// Teknik Fotografi
2 May 2013
Kemampuan berganti lensa
merupakan satu keuntungan memiliki kamera digital SLR, tetapi jika
frekuensi penggantian lensa yang relatif tinggi bisa menimbulkan satu
masalah yang menjengkelkan. Setiap kali Sobat melepas lensa dari bodi
kamera, maka debu bisa berpotensi masuk ke dalam bodi kamera dan
menempel pada sensor. Hal ini jarang terjadi pada kamera film, karena
memang hanya akan berdampak pada satu exposure atau film tersebut,
tetapi lain halnya pada kamera digital, debu akan selalu menempel pada
sensor dan memberi dampak pada setiap hasil foto. Beberapa noda atau
bintik debu mungkin tidak akan terasa, tetapi dengan berselangnya waktu
lambat laun Sobat akan menjumpai beberapa bintik kecil noda serta
bayangan.
Meminimalkan Potensi Masuknya Debu
Pertama, pastikan masalah yang kamera hadapi adalah memang benar
dikarenakan debu dan bukan masalah lain seperti noise yang diakibatkan
oleh penggunaan pengaturan ISO tinggi.
Salah satu cara untuk memastikan bahwa noda tersebut dikarenakan oleh
debu adalah dengan mengambil beberapa seri foto atau gambar. Noda debu
akan tampak dan muncul ditempat yang sama di setiap foto yang Sobat
ambil.
Kedua, Noda debu biasanya akan mudah tampak pada foto yang diambil dengan menggunakan aperture kecil
(contoh f/16 atau lebih kecil). Jika sobat menjumpai noda di tempat
yang sama di setiap foto pada jepretan yang menggunakan aperture kecil,
maka bisa dipastikan permasalahan utama pada kamera kalian adalah
dikarenakan oleh debu.
Jangan hanya pasrah dengan fakta bahwa noda atau bintik debu merupakan
hal yang kerap terjadi pada kamera. Ada banyak cara dan langkah-langkah
guna menghindari debu ketika Sobat mengganti lensa. Aturan pertama
adalah LOKASI: Pada saat mengganti lensa, idealnya Sobat harus
berada di dalam ruangan, jauh dari pintu atau jendela, serta jauh dari
sumber kontaminasi debu seperti manusia dan hewan. Jika Sobat memang
harus mengganti lensa di luar ruangan, maka pastikan jangan sampai jari
kalian masuk ke dalam kamera. Jika tidak maka ada kemungkinan Sobat
meninggalkan sidik jari pada mirror kamera, dan sedikit insiden pada
jari bisa meninggalkan kerusakan permanen pada sensor.
Sobat bisa memanfaatkan daya gravitasi dengan tetap mengarahkan kamera
ke bawah, hal ini dilakukan guna memastikan tidak ada benda asing yang
jatuh ke dalam kamera. Cara ini penting untuk dilakukan terutama jika
Sobat mengganti lensa di luar ruangan. sebagai tambahan, jangan pernah
mengarahkan kamera ke arah matahari. Yang terakhir, pastikan Sobat siap
berganti lensa ketika akan melepaskan lensa yang terpasang pada kamera.
Jangan melepas lensa jika Sobat belum mengambil lensa pengganti yang ada
di dalam tas. Ambil lensa pengganti, lepas lensa di kamera, dan pasang!
Dengan sedikit latihan dan didukung tangan yang stabil, idealnya Sobat
bisa berganti lensa tidak lebih dari 20 detik.
Mengatasi permasalahan debu
Jangan panik ketika sobat menemukan masalah debu pada kamera. Sobat
tidak sendiri! Banyak fotografer profesional juga mengalami permasalahan
ini dari waktu ke waktu. Membersihkan noda debu pada kebanyakan kasus
bisa dilakukan dengan aman dan sederhana.
Pembersihan noda debu mengharuskan kita untuk bekerja pada kamera denga
sensor yang terekspose. Meskipun Sobat tidak akan bekerja secara
langsung dengan sensor (karena adanya filter), tetapi tetap saja kalian
akan berhadapan dengan sistem optik yang sangat sensitif. Ingat
tips-tips berikut jika tidak ingin Sobat secara tidak sengaja merusak
kamera kesayangan.
Pertama: Jangan pernah menyentuh sensor tanpa peralatan yang memang
didesain khusus untuk pembersihan sensor, jangan pernah menggunakan jari
ataupun cotton-budd. Meskipun benda seperti cotton-budd membersihkan
debu, tetapi mereka akan meninggalkan jejak atau serat saat diangkat.
Malah memperparah bukan?
Jadi apa yang selayaknya Sobat lakukan? Tidak ada ruginya berinvestasi beberapa peralatan cleaning tools seperti: Blower udara
manual yang dilengkapi dengan moncong serta pompa tangan. Sobat bisa
dengan mudah mendapatkannya di tokok-toko perlengkapan kamera.
Pengaturan kamera saat pembersihan debu
Baca kembali buku manual kamera untuk mendapatkan informasi tentang
bagaimana mode pengaturan saat pembersihan sensor. Mode pengaturan ini
akan mengangkat mirror agar kita bisa membersikan sensor. JANGAN pernah
menggunakan mode long exposure (Bulb)! jika mirror secara tidak sengaja
menutup, dan alat pembersih yang masih digunakan akan merusak sensor
secara permanen.
Terkadang blower tidak cukup untuk membersihkan noda. Untuk noda yang
membandel Sobat bisa membeli kuas khusus pembersih kamera. Teknik
pembersihan menggunakan kuas atau sikat membutuhkan kehati-hatian yang
lebih, dan ingat hanya lakukan ini hanya untuk opsi terakhir. Jika Sobat
ragu-ragu, maka lebih baik menyerahkan pekerjaan ini pada orang yang
lebih ahli. Sebagai tambahan, program editing gambar saat ini seperti Adobe Photoshop maupun GIMP memiliki fitur Clone Tool, dimana kalian bisa secara cepat menghilangkan noda debu yang terekam pada foto-foto kalian.
Tag :// Teknik Fotografi