Archive for 2013
11 August 2013
Foto atau potret sunset seharusnya
terlihat sedikit gelap bukan? tetapi jika Sobat memotret sunset atau
matahari tenggelam menggunakan mode
Aperture Priority, atau bahkan Mode
Program, maka kamera akan sebisa mungkin mencoba memberikan hasil
foto dengan exposure yang "benar", dengan kata lain Sobat akan mendapati
foto sunset yang lebih terang layaknya Satu - Dua jam sebelum matahari
tenggelam. Salah satu kekurangan kamera kita adalah: mereka tidak tahu
subyek/obyek yang dipotret.
Jika Sobat mengalami kejadian diatas, jangan takut ada satu trik fotografi yang bisa Sobat gunakan yaitu: Exposure Compensation. Trik ini bisa memaksa kamera untuk mengambil foto yang lebih gelap. Memotretlah dengan menggunakan Mode Program (P - Nikon, Canon), fokuskan pada bagian sunset (awan di sebelah kiri atau kanan matahari yang sedang tenggelam), tekan tombol shutter setengah! Lihat pada viewfinder kalian! dan lihatlah f-stop dan shutter speed yang dipilih oleh kamera kalian (contoh: f/8 dengan 1/200 detik). Ingat kombinasi aperture dan shutter tesebut!
Photo By: Yury Prokopenko
Jika Sobat mengalami kejadian diatas, jangan takut ada satu trik fotografi yang bisa Sobat gunakan yaitu: Exposure Compensation. Trik ini bisa memaksa kamera untuk mengambil foto yang lebih gelap. Memotretlah dengan menggunakan Mode Program (P - Nikon, Canon), fokuskan pada bagian sunset (awan di sebelah kiri atau kanan matahari yang sedang tenggelam), tekan tombol shutter setengah! Lihat pada viewfinder kalian! dan lihatlah f-stop dan shutter speed yang dipilih oleh kamera kalian (contoh: f/8 dengan 1/200 detik). Ingat kombinasi aperture dan shutter tesebut!
Langkah berikutnya adalah pindah pengaturan ke mode Manual (jangan
panik.. mudah kok pengaturannya :D) . Set Aperture
dan shutter speed yang sama saat menggunakan Mode Program: Aperuter f/8
dan shutter speed 1/200, untuk shutter speed biasanya hanya dituliskan
dengan angka 200 dan bukan 1/200. nah tugas Sobat adalah membuat langit
tampak lebih gelap, untuk itu sobat cukup merubah f-stop atau aperture
dari f/8 ke f/11 dan potretlah!
Hasil foto akan lebih gelap dibandingkan saat kalian memotret dengan
Mode Program atau Mode aperture Priority :) dan tentu foto sunset kalian
akan tampak jauh lebih baik. masih kurang gelap? cobalah f/14 or f/16!
Selamat bereksperimen Sobat!! :)
Tag :// Teknik Fotografi
Beberapa waktu lalu ada Sobat
InFotografi yang bertanya tentang bagaimana sih membuat foto makanan
tampak menggiurkan? Sobat InFotografi tersebut sangat suka sekali dengan
makanan dan gemar berwisata kuliner. Ternyata hobi memasak dan
fotografi bisa jadi partner yang hebat loh.. :)
Pencahayaan bukan menjadi masalah utama jika Sobat memiliki satu jendela berukuran besar. Kenapa demikian? Sobat dengan mudah mendapatkan natural light yang bisa berdampak besar bagi foto makanan atau food photography kalian. Dengan ukuran jendela yang besar, Sobat bisa dengan mudah menempatkan makanan serta mendapatkan cahaya matahari yang merata. Permasalahan yang dia hadapai adalah: hasil foto-foto makanannya selalu tampak membosankan dan tidak menggugah selera makan! Lalu bagaimana membuat foto tersebut tampak menggiurkan?
Beberapa tips lain yang bisa Sobat lakukan saat Food Photography adalah:
Photo By: Vadim Daniel Photography
Pencahayaan bukan menjadi masalah utama jika Sobat memiliki satu jendela berukuran besar. Kenapa demikian? Sobat dengan mudah mendapatkan natural light yang bisa berdampak besar bagi foto makanan atau food photography kalian. Dengan ukuran jendela yang besar, Sobat bisa dengan mudah menempatkan makanan serta mendapatkan cahaya matahari yang merata. Permasalahan yang dia hadapai adalah: hasil foto-foto makanannya selalu tampak membosankan dan tidak menggugah selera makan! Lalu bagaimana membuat foto tersebut tampak menggiurkan?
Food Photography merupakan cara terbaik untuk melatih kemampuan
fotografi, tetapi food photography juga bisa terasa sulit ketika Sobat
mencoba mendapatkan foto yang benar-benar menggugah selera makan para
penikmat foto kalian. Kunci dari foto makanan yang baik sebenarnya
adalah KOMPOSISI.
Akan sulit mendapatkan foto bagus jika hanya memotret makanan dari arah
atas.
Luangkan sedikit waktu kalian sebelum memotret untuk melakukan hal-hal
seperti: melakukan pengaturan tata letak makanan diatas meja,
menambahkan elemen-elemen lain seperti sendok, garpu, serbet pada
komposisi foto kalian. Proporsi makanan beserta elemen-elemen tersebut
akan menembahkan konteks pada foto kalian. Sobat juga bisa menambahkan
obyek lain dalam frame seperti bunga, buah atau sayur untuk memperkuat
kesan still life dalam foto.
Beberapa tips lain yang bisa Sobat lakukan saat Food Photography adalah:
- Sertakan Warna - Tambahkan backdrop bewarna-warni pada foto kalian menggunakan. Manfaatkan keberadaan warna untuk melengkapi subyek foto, Sobat juga bereksperimen dengan warna kontras untuk tampilan makanan yang memiliki kesan berani
- Membelah makanan - Cobalah untuk membelah atau mengiris makanan atau bisa juga memberikan satu gigitan sebelum memotret. Hal ini akan membantu untuk menonjolkan tekstur serta detail yang ada di bagian dalam makanan. Terlihat lebih lezat dan menarik bukan?
- Sertakan sentuhan manusia - Berkreasilah! Sobat tidak perlu hanya melulu memotret makanan tersebut. Ajak teman dan minta dia untuk memposisikan tangannya mengambil makanan. Cara ini akan menambah sentuhan personal ke food photography kalian.
Kamera DSLR keluaran terbaru dari Canon ini tampaknya memang
ditawarkan pada fotografer
pemula yang ingin membawa fotografi mereka ke tingkat lebih lanjut.
Canon EOS 700D masih tetap mempertahankan bentuk layar LCD
pendahulunya Canon EOS 650D. Hal ini memudahkan Sobat memotret dengan
angle yang lebih leluasa, dilengkapi dengan teknologi layar sentuh untuk
mengakses menu-menu di dalam kamera. Sobat dengan mudah memperbesar
hasil foto hanya dengan gerakan jari seperti "mencubit" saat mereview
foto. Mode scene dan pilihan manual bisa ditemukan dalam bentuk "dial"
agar mudah diakses, dan juga ada tombol yang bisa langsung digunakan
untuk mengakses Live View. Kamera ini juga akan mematikan layar LCD
secara otomatis ketika sobat menempatkan mata pada viewfinder.
Photo: Dave Dugdale
Jika Sobat khawatir akan banyaknya menu yang ada di dalam kamera, maka kamera ini bisa merupakan pilihan yang tepat bagi Kalian karena dilengkapi dengan panduan serta tips yang muncul ketika Sobat menekan menu pengaturan seperti aperture atau white balance. Tips dan panduan ini menjelaskan fungsi menu dan membantu Sobat untuk memutuskan pilihan pengaturan. Canon EOS 700D mampu memotret Lima frame perdetik untuk membekukan obyek gerak (action), sementara sistem Hybrid AF bisa terfokus secara cepat. Sobat juga bisa menggunakan Movie Serfo AF untuk memfokuskan pada subyek yang bergerak ketika mengambil movie full HD.
Jika Sobat senang melakukan eksperimen terhadap foto/gambar, maka Sobat bisa menemukan banyak sekali filter kreatif yang bisa Kalian pilih, diantaranya adalah: Fisheye dan Miniature. Sedikit disayangkan kamera ini tidak memiliki fitur Wi-Fi built in seperti yang bisa ditemukan pada kamera keluaran Canon yang lainnya.
Kualitas gambar cukup tinggi, dan sistem metering berdasarkan pengujian menunjukkan hasil yang cukup akurat. Foto terlihat bebas noise sampai dengan pengaturan ISO 800, dan gambar mulai kehilangan detail dan saturasi warna pada ISO 1600.
Kamera Canon EOS 700D juga dikenal dengan Rebel T5i dan kisaran harganya adalah $900 termasuk lensa kit 18-55mm. Bagi sobat yang lagi cari-cari kamera DSLR dan serius dalam fotografi dan mengutamakan kualitas gambar maka kamera ini cocok bagi kalian.
Kesimpulan Canon EOS 700D:
Kelebihan :
- Kualitas gambar tinggi, dengan hasil warna yang realistis serta sistem metering yang cukup akurat
- Sangat cocok untuk fotografer pemula, dan panduan serta tips dalam menu kamera bisa sangat membantu
Kekurangan:
- Tidak adanya koneksi Wi-Fi yang bisa membantu Sobat berbagi foto dengan cepat.
- Plastik masih sangat terasa saat memegang kamera ini.
Spesifikasi:
- Megapixels: 18 MP
- Zoom: Mendukung beragam lensa EF dan EF-S
- Shutter Speed: 30-1/4000sec plus Bulb, Bagus untuk long exposures dalam kondisi rendah cahaya
- ISO: 100-12800, mampu expand sampai 25600, memiliki jangkauan ISO yang luas untuk memotret di kondisi rendah cahaya
- Mode Exposure: 7 Mode Scene, auto, creative auto, program, manual, Av dan Tv
- Mode Flash: A, FOn, FOff
- Berat: 580g dengan baterai
- Dimensi: 133.1 x 99.8 x 78.8mm
- Baterai: Li-ion
- Screen/Layar: 3 inchi
- Storage: SD, SDHC, SDXC (UHSH)
Tag :// kamera
Apa sih low-key lighting itu? Menurut wikipedia, low key lighting
bertujuan untuk menciptakan efek chiaroscuro. Pada fotografi tradisional
pencahayan threepoint biasanya menggunakan sebuah key light, fill light
dan back light. Low-key hanya memerlukan satu key light, dan terkadang
bisa ditambahkan satu fill light atau reflektor sederhana. Low-Key
biasanya menggunakan background gelap. untuk lebih jelasnya yuk simak
ulasan bagaimana memotret Low-key Portrait dibawah ini:
1. Gunakan lokasi yang tepat
Foto-Foto low-key identink dengan cahaya yang remang-remang, jadi Sobat perlu untuk menggunakan sebuah lokasi atau tempat pemotretan yang gelap. Lokasi tersebut bisa jadi sebuah kamar yang gelap dengan sebuah tirai bewarna hitam, atau bisa memotret di malam hari.
2. Sumber Cahaya
Foto-foto Low-key menggunakan satu sumber cahaya. Sobat bisa menggunakan natural light atau cahaya alami yang berasal dari jendela, sebuah lampu meja atau lampu jalanan. Posisikan subyek terhadap arah cahaya sehingga membuat efek yang dramatis.
3. Exposure
Jika hasil foto Sobat terasa terlalu gelap, meskipun telah menggunakan aperture lebar, maka cobalah untuk menaikkan pengaturan ISO. Perhatikan kemungkinan digital grain yang muncul akibat penggunaan ISO yang terlalu tinggi. Sobat juga bisa mencoba untuk bereksperimen dengan exposure compensation untuk menaikkan tingkat kecerahan.
4. Jangan Gunakan Flash
Low-key portrait cukup menggunakan satu sumber cahaya, jadi ingatlah untuk mematikan flash kalian. Sobat bisa menggunakan flash sebagai sumber cahaya, tetapi akan lebih baik jika cahaya tidak berasal dari depan subyek melainkan dari samping subyek.
5. Komposisi
Pada foto Portrait, idealnya memang wajah subyek selalu menghadap ke kamera kita, tetapi Sobat masih bebas untuk bereksperimen, foto obyek yang tidak melakukan eye contact dengan kamera juga bisa membuat foto tampak lebih dramatis.
Photo: Marta Monleon
1. Gunakan lokasi yang tepat
Foto-Foto low-key identink dengan cahaya yang remang-remang, jadi Sobat perlu untuk menggunakan sebuah lokasi atau tempat pemotretan yang gelap. Lokasi tersebut bisa jadi sebuah kamar yang gelap dengan sebuah tirai bewarna hitam, atau bisa memotret di malam hari.
2. Sumber Cahaya
Foto-foto Low-key menggunakan satu sumber cahaya. Sobat bisa menggunakan natural light atau cahaya alami yang berasal dari jendela, sebuah lampu meja atau lampu jalanan. Posisikan subyek terhadap arah cahaya sehingga membuat efek yang dramatis.
3. Exposure
Jika hasil foto Sobat terasa terlalu gelap, meskipun telah menggunakan aperture lebar, maka cobalah untuk menaikkan pengaturan ISO. Perhatikan kemungkinan digital grain yang muncul akibat penggunaan ISO yang terlalu tinggi. Sobat juga bisa mencoba untuk bereksperimen dengan exposure compensation untuk menaikkan tingkat kecerahan.
4. Jangan Gunakan Flash
Low-key portrait cukup menggunakan satu sumber cahaya, jadi ingatlah untuk mematikan flash kalian. Sobat bisa menggunakan flash sebagai sumber cahaya, tetapi akan lebih baik jika cahaya tidak berasal dari depan subyek melainkan dari samping subyek.
5. Komposisi
Pada foto Portrait, idealnya memang wajah subyek selalu menghadap ke kamera kita, tetapi Sobat masih bebas untuk bereksperimen, foto obyek yang tidak melakukan eye contact dengan kamera juga bisa membuat foto tampak lebih dramatis.
Tips Low-key Portrait
- Beberapa kamera digital sudah dilengkapi dengan mode otomatis untuk foto Low-key. Mode ini bisa memberikan pengaturan yang Sobat butuhkan untuk memotret Low-key Portrait
- Masih ingat dengan kalimat "The Eyes Are Window To The Soul" bukan? jadi fokuskan ke arah mata subyek menggunakan selective focus, atau juga bisa menggunakan manual focus.
- Gunakan mode Aperture Priority serta setting ke bilangan f rendah agar cahaya mudah masuk ke dalam lensa serta menciptakan depth of field sempit.
Tag :// belajar photoshop,
Tag :// Teknik Fotografi
22 June 2013
Bunga adalah salah satu subyek yang
sangat populer dalam fotografi, alasannya sederhana: Bunga secara alami
memang indah dimata kebanyakan orang, dan keindahan tersebut tidak akan
berubah saat sobat mengabadikannya lewat hasil jepretan kalian. Ini
berarti Sobat bisa melakukan eksperimen dengan komposisi
yang berbeda, bahkan mereka tetap dalam bentuk yang sama selagi Sobat
menunggu pencahayaan serta waktu tepat untuk mendapatkan efek yang Sobat
inginkan.
Salah satu teknik yang dirasa sangat pas untuk memotret bunga di taman (outdoor) adalah foto makro. Foto makro bungan ini berarti Sobat memotret dengan jarak lensa yang dekat dengan subyek bunga. Teknik makro memungkinkan Sobat untuk merekam detil serta tekstur yang menarik dari subyek bunga tersebut. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus Sobat pertimbangkan ketika memotret keindahan bunga di taman:
Background
Pertimbangkan penggunaan background! Pastikan tidak ada elemen atau benda yang berpotensi mengalihkan perhatian penikmat foto, jika perlu rubah posisi Sobat saat memotret.
Tetes Embun & Air Hujan
Cobalah memotret bunga setelah fajar atau setelah turun hujan untuk menambahkan embun pagi atau tetes air hujan, dengan adanya tekstur embun atau tetesan hujan akan menambah daya tarik pada foto kalian.
Setelah sobat menemukan mode makro yang ada di kamera atau memasang salah satu perangkat / aksesoris makro yang telah disebutkan diatas, Sobat bisa mengitkuti tips-tips ini:
Aperture Priority
Gunakan mode Aperture Priority dan pilih aperture lebar (bilangan f rendah). Ini akan membuat depth of field sempit yang bisa menonjolkan subyek kalian
Fokus Manual
Jika kamera Sobat memiliki opsi fokus secara manual, maka gunakanlah dan fokuskan ke bagian terpenting dari bunga yang ini Sobat tonjolkan. Biasanya di bagian tengah
Fokus Auto
Jika Sobat tidak memiliki fokus manual, Sobat masih bisa memilih selective auto focus. Sobat cukup mengarahkan fokus point ke area yang ingin terfokus dan tajam.
Matikan Flash
Penggunaan flash dengang jarak yang begitu dekat dengan subyek akan menciptakan cahaya yang keras. Matikan flash dan naikkan pengaturan ISO jika pencahayaan terlalu gelap.
Gunakan Tripod
Kemungkinan besar akan terasa sulit untuk mendapatkan foto yang bebas shake ketika memotret dengan jarak yang begitu dekat dengan subyek. Sobat akan butuh Tripod dan permukaan yang rata.
Selamat mencoba :)
Photo By: Doug88888
Salah satu teknik yang dirasa sangat pas untuk memotret bunga di taman (outdoor) adalah foto makro. Foto makro bungan ini berarti Sobat memotret dengan jarak lensa yang dekat dengan subyek bunga. Teknik makro memungkinkan Sobat untuk merekam detil serta tekstur yang menarik dari subyek bunga tersebut. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus Sobat pertimbangkan ketika memotret keindahan bunga di taman:
Cahaya Keras
Cahaya yang terlampau terang berpotensi besar mengakibatkan bayangan kuat dan gelap. Cobalah untuk memotret bunga di naungan atau tempat teduh atau tunggu sampai ada awan yang menutupi matahari. Hindari sebisa mungkin memotret langsung ke arah matahari.
Cahaya yang terlampau terang berpotensi besar mengakibatkan bayangan kuat dan gelap. Cobalah untuk memotret bunga di naungan atau tempat teduh atau tunggu sampai ada awan yang menutupi matahari. Hindari sebisa mungkin memotret langsung ke arah matahari.
Pertimbangkan penggunaan background! Pastikan tidak ada elemen atau benda yang berpotensi mengalihkan perhatian penikmat foto, jika perlu rubah posisi Sobat saat memotret.
Tetes Embun & Air Hujan
Cobalah memotret bunga setelah fajar atau setelah turun hujan untuk menambahkan embun pagi atau tetes air hujan, dengan adanya tekstur embun atau tetesan hujan akan menambah daya tarik pada foto kalian.
Perangkat Makro
Kamera kebanyakan, termasuk kamera compact (point and shoot) sudah dilengkapi dengan mode macro, biasanya panel mode tersebut dilambangkan dengan ikon bunga. Mode ini akan menginformasikan pada kamera bahwa Sobat ingin mendapatkan focus untuk jarak lensa yang lebih dekat dengan subyek dibandingkan mode pemotretan lainnya. Jika Sobat memiliki kamera yang bisa berganti lensa, maka kalian bisa membeli lensa makro. Lensa makro ini memiliki jarak fokus minimal ke subyek potret kalian. Lensa ini beharga relatif mahal, jika sobat masih belum mampu untuk mendapatkannya maka cara alternatif lainnya adalah menggunakan extention tube. Alternatif foto makro atau close up lainnya adalah: filter close up dan reverse ring.Setelah sobat menemukan mode makro yang ada di kamera atau memasang salah satu perangkat / aksesoris makro yang telah disebutkan diatas, Sobat bisa mengitkuti tips-tips ini:
Aperture Priority
Gunakan mode Aperture Priority dan pilih aperture lebar (bilangan f rendah). Ini akan membuat depth of field sempit yang bisa menonjolkan subyek kalian
Fokus Manual
Jika kamera Sobat memiliki opsi fokus secara manual, maka gunakanlah dan fokuskan ke bagian terpenting dari bunga yang ini Sobat tonjolkan. Biasanya di bagian tengah
Fokus Auto
Jika Sobat tidak memiliki fokus manual, Sobat masih bisa memilih selective auto focus. Sobat cukup mengarahkan fokus point ke area yang ingin terfokus dan tajam.
Matikan Flash
Penggunaan flash dengang jarak yang begitu dekat dengan subyek akan menciptakan cahaya yang keras. Matikan flash dan naikkan pengaturan ISO jika pencahayaan terlalu gelap.
Gunakan Tripod
Kemungkinan besar akan terasa sulit untuk mendapatkan foto yang bebas shake ketika memotret dengan jarak yang begitu dekat dengan subyek. Sobat akan butuh Tripod dan permukaan yang rata.
Selamat mencoba :)
Tag :// belajar photoshop,
Tag :// Teknik Fotografi
Beberapa hari lalu salah satu Sobat InFotografi mengirimkan pesan via Facebook Page,
dan meminta ulasan tentang seputar foto HDR. Apa Sih HDR itu? dan
bagaimana membuatnya? HDR merupakan akronim dari High Dynamic Range. Ada
banyak tools atau perangkat lunak yang bisa digunakan untuk
penggabungan dalam foto HDR. Photoshop memiliki plug-in HDR, dan yang
paling banyak digunakan dalam HDR adalah Photomatix.
Photo: hdrsoft.com
Sebenarnya apa sih HDR dan kenapa kita menggunakannya? Salah satu
keterbatasan kamera kita adalah: mereka hanya bisa meng-capture gambar
dengan rentang dynamic range yang cukup sempit (jangkauan terang dan
gelap pada foto), padahal kenyataannya scene yang kita potret memiliki
area yang sangat terang dan sangat gelap, jadi bisa dikatakan kita bisa
melihat lebih detail sebuah pemandangan dibandingkan dengan foto yang
diambil oleh kamera.
Kamera bagaimanapun juga mampu untuk mengambil banyak gambar yang sama
dengan exposure berbeda, dengan demikian Sobat bisa mengekspose area
terang, gelap, midtones, dan menangkap beberapa gambar yang memiliki
detail shadow dan highlight. Perangkat lunak HDR membantu kita untuk
menggabungkan gambar-gambar tersebut menjadi satu gambar yang memiliki
jangkauan area gelap dan terang jauh lebih luas dibandingkan foto-foto
yang biasa Sobat dapatkan.
Idealnya untuk membuat foto HDR, Sobat membutuhkan serial atau beberapa gambar dari subyek yang sama, dan diambil menggunakan Tripod
untuk menghilangkan gerakan diantara gambar-gambar tersebut. Pengaturan
kamera tidak boleh dirubah dari di setiap gambar, tentu kecuali
exposure yang memang harus berbeda. Untuk masalah exposure, Sobat bisa
menggunakan fitur Auto Exposure Bracketing
untuk mengambil beberapa seri foto. Fitur AEB ini juga sangat tepat
sekali digunakan, karena bisa meminimalkan gerakan antar frame.
Pada artikel "Foto HDR Pemenang Kontes World Press 2012",
InFotografi sedikit mengulas bahwa foto Paul Hansen pemenang kompetisi
tersebut membuat foto HDR dari satu foto dengan format RAW. cara ini
baik digunakan jika pada subyek gerak. Tips lain yang bisa Sobat lakukan
adalah: matikan fitur IS/VR (Image stabilization) ketika menggunakan
tripod, jika tidak yang terjadi malah kebalikan, kamera akan timbul
getaran.
Sobat bisa mendownload versi trial dari Photomatix di www.hdrsoft.com.
silahkan download dan install aplikasi tersebut! Berikut ini adalah
beberapa langkah membuat foto HDR dengan Photomatix, dari beberapa
gambar dengan exposure berbeda.
Langkah 1
Buka program photomatix, dan pilih Load Bracketed Photos. Pilih foto
berseri kalian dan klik OK. Sobat bisa menggunakan foto sebanyak Tiga
atau lebih. Program ini juga bisa membaca format DNG (Adobe Digital
Negative Raw), sehingga Sobat tidak perlu repot-repot untuk
mengkonversinya.
Langkah 2
Selanjutnya akan muncul jendela dialog. Sobat bisa memlilih Alignment
foto, jika Sobat menganggap ada kemungkinan gerakan saat memotret. Sobat
juga bisa mengurangi efek ghosting yang juga terjadi karena asanya
gerakan di setiap foto seperti orang yang berjalan.
Langkah 3
Tadaaa... Ketiga file tersebut sudah tergabung menjadi satu dalam file
HDR. Sobat akan menjumpai beberapa window pengaturan seperti Adjustment,
Histogram, Preset. Pada window adjustment Sobat bisa merubah Strength,
Saturasi warna, Luminosity, kontras, lighting, dan lain, lain, Preset
merupakan bentuk-bentuk form HDR Instant, so Sobat tidak perlu
repot-repot.. :) Setelah gambar HDR dalam preview sudah sesuai dengan
apa yang sobat inginkan, klik tombol Process!
Langkah 4
Selamat Mencoba... :) dan Selamat bersenang - senang dengan Foto HDR
Tag :// belajar photoshop,
Tag :// Teknik Fotografi
23 May 2013
Apa Sih HDR itu? dan bagaimana
membuatnya? HDR merupakan akronim dari High Dynamic Range. Ada banyak
tools atau perangkat lunak yang bisa digunakan untuk penggabungan dalam
foto HDR. Photoshop memiliki plug-in HDR, dan yang paling banyak
digunakan dalam HDR adalah Photomatix.
Photo: hdrsoft.com
Sebenarnya apa sih HDR dan kenapa kita menggunakannya? Salah satu
keterbatasan kamera kita adalah: mereka hanya bisa meng-capture gambar
dengan rentang dynamic range yang cukup sempit (jangkauan terang dan
gelap pada foto), padahal kenyataannya scene yang kita potret memiliki
area yang sangat terang dan sangat gelap, jadi bisa dikatakan kita bisa
melihat lebih detail sebuah pemandangan dibandingkan dengan foto yang
diambil oleh kamera.
Kamera bagaimanapun juga mampu untuk mengambil banyak gambar yang sama
dengan exposure berbeda, dengan demikian Sobat bisa mengekspose area
terang, gelap, midtones, dan menangkap beberapa gambar yang memiliki
detail shadow dan highlight. Perangkat lunak HDR membantu kita untuk
menggabungkan gambar-gambar tersebut menjadi satu gambar yang memiliki
jangkauan area gelap dan terang jauh lebih luas dibandingkan foto-foto
yang biasa Sobat dapatkan.
Idealnya untuk membuat foto HDR, Sobat membutuhkan serial atau beberapa gambar dari subyek yang sama, dan diambil menggunakan Tripod
untuk menghilangkan gerakan diantara gambar-gambar tersebut. Pengaturan
kamera tidak boleh dirubah dari di setiap gambar, tentu kecuali
exposure yang memang harus berbeda. Untuk masalah exposure, Sobat bisa
menggunakan fitur Auto Exposure Bracketing
untuk mengambil beberapa seri foto. Fitur AEB ini juga sangat tepat
sekali digunakan, karena bisa meminimalkan gerakan antar frame.
Pada artikel "Foto HDR Pemenang Kontes World Press 2012",
InFotografi sedikit mengulas bahwa foto Paul Hansen pemenang kompetisi
tersebut membuat foto HDR dari satu foto dengan format RAW. cara ini
baik digunakan jika pada subyek gerak. Tips lain yang bisa Sobat lakukan
adalah: matikan fitur IS/VR (Image stabilization) ketika menggunakan
tripod, jika tidak yang terjadi malah kebalikan, kamera akan timbul
getaran.
Sobat bisa mendownload versi trial dari Photomatix di www.hdrsoft.com.
silahkan download dan install aplikasi tersebut! Berikut ini adalah
beberapa langkah membuat foto HDR dengan Photomatix, dari beberapa
gambar dengan exposure berbeda.
Langkah 1
Buka program photomatix, dan pilih Load Bracketed Photos. Pilih foto
berseri kalian dan klik OK. Sobat bisa menggunakan foto sebanyak Tiga
atau lebih. Program ini juga bisa membaca format DNG (Adobe Digital
Negative Raw), sehingga Sobat tidak perlu repot-repot untuk
mengkonversinya.
Langkah 2
Selanjutnya akan muncul jendela dialog. Sobat bisa memlilih Alignment
foto, jika Sobat menganggap ada kemungkinan gerakan saat memotret. Sobat
juga bisa mengurangi efek ghosting yang juga terjadi karena asanya
gerakan di setiap foto seperti orang yang berjalan.
Langkah 3
Tadaaa... Ketiga file tersebut sudah tergabung menjadi satu dalam file
HDR. Sobat akan menjumpai beberapa window pengaturan seperti Adjustment,
Histogram, Preset. Pada window adjustment Sobat bisa merubah Strength,
Saturasi warna, Luminosity, kontras, lighting, dan lain, lain, Preset
merupakan bentuk-bentuk form HDR Instant, so Sobat tidak perlu
repot-repot.. :) Setelah gambar HDR dalam preview sudah sesuai dengan
apa yang sobat inginkan, klik tombol Process!
Langkah 4
Selamat Mencoba... :) dan Selamat bersenang - senang dengan Foto HDR
Tag :// fotografer pemula,
Tag :// Teknik Fotografi
21 May 2013
Foto dibawah ini diambil saat senja..
yah sekitar pukul 5.30 WIB. Coba cermati lagi warna yang ada di dalam
foto tersebut! lebih cenderung ke warna biru bukan? Seperti yang kita
tahu senja hari memiliki karakter warna yang hangat dan keemasan, yup
the golden hour :) Pasti sobat sering berburu gambar di waktu-waktu
seperti ini. Foto dibawah merupakan satu contoh bagaimana kita bisa
bemain-main dan brekreasi menggunakan pengaturan white balance yang ada
di kamera kita.
Menurut kami ada Dua cara dalam menggunakan pengaturan white balance.
yang pertama adalah penggunaan white balance yang "Benar", dimana warna
yang dihasilkan oleh pengaturan WB sama dengan pencahayaan saat
memotret. Contoh: ketika Sobat memotret di tempat teduh atau naungan,
pilih WB Shade agar foto tampak normal seperi kenyataannya.
Kedua adalah white balance "Kreatif", yaitu dimana Sobat bebas memilih pengaturan white balance guna mendapatkan warna cahaya seperti yang kalian inginkan. Contoh: jika Sobat sedang memotret landscape saat fajar, dan menjumpai pemandangan yang rata, membosankan, coba rubah pengaturan white balance ke Tungsten, sekarang lihat hasil foto.. tampak biru bukan? :)
Tidak ada salahnya kan mencoba bermain-main white balance saat memotret :) Memang bukan white balance yang akurat, Kita hanya mencoba lebih kreatif dalam menggunakan pengaturan WB dengan membuat hasil foto lebih hangat (cenderung kuning keemasan) atau lebih dingin (biru). Jika sobat merasa hasil foto landscape terlalu datar dan tidak memiliki "greget", maka rubahlah white balance kalian!
Kedua adalah white balance "Kreatif", yaitu dimana Sobat bebas memilih pengaturan white balance guna mendapatkan warna cahaya seperti yang kalian inginkan. Contoh: jika Sobat sedang memotret landscape saat fajar, dan menjumpai pemandangan yang rata, membosankan, coba rubah pengaturan white balance ke Tungsten, sekarang lihat hasil foto.. tampak biru bukan? :)
Tidak ada salahnya kan mencoba bermain-main white balance saat memotret :) Memang bukan white balance yang akurat, Kita hanya mencoba lebih kreatif dalam menggunakan pengaturan WB dengan membuat hasil foto lebih hangat (cenderung kuning keemasan) atau lebih dingin (biru). Jika sobat merasa hasil foto landscape terlalu datar dan tidak memiliki "greget", maka rubahlah white balance kalian!
Tag :// fotografer pemula,
Tag :// Teknik Fotografi
Komposisi bisa dikatakan adalah elemen terpenting dari setiap foto yang Sobat ambil. Komposisi
juga berperan dalam tingkat keberhasilan foto kalian, tetapi perlu
diingat juga bahwa setiap aturan komposisi tidak selalu bisa
diaplikasikan pada setiap foto, semuanya kembali lagi pada kalian
sebagai fotografer, komposisi mana yang menurut kalian yang terbaik.
Photo Source: crispphotoworks
Menurut kami ada Dua aturan komposisi yang selalu bisa diaplikasikan pada setiap foto, yaitu: kesederhanaan & keseimbangan. Tentukan foto apa yang ingin Sobat dapatkan! Apa yang ingin Sobat jadikan Point of Interest?
Subyek mana yang ingin kalian sertakan dan tidak? Lalu komposisikan!
Ada beberapa aturan komposisi seperti salah satunya adalah rule of thirds, dan yang akan kita bahas sekarang adalah aturan golden triangle.
Aturan komposisi golden triangle cukup sederhana dan sangat baik dikombinasikan dengan garis (line).
Sobat cukup membayangkan keberadaan garis yang ada pada foto kalian.
Gambar diatas menggambarkan Dua segitiga besar (bagian atas bewarna biru
muda, dan yang dibawah biru tua)
Sekarang kita analogikan Sobat sedang menggambarkan sebuah garis dari
sudut atas ke pojok bawah (diagonal), dan kemudian menarik garis dari
sudut lain (atas / bawah) sehingga membentuk sudut 90 derajat (lihat
gambar). Sobat sekarang akan mendapatkan 3 segitiga: Satu segitiga
paling besar, dan Dua segitiga yang lebih kecil. Yang harus Sobat
lakukan adalah menempatkan atau memposisikan subyek pada segitiga yang
telah kita gambarkan tadi! Untuk lebih jelasnya kita lihat foto dibawah
ini:
Tag :// fotografer pemula,
Tag :// Teknik Fotografi
17 May 2013
Jika Sobat ingin memotret foto outdoor
(terutama memotret model/orang) yang memiliki daya tarik tersendiri,
cobalah untuk mencari peluang foto dengan kondisi backlit. Foto backlit
bisa menghadirkan sebuah perasaan drama serta dimensi yang jarang sekali
Sobat temukan, tentu kecuali para fotografer profesional :D
Lalu bagaimana para fotografer tersebut melakukannya? Pertama, posisikan subyek atau model membelakangi matahari, dengan posisi seperti ini tentu tidak ada cahaya yang mengenai wajah model secara langsung (seperti pada foto siluet). Atur metering kamera kalian ke posisi Spot Metering, dan arahkan fokus ke wajah model/subyek. Dengan begini berarti Sobat menginstruksikan kepada kamera bahwa wajah adalah point terpenting dalam frame.
Pastikan kalian mendapatkan exposure yang pas dengan melihat pada metering yang ada di viewfinder. Coba lihat hasilnya! Sobat akan melihat bagian wajah model menjadi lebih terang. Bagian frame termasuk background memang akan menjadi lebih terang, tetapi pada banyak kondisi hal tersebut masih bisa ditolerir, toh cahaya matahari memang selalu terang bukan? :)
Jika Sobat memotret menggunakan mode Aperture Priority, dan sobat menganggap foto secara keseluruhan terlalu terang, maka potret ulang menggunakan Exposure Compensation. Pada kamera Nikon, tekan tombol exposure compensation (+/-) yang ada di bagian atas bodi kamera, dan putar dial disebelah kanan atas bagian belakang kamera ke angka -0.3 atau -0.7, ambil ulang foto maka keseluruhan foto akan menjadi lebih gelap sebanyak 1/3 atau 3/4 stop. bagiamana dengan kamera lain? coba buka kembali buku manual sobat, dan lihat bagaimana pengaturan exposure compensation.. Selamat Mencoba!
Photo by: Lloyd K
Lalu bagaimana para fotografer tersebut melakukannya? Pertama, posisikan subyek atau model membelakangi matahari, dengan posisi seperti ini tentu tidak ada cahaya yang mengenai wajah model secara langsung (seperti pada foto siluet). Atur metering kamera kalian ke posisi Spot Metering, dan arahkan fokus ke wajah model/subyek. Dengan begini berarti Sobat menginstruksikan kepada kamera bahwa wajah adalah point terpenting dalam frame.
Pastikan kalian mendapatkan exposure yang pas dengan melihat pada metering yang ada di viewfinder. Coba lihat hasilnya! Sobat akan melihat bagian wajah model menjadi lebih terang. Bagian frame termasuk background memang akan menjadi lebih terang, tetapi pada banyak kondisi hal tersebut masih bisa ditolerir, toh cahaya matahari memang selalu terang bukan? :)
Jika Sobat memotret menggunakan mode Aperture Priority, dan sobat menganggap foto secara keseluruhan terlalu terang, maka potret ulang menggunakan Exposure Compensation. Pada kamera Nikon, tekan tombol exposure compensation (+/-) yang ada di bagian atas bodi kamera, dan putar dial disebelah kanan atas bagian belakang kamera ke angka -0.3 atau -0.7, ambil ulang foto maka keseluruhan foto akan menjadi lebih gelap sebanyak 1/3 atau 3/4 stop. bagiamana dengan kamera lain? coba buka kembali buku manual sobat, dan lihat bagaimana pengaturan exposure compensation.. Selamat Mencoba!
Tag :// fotografi,
Tag :// Teknik Fotografi
Ada Tiga karakteristik dasar cahaya
yang bisa menentukan bagaimana tampilan foto kalian. Seberapa kuat dan
lembut, arah, serta warna cahaya tersebut. Sangat mudah untuk menilai
kualitas cahaya dengan melihat bayangan yang timbul daripada area yang
terkena cahaya. Cahaya yang langsung dan kuat akan menciptakan bayangan
dengan karakter bayangan yang kuat, sedangkan bayangan yang terjadi dari
pencahayaan yang rata dan menyebar cenderung lebih lembut. Lokasi
bayangan bisa menginformasikan arah datangnya cahaya, karena mereka
muncul pada arah berlawanan dengan datangnya cahaya.
Arah sumber cahaya, serta bayangan yang timbul akan memberikan dampak pada tekstur dan bentuk tampilan subyek. Cahaya flash built in yang berasal dari kamera akan memberikan cahaya rata pada subyek, dan pastinya akan menciptakan bayangan di belakang subyek foto tersebut. Pencahayaan tersebut bagus untuk menangkap detail subyek, tetapi tekstur atau bentuk tidak akan terekam dengan bagus.
Sobat bisa mendapatkan hasil yang lebih menarik ketika cahaya datang dari satu sisi subyek. Efek pencahayaan ini sering disebut dengan "side lighting", menciptakan bayangan pada arah berlawanan dari posisi sumber cahaya, juga menampilkan tekstur serta garis bentuk subyek.
Situasi yang sering dihadapi ketika memotret di luar ruangan, dan pada waktu tengah hari adalah kita mendapatkan cahaya yang datangnya langsung dari atas subyek. Hal ini akan memberikan hasil yang tidak maksimal, terutama jika Sobat memotret foto Portrait, mata akan menjadi gelap, dan bayangan akan timbul di bagian bawah hidung dan dagu.
Temperatur cahaya diukur menggunakan skala Kelvin. semakin rendah temperatur warna, maka akan cenderung ke warna merah, sedangkan semakin tinggi temperatur maka akan cenderung ke warna biru. Idealnya, Sobat harus mengatur white balance untuk mendapatkan hasil warna yang natural, baik menggunakan pengaturan white balance otomatis, atau preset seperti: Tungsten, Sunny, Cloudy.
Photo by: Habub3
Posisi Pencahayaan
Kuat atau lembutnya cahaya tergantung dari ukuran sumber cahaya dan posisi subyek. Sebuah sumber cahaya yang kecil akan memberikan cahaya berkarakter keras dan terarah, sementara sumber cahaya berukuran besar memproduksi cahaya yang jauh lebih lembut. Perlu diingat yang menjadi permasalahan bukan pada ukuran aktual sumber cahaya, tetapi bagaimana cahaya tersebut tampak ke subyek yang Sobat potret. Sebagai contoh: matahari merupakan sumber cahaya yang berukuran sangat besar, tetapi dikarenakan jaraknya sangat jauh dari subyek, maka matahari bisa dikatakan sumber cahaya berukuran kecil.Arah sumber cahaya, serta bayangan yang timbul akan memberikan dampak pada tekstur dan bentuk tampilan subyek. Cahaya flash built in yang berasal dari kamera akan memberikan cahaya rata pada subyek, dan pastinya akan menciptakan bayangan di belakang subyek foto tersebut. Pencahayaan tersebut bagus untuk menangkap detail subyek, tetapi tekstur atau bentuk tidak akan terekam dengan bagus.
Sobat bisa mendapatkan hasil yang lebih menarik ketika cahaya datang dari satu sisi subyek. Efek pencahayaan ini sering disebut dengan "side lighting", menciptakan bayangan pada arah berlawanan dari posisi sumber cahaya, juga menampilkan tekstur serta garis bentuk subyek.
Situasi yang sering dihadapi ketika memotret di luar ruangan, dan pada waktu tengah hari adalah kita mendapatkan cahaya yang datangnya langsung dari atas subyek. Hal ini akan memberikan hasil yang tidak maksimal, terutama jika Sobat memotret foto Portrait, mata akan menjadi gelap, dan bayangan akan timbul di bagian bawah hidung dan dagu.
White Balance
Selain kualitas dan arah cahaya, warna sumber cahaya yang berbeda bisa memberikan dampak pada tampilan serta mood foto-foto kalian. Variasi cahaya ini dikenal dengan temperatur warna, dan inilah alasan mengapa kamera memiliki fitur pengaturan white balance. Fitur ini berguna untuk mengoreksi warna yang berasal dari sumber cahaya berbeda.Temperatur cahaya diukur menggunakan skala Kelvin. semakin rendah temperatur warna, maka akan cenderung ke warna merah, sedangkan semakin tinggi temperatur maka akan cenderung ke warna biru. Idealnya, Sobat harus mengatur white balance untuk mendapatkan hasil warna yang natural, baik menggunakan pengaturan white balance otomatis, atau preset seperti: Tungsten, Sunny, Cloudy.
Tag :// fotografi,
Tag :// Teknik Fotografi
8 May 2013
Puluhan foto nature masuk ke putaran final kompetisi foto Nature Photographer of The Year 2013 yang diselenggarakan oleh Society of German Nature Photographers (GDT).
Foto-foto yang dikompetisikan adalah tentang seputar mamalia, tumbuhan
dan jamur, landscapes, dan spesial tahun ini ada kategori spesial yakni
animal portrait. GDT sendiri adalah kependekan dari Gesellschaft Deutscher Tierfotografen,
dan ribuan fotografer tergabung dalam komunitas non profit ini. GDT ini
memiliki 15 grup yang tersebar di seluruh dunia, dan setiap tahun
mereka bertemu untuk berdiskusi, bertukar tips dan pengalaman fotografi.
Kita lihat yuk Sob.. foto-foto yang memenangi kompetisi GDT ini..
semoga bisa menjadi inspirasi :)
Tag :// Teknik Fotografi
4 May 2013
Sobat bisa menambah atau mengurangi jumlah cahaya ke film atau sensor gambar hanya dengan satu atau dua langkah, yaitu dengan: merubah shutter speed atau kecepatan shutter (rentang waktu shutter tetap terbuka) atau dengan merubah f-stop
(ukuran aperture yang ada di lensa). Jika Sobat merubah aperture, maka
tampilan gambar foto bisa berubah drastis. Perubahan tersebut akan
tampak pada area ketajaman atau fokus yang ada di dalam frame foto, dari
titik paling tajam sampai ke paling jauh (sering disebut dengan ruang
tajam). Nah zona atau area fokus ini dideskripsikan dengan depth of field
Aperture terbesar (contoh: f2, f4) memberikan depth of field terkecil
Aperture terkecil (contoh: f16, f22) memberikan depth of field terbesar
Semakin kecil sensor maka semakin besar pula depth of field pada aperture yang sama
Aperture terbesar (contoh: f2, f4) memberikan depth of field terkecil
Aperture terkecil (contoh: f16, f22) memberikan depth of field terbesar
Semakin kecil sensor maka semakin besar pula depth of field pada aperture yang sama
Depth of field sempit (shallow) - Gambar sebelah kiri diambil dengan
menggunakan pengaturan aperture lensa terlebar. Sobat bisa melihat bahwa
ada perbedaan ketajaman gambar di bagian depan dan belakang.
Depth of field lebar (maksimum) - gambar sebelah kanan diambil dengan
menggunakan pengaturan aperture lensa terkecil. Semua bagian atau elemen
yang ada di dalam foto tampak fokus dan tajam baik di bagian belakang
maupun depan.
Tag :// Teknik Fotografi
2 May 2013
Kemampuan berganti lensa
merupakan satu keuntungan memiliki kamera digital SLR, tetapi jika
frekuensi penggantian lensa yang relatif tinggi bisa menimbulkan satu
masalah yang menjengkelkan. Setiap kali Sobat melepas lensa dari bodi
kamera, maka debu bisa berpotensi masuk ke dalam bodi kamera dan
menempel pada sensor. Hal ini jarang terjadi pada kamera film, karena
memang hanya akan berdampak pada satu exposure atau film tersebut,
tetapi lain halnya pada kamera digital, debu akan selalu menempel pada
sensor dan memberi dampak pada setiap hasil foto. Beberapa noda atau
bintik debu mungkin tidak akan terasa, tetapi dengan berselangnya waktu
lambat laun Sobat akan menjumpai beberapa bintik kecil noda serta
bayangan.
Meminimalkan Potensi Masuknya Debu
Pertama, pastikan masalah yang kamera hadapi adalah memang benar
dikarenakan debu dan bukan masalah lain seperti noise yang diakibatkan
oleh penggunaan pengaturan ISO tinggi.
Salah satu cara untuk memastikan bahwa noda tersebut dikarenakan oleh
debu adalah dengan mengambil beberapa seri foto atau gambar. Noda debu
akan tampak dan muncul ditempat yang sama di setiap foto yang Sobat
ambil.
Kedua, Noda debu biasanya akan mudah tampak pada foto yang diambil dengan menggunakan aperture kecil
(contoh f/16 atau lebih kecil). Jika sobat menjumpai noda di tempat
yang sama di setiap foto pada jepretan yang menggunakan aperture kecil,
maka bisa dipastikan permasalahan utama pada kamera kalian adalah
dikarenakan oleh debu.
Jangan hanya pasrah dengan fakta bahwa noda atau bintik debu merupakan
hal yang kerap terjadi pada kamera. Ada banyak cara dan langkah-langkah
guna menghindari debu ketika Sobat mengganti lensa. Aturan pertama
adalah LOKASI: Pada saat mengganti lensa, idealnya Sobat harus
berada di dalam ruangan, jauh dari pintu atau jendela, serta jauh dari
sumber kontaminasi debu seperti manusia dan hewan. Jika Sobat memang
harus mengganti lensa di luar ruangan, maka pastikan jangan sampai jari
kalian masuk ke dalam kamera. Jika tidak maka ada kemungkinan Sobat
meninggalkan sidik jari pada mirror kamera, dan sedikit insiden pada
jari bisa meninggalkan kerusakan permanen pada sensor.
Sobat bisa memanfaatkan daya gravitasi dengan tetap mengarahkan kamera
ke bawah, hal ini dilakukan guna memastikan tidak ada benda asing yang
jatuh ke dalam kamera. Cara ini penting untuk dilakukan terutama jika
Sobat mengganti lensa di luar ruangan. sebagai tambahan, jangan pernah
mengarahkan kamera ke arah matahari. Yang terakhir, pastikan Sobat siap
berganti lensa ketika akan melepaskan lensa yang terpasang pada kamera.
Jangan melepas lensa jika Sobat belum mengambil lensa pengganti yang ada
di dalam tas. Ambil lensa pengganti, lepas lensa di kamera, dan pasang!
Dengan sedikit latihan dan didukung tangan yang stabil, idealnya Sobat
bisa berganti lensa tidak lebih dari 20 detik.
Mengatasi permasalahan debu
Jangan panik ketika sobat menemukan masalah debu pada kamera. Sobat
tidak sendiri! Banyak fotografer profesional juga mengalami permasalahan
ini dari waktu ke waktu. Membersihkan noda debu pada kebanyakan kasus
bisa dilakukan dengan aman dan sederhana.
Pembersihan noda debu mengharuskan kita untuk bekerja pada kamera denga
sensor yang terekspose. Meskipun Sobat tidak akan bekerja secara
langsung dengan sensor (karena adanya filter), tetapi tetap saja kalian
akan berhadapan dengan sistem optik yang sangat sensitif. Ingat
tips-tips berikut jika tidak ingin Sobat secara tidak sengaja merusak
kamera kesayangan.
Pertama: Jangan pernah menyentuh sensor tanpa peralatan yang memang
didesain khusus untuk pembersihan sensor, jangan pernah menggunakan jari
ataupun cotton-budd. Meskipun benda seperti cotton-budd membersihkan
debu, tetapi mereka akan meninggalkan jejak atau serat saat diangkat.
Malah memperparah bukan?
Jadi apa yang selayaknya Sobat lakukan? Tidak ada ruginya berinvestasi beberapa peralatan cleaning tools seperti: Blower udara
manual yang dilengkapi dengan moncong serta pompa tangan. Sobat bisa
dengan mudah mendapatkannya di tokok-toko perlengkapan kamera.
Pengaturan kamera saat pembersihan debu
Baca kembali buku manual kamera untuk mendapatkan informasi tentang
bagaimana mode pengaturan saat pembersihan sensor. Mode pengaturan ini
akan mengangkat mirror agar kita bisa membersikan sensor. JANGAN pernah
menggunakan mode long exposure (Bulb)! jika mirror secara tidak sengaja
menutup, dan alat pembersih yang masih digunakan akan merusak sensor
secara permanen.
Terkadang blower tidak cukup untuk membersihkan noda. Untuk noda yang
membandel Sobat bisa membeli kuas khusus pembersih kamera. Teknik
pembersihan menggunakan kuas atau sikat membutuhkan kehati-hatian yang
lebih, dan ingat hanya lakukan ini hanya untuk opsi terakhir. Jika Sobat
ragu-ragu, maka lebih baik menyerahkan pekerjaan ini pada orang yang
lebih ahli. Sebagai tambahan, program editing gambar saat ini seperti Adobe Photoshop maupun GIMP memiliki fitur Clone Tool, dimana kalian bisa secara cepat menghilangkan noda debu yang terekam pada foto-foto kalian.
Tag :// Teknik Fotografi
26 April 2013
Memotret malam hari merupkan peluang
paling dekat dengan kita untuk menghasilkan foto-foto yang menarik, dan
bahkan bisa di depan rumah kita sendiri. Artikel kali ini tidak akan
membicarakan tentang penggunaan flash, Kita akan berbicara tentang long exposures,
bagaimana mengkompensasi kondisi rendah cahaya dengan membiarkan
shutter terbuka cukup lama dibandingkan bagaimana kita biasa memotret di
pagi atau siang hari, dan bahkan bisa sampai Empat, Lima menitan loh...
Lalu bagaimana cara memotret di malam hari?
Tripod merupakan sahabat yang harus menemani kalian ketika memotret di malam hari. Sobat juga membutuhkan sebuah cable atau remote shutter release,
jam tangan yang dilengkapi dengan stopwatch juga bisa menjadi opsi yang
bagus. Beberapa kamera compact digital telah dilengkapi dengan fitur shutter speed
sampai lebih dari 30 detik, dan itu merupakan waktu yang cukup untuk
memotret di malam hari, tetapi alangkah baiknya jika kamera yang Sobat
miliki dilengkapi dengan mode BULB. Mode manual
bisa dikatakan pengaturan kamera terbaik ketika memotret malam, karena
mode otomatis terkadang dibuat bingung ketika berhadapan dengan kondisi
pencahayaan di malam hari.
Eksperimen adalah bagian paling menyenangkan jika kita memotret di malam
hari. Cobalah keluar di jalanan saat malam hari bersama dengan tripod
kalian, pasang kamera dan pilih mode bulb. Atur aperture
di sekitaran f/8 untuk mendapatkan DoF yang relatif lebar. Menemukan
titik fokus di malam hari terkadang bukan pekerjaan yang mudah, dan
kebanyakan sistem autofokus sulit untuk bekerja dalam kondisi gelap,
jadi Sobat kemungkinan akan menggunakan manual fokus. Pemilihan aperture
pada f/8 memang tidak membuat fokus jadi hal yang terlalu penting,
mengingat hampir keseluruhan eleman frame akan jadi lebih detail. Nah
sekarang coba tekan tombol shutter dan gunakan jam tangan kalian sebagai
timer sampai ke rentang waktu 30 detik. Lihat hasilnya di LCD kamera
kalian! tidak ada gambar yang terekam dan terlalu gelap? coba jadikan
shutter speed menjadi Satu menit! dan terus bereksperimen :)
Sistem kamera tidak bisa terlalu diandalkan pada saat memotret di malam
hari. Proses trial and error pada night photography bisa menjadi hal
yang menarik, bahkan untuk fotografer profesional sekalipun.
Tag :// Teknik Fotografi
Autofokus terkadang bisa jadi
menjengkelkan, terutama pada saat autofokus memilih subyek atau benda
yang berada jauh di background, padahal pada jepretan-jepretan
sebelumnya autofokus selalu terfokus pada subyek yang kita inginkan.
Sobat tentu bisa mengatasi permasalahan ini dengan menggunakan manual
fokus, tetapi autofokus sangat kita butuhkan ketika Kita ingin
mendapatkan fokus secara cepat atau ketika memotret landscape dan kita
butuh untuk memfokuskan di satu titik. Ada beberapa tips untuk
menghindari autofokus yang terasa menjengkelkan, diantaranya adalah:
Selamat Mencoba :)
1. Tekan tombol shutter setengah untuk mengaktifkan autofokus
Atur autofocus kalian ke bagian tengah, dan kemudian arahkan ke area
dimana Sobat ingin fokuskan, dan tekan tombol shutter setengah (jangan
menekan sepenuhnya) untuk memulai autofocus. Tetap tekan tombol shutter
setengah jalan, sembari Sobat mengkomposisikan gambar, dan tekan
sepenuhnya untuk mengambil foto.
2. Alihkan ke manual focus setelah autofocus
Gunakan autofocus seperti biasanya, tetapi ketika kamera menemukan titik
fokus yang kita inginkan, rubah pengaturan fokus pada lensa menjadi
manual. Lensa akan tetap pada titik fokus tersebut. Metode ini bisa
bekerja dengan baik ketika kamera kalian berada di atas tripod dan ketika Sobat mengambil multiple exposure di titik yang sama, seperti pada saat memotret landscape.
3. Gunakan tombol autofokus yang ada di bagian belakang kamera.
Auto fokus normalnya bekerja ketika Sobat menekan tombol shutter
setengah jalan, tetapi dengan tombol fokus autofocus back-button, Sobat
harus menekan tombol tersebut untuk mendapatkan kendali penuh pada saat
autofocus bekerja.
Dengan menggunakan back-button, Sobat cukup mengatur autofocus di bagian
tengah, kemudian arahkan ke area fokus yang kalian inginkan, dan tekan
tombol back-button autofocus untuk memfokuskan ke titik tersebut secara
otomatis, jadi kamera tidak lagi menentukan fokus secara acak di bagian
background.
Sobat bisa melakukann hal yang sama tanpa tombol back-button autofocus
dengan merubah ke fokus manual setelah kemara terfokus denganbenar,
tetapi dengan menggunakan tombol atau fitur ini tentunya akan menghemat
waktu dan dengan cara ini Sobat tidak perlu lagi merubah pengaturan
autofocus ke manual fokus.
Tombol autofocus back-button ini sangat berguna ketika memotret subyek
yang bergerak, seperti burung yang sedang terbang. Tipsnya adalah
gunakan mode continuous fokus, atur titik fokus di bagian tengah, dan
tekan back-button autofocus. Sekarang Sobat tidak perlu lagi khawatir
ketika menekan tombol shutter ketika subyek tersebut bergerak.
Bagaimana mengaktifkan fitur back-button autofocus? Fitur ini bisa
beragam di setiap merk kamera, jadi cobalah untuk membuka kembali buku
manual kalian, atau jika tidak, carilah tombol di sekitaran bagian
belakang kamera kalian.
Selamat Mencoba :)
Tag :// Teknik Fotografi
18 April 2013
Flash Photography bisa dikatakan
sebuah bidang fotografi yang menyenangkan, mengingat kita bisa mengambil
foto di berbagai karakter tempat, tetapi ada beberapa potensi masalah
yang bisa saja timbul dalam flash photography dan diantaranya adalah:
- Timbulnya bayangan yang terlalu kuat di belakang subyek.
- Subyek menjadi overexposed dan tidak tampak natural.
Flash Diffuser:
Ada banyak teknik fotografi
yang bisa digunakan untuk mengatas masalah diatas, dan salah satunya
adalah dengan "Bounce Flash" (memantulkan cahaya flash ke permukaan
dinding atau langit), mengontrol output flash itu sendiri, tetapi teknik
yang paling sederhana adalah dengan menggunakan diffuser. Flash
Diffuser membuat output cahaya yang berasal dari flash menjadi lebih lembut.
Diffuser bisa membantu mengeliminasi cahaya kuat serta bayangan dan tentu foto akan lebih terlihat natural. Diffuser yang beredar di pasaran bisa beragam ukuran dan bentuknya, tergantung dari tipe serta model flash yang Sobat gunakan.
Beberapa Flash telah menyertakan diffuser secara default (seperti contoh
diatas : Canon Speedlight, gambar kiri adalah posisi flash tanpa
diffuser dan sebelah kanan adalah flash yang menggunakan diffuser).
Model flash lainnya terkadang tidak menyertakan fitur ini, tetapi Sobat
bisa berinisiatif menambahkannya external diffuser sendiri.
Flash Reflector
Perangkat fotografi
lain yang bisa digunakan pada flash adalah reflector. Tipe reflektor
yang beredar di pasaran juga beragam. Reflektor ini biasanya berupa
obyek bewarna putih (kartu, kertas atau plastik) yang berfungsi untuk
memantulkan cahaya flash agar jangkauan cahaya lebih tersebar di dalam
ruangan, dan tentu juga agar kekuatan cahaya flash bisa berkurang.
Sekali lagi reflektor bisa berfungsi untuk mengelimanasi cahaya langsung
yang mengarah ke subyek foto, mengurangi cahaya dan bayangan kuat. Jika
Sobat berencana membuat sendiri reflector tersebut, pastikan membuatnya
dengan menggunakan bahan bewarna putih atau tidak bewarna, jika tidak
maka cahaya flash akan memiliki warna sesuai dengan warna reflektor
buatan kalian.
Umbrella Reflectors
Perangkat fotografi yang terakhir ini
sering digunakan oleh para profesional ketika menggunakan flash mereka.
Fungsinya tentu untuk memantulkan atau merefleksikan cahaya flash ke
subyek foto dengan jangkauan area yang luas.
Tag :// Teknik Fotografi
16 April 2013
wah rasanya sudah lama tidak menulis tips serta artikel fotografi di blog
ini.. moga-moga sobat masih berkenan membacanya :) Barangkali Sobat
pernah merasa frustasi ketika memotret sebuah subyek yang tersembunyi di
balik bayangan atau hasil foto selalu overexposure.
Padalah Sobat sudah memeriksa metering kamera sudah menunjukkan di
angka 0. dalam kebingungan tersebut, Sobat pasti mencoba memotret ulang
tetapi hasilnya tetap saja sama, exposurenya tidak tepat. Untuk
mengatasi masalah tersebut cobalah untuk menggunakan metering Spot.
Teknik fotografi ini sering kali terlupakan oleh kebanyakan fotografer pemula. Fitur kamera yang satu ini memberikan keleluasaan bagi fotogarer untuk mengontrol secara presisi porsi yang mana dari frame yang harus diukur untuk mendapatan exposure yang pas.
Sebagai contoh, jika Sobat ingin memotret sebuah siluet pada saat
matahari tenggelam, metering matrix akan menghasilkan foto yang
overexposure dibagian background akibat kompensasi dari subyek yang ada
di foreground. Masih belum mengerti dimana mengatur spot metering? yuk
kita baca lagi buku manual, yang mungkin berdebu di dalam kardus kamera
kalian. :) tidak sulit kok hanya memerlukan beberapa langkah.
Selamat Mencoba.. :)
Teknik fotografi ini sering kali terlupakan oleh kebanyakan fotografer pemula. Fitur kamera yang satu ini memberikan keleluasaan bagi fotogarer untuk mengontrol secara presisi porsi yang mana dari frame yang harus diukur untuk mendapatan exposure yang pas.
Secara default kebanyakan kamera DSLR menggunakan metering matrix.
matrix merupakan sebuah pemrosesan mutakhir yang membaca intensitas cahaya
dari beberapa titik didalam sebuah adegan, lalu kemudian sistem
metering ini akan memutuskan apa yang harus "disajikan" untuk hasil
dengan exposure yang tepat. Masalah yang timbul ketika menggunakan
matrix adalah jika frame kalian mengandung banyak intensitas cahaya yang
berbeda atau jika Sobat mencari efek tersendiri dalam sebuah foto.
Selamat Mencoba.. :)
Tag :// fotografer pemula,
Tag :// Teknik Fotografi
Salah satu elemen terpenting dalam fotografi adalah bagaimana mendapatkan foto atau gambar yang tajam dan jelas. Masalah yang paling sering dihadapi oleh fotografer pemula adalah perihal fokus, mungkin karena masih baru dan belum menguasai fotografi digital menggunakan DSLR sepenuhnya. Diantara sobat Infotografi
pasti pernah merasa kesal ketika memotret anda sudah membayangkan
mendapatkan foto yang tajam, tetapi ketika melihat kembali foto-foto
tersebut di komputer dengan layar yang lebih lebar ternyata foto-foto
tersebut kurang tajam atau tidak sefokus yang Sobat harapkan.
Ada beberapa hal yang bisa Sobat lakukan untuk meningkatkan presentase mendapatkan foto yang tajam. Berikut ini adalah beberapa tips untuk mendapatkannya:
Ada beberapa hal yang bisa Sobat lakukan untuk meningkatkan presentase mendapatkan foto yang tajam. Berikut ini adalah beberapa tips untuk mendapatkannya:
1. Pilih fokus point secara manual
Kamera DSLR, mirrorless, tipe sensor 4/3 telah memiliki fitur pemilihan
titik fokus secara manual. Coba sobat lihat melalui viewfinder atau
jendela bidik kamera, kalian akan menemui beberapa titik atau persegi
kecil yang berkedip ketika bekerja, itu adalah zona atau titik fokus
yang bisa kalian pilih. Pastikan titik fokus tidak secara otomatis
dioperasikan oleh kamera, dengan begitu kalian bisa memilih titik mana
yang akan menjadi target fokus. Kenapa bukan kamera yang melakukannya
secara otomatis? toh akan mempermudah kerja kita! Terkadang kamera
memilih titik fokus yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Kamera
terkadang memilih subyek yang terdekat, dan ini akan mengacaukan
semuanya ketika Sobat memiliki subyek yang terletak dibelakang sebuah
benda di foreground. Tiap model atau merk kamera biasanya memiliki
perbedaan dalam mengatur cara kerja fokus. Cobalah membaca kembali buku
manual kamera kalian.
2. Pilih mode fokus yang tepat
Kamera kebanyakan memiliki beberapa tipe mode fokus. Pada kamera Canon
Sobat akan menemui mode Single (One Shot), AI (Artificial Inteligence),
dan AI Servo. Pada kamera Nikon mode-mode fokus antara lain: AF-S, AF-C dan AF-A. Pilih salah satu yang paling pas untuk subyek yang kalian potret.
Single (AF-S) berarti bahwa kamera akan memfokuskan dan mengunci di satu
obyek dan tidak akan melakukan fokus ulang sampai Sobat selesai menekan
tombol shutter. AI Servo (AF-C) digunakan untuk continuous focus atau
fokus berkelanjutan biasanya tepat digunakan untuk subyek yang bergerak.
Pada mode ini ketika kalian menekan tombol shutter setengah, kamera
akan selalu memfokuskan pada subyek yang bergerak tersebut, kamera tidak
akan mengunci fokus sampai Sobat menekan tombol shutter secara penuh.
AI (AF-C) berarti kamera akan memilih secara otomatis diantara Dua mode
yang telah disebutkan tadi.
3. Atur minimum Shutter Speed
Banyak sekali perdebatan tentang berapa batas minimal shutter speed
agar tangan kita masih mampu untuk menghandle-nya. Beberapa fotografer
menyarankan agar menggunakan tidak lebih lambat dari 1/60 detik, di
beberapa artikel yang lalu kami selalu menyarankan agar sobat
menggunakan shutter speed minimal (1 / panjang focal length). Jika Sobat
menggunakan focal length 200mm, maka batas minimal agar foto bebas blur
adalah menggunakan shutter speed 1/200 detik, kecepatan shutter
tersebut akan mengeliminasi blur yang diakibatkan baik dari camera
shake. Semakin panjang focal length tentu akan semakin besar pula
potensi terjadinya camera shake. perlu diingat bahwa jika Sobat memotret
dengan kamera APS-C maka 200mm berarti seperti 350mm, jadi kalian perlu
shutter speed minimal 1/400 detik. Sobat bisa bernafas sedikit lega
jika memiliki lensa yang dilengkapi dengan fitur image stabilization,
kalian bisa lebih leluasa mengatur shutter speed sebanyak 1 atau 2 stop,
itupun masih tergantung dari tingkat kemampuan stabilitas tangan
kalian. Perhatikan juga bagaimana posisi tangan kalian ketika memegang
kamera saat memotret.
4. Gunakan Tripod dan Shutter Release / Trigger
Tripod
berarti Tiga kaki dan tiga selalu lebih baik dari 2 bukan? Tripod bisa
menjadi sahabat para fotografer untuk mendapatkan gambar yang tajam.
Sobat pasti sudah tahu apa itu tripod, dan bahkan setiap fotografer
pasti memiliki setidaknya satu buah tripod untuk membantu aktifitas
fotografi mereka. Menempatkan kamera pada tripod saat memotret, serta
penggunaan yang tepat bisa sangat membantu dalam mendapatkan foto yang
tajam. Carilah tripod yang memiliki meterial kokoh dan yang pasti mampu
untuk menopang bobot dari kamera kalian. Jangan sampai Sobat mengalami
kejadian terburuk yang bisa terjadi dengan jatuhnya tripod beserta
kamera kalian hanya gara-gara tripod kurang kuat, jadi tidak ada
salahnya berinvestasi ke tripod yang relatif mahal. Tripod yang terbuat
dari karbon fiber bisa menjadi pilihan yang bagus, tentu kalian harus
menyediakan anggaran yang sedikit ekstra.
Trigger dan shutter release bisa menjadi tambahan yang bagus untuk dikombinasikan dengan tripod. Perangkat fotografi
ini memungkinkan kita untuk memotret tanpa menyentuh kamera atau tombol
shutter, tentu hal ini akan mengurangi potensi guncangan yang terjadi
ketika kita menekan tombol shutter. Satu hal yang perlu diingat adalah
matikan fitur Image Stabilization (IS) atau Vibration Reduction (Vr)
jika sobat tengah menggunakan tripod. Kenapa? karena IS/VR bekerja
menggunakan motor kecil di dalam lensa dan bergetar untuk mengkompensasi
getaran kamera. Sobat tentu tidak ingin adanya getaran walau sekecil
apapun ketika menggunakan Tripod.
Tag :// fotografer pemula,
Tag :// Teknik Fotografi
Nah.. artikel kali ini bisa jadi konsep foto pre-wedding loh, kenapa? candlelight photography
atau fotografi dengan sumber cahaya lilin bisa memperkuat kesan
romantis. Hmm jadi inget masa-masa pacaran saat candlelight dinner
bukan? Apakah sobat pernah mencoba melakukan candlelight photography
ini? Hasilnya bisa jadi menakjubkan loh, mengingat cahaya lilin terkesan
hangat dan keemasan belum lagi cahaya lilin selalu berkedip menimpa
wajah subyek foto atau model.
Setiap bidang fotografi selalu memiliki tantangan termasuk pada foto
bersumber cahaya lilin ini. Bisa dipastikan Sobat akan menjumpai kondisi
rendah cahaya dan itu adalah hal pertama yang harus kalian hadapi.
Berikut ini adalah beberapa tips ketika melakukan candlelight
photography:
1. Matikan Flash.
Jika sobat ingin mendapatkan cahaya alami lilin maka matikan flash
kalian. Cobalah menggunakan flash, dan Sobat tentu tidak akan
mendapatkan cahaya hangat bewarna keemasan yang berasal dari lilin.
2. Gunakan Tripod
Sama seperti pada pemotretan rendah cahaya yang lain, gunakan tripod untuk mendapatkan gambar yang tajam. Shutter speed rendah rentan sekali dengan camera shake atau goncangan kamera. Pastikan kamera kalian tetap diam pada saat pemotretan dengan menggunakan tripod, dan pertimbangkan juga menggunakan shutter release untuk mengurangi guncangan saat Sobat menekan tombol shutter.
3. Tambahkan lilin.
Seperti yang telah kami jelaskan diatas, bahwa tantangan paling besar
pada canlelight photography adalah kurangnya cahaya pada saat
pemotretan. Memperbanyak lilin tentu saja bisa memperkuat cahaya, dan
tentunya juga akan memberikan kalian keleluasaan dalam mengatur shutter
speed,ISO dan aperture.
4. Perlebar jarak lilin.
Menggunakan satu lilin atau memposisikan lilin berdekatan di satu posisi
akan menimbulkan cahaya yang membuat bayangan menjadi kuat di wajah
subyek. Bayangan tersebut bisa saja apa yang kalian cari, tetapi
idealnya cahaya yang menyebar rata akan membentuk bayangan yang lebih
lembut.
5. Reflektor Alami
Manfaatkan taplak meja atau serbet yang bewarna putih, benda-benda tersebut bisa menjadi reflektor
alami untuk menambah cahaya pada subyek foto kalian. Jika tidak percaya
cobalah memotret dengan dan tanpa taplak meja yang bewarna putih, tentu
foto dengan taplak meja putih akan terexpose lebih bagus dibandingkan
satunya. Taplak meja tersebut memantulkan cahaya lilin ke arah wajah
subyek foto. Hal ini juga berlaku pada dinding atau atap. Tentu efek nya
tidak sebesar yang kita harapkan, tetapi pada kondisi rendah cahaya itu
semua akan membantu kalian mendapatkan foto yang lebih baik.
6. Lensa Cepat
Jika Sobat memotret menggunakan kamera DSLR dan memiliki beberapa
pilihan lensa, maka pilihlah lensa tercepat yang kalian miliki. Kenapa
lensa cepat? karena lensa ini memfasilitasi kalian dengan aperture yang
lebih lebar dan itu berarti akan lebih banyak cahaya yang masuk ke
kamera. Sobat bisa menggunakan lensa 50mm
(f/1.8 atau f1/4). Perhatikan juga bahwa dengan menggunakan aperture
lebar akan menghasilkan depth of field atau ruang tajam yang sempit, dan
makin sedikit area foto yang akan terfokus.
7. Zoom dan Aperture
Jika Sobat menggunakan lensa zoom
maka perhatikan bahwa semakin pendek focal length maka semakin besar
pula aperture maksimal yang bisa digunakan. contoh jika kalian
menggunakan lensa kit 18-55mm maka jika kalian menggunakan FL 18mm maka
aperture maksimal yang bisa digunakan pun akan semakin lebar f/3.5. Jadi
mendekatlah ke subyek pada saat memotret dengan menggunakan focal
length pendek (lebar) untuk mendapatkan aperture maksimal yang lebih
lebar.
8. Konteks dan background
cobalah untuk tetap sesimple mungkin, jika memungkinkan tempatkan subyek didepan background bewarna putih. hindari benda-benda atau obyek yang bisa menjadi pemecah perhatian penikmat foto kalian.9. Shutter Speed
Satu cara untuk mendapatkan banyak cahaya yang masuk ke dalam kamera adalah dengan menggunakan shutter speed lambat.
Ingat bahwa dengan mengurangi kecepatan shutter maka akan meningkatkan
potensi terekamnya gerakan pada foto (baik itu gerakan subyek, atau api
lilin). Jika subyek pemotretan terlihat diam termasuk api lilin, cobalah
menggunakan kecepatan 1/15.
10. Pengaturan ISO
Cara lain ketika menghadapi kondisi rendah cahaya adalah dengan menaikkan atau meninggikan pengaturan ISO
di kamera. Tentu ada konsekuensi ketika kalian merubah pengaturan ISo
ini, yaitu timbulnya noise atau grain pada foto kalian. Jika Sobat tidak
menghendaki adanya ISO, cobalah tetap menggunakan ISo dibawah 400,
lebih dari itu maka kalian akan menemui noise, terutama jika kalian
mencetak foto tersebut dengan ukuran besar.
11. Exposure
Jika Sobat menyertakan lilin di dalam frame, kamera kalian akan
menghasilkan foto yang underexposed karena kamera melihat adanya sebuah
spot yang terang. Sobat tentu mungkin akan mencoba menaikkan satu atau
dua stop dari apa yang direkomendasikan oleh kamera. Ingat jangan
menaikkan stop terlalu banyak, kalian akan berakhir dengan spot yang
terlalu terang dalam foto kalian.
12. White Balance
Lakukan sedikit eksperimen dengan pengaturan white balance
ketika melakukan candlelight photography. Lilin menyebarkan cahaya yang
bewarna hangat. Pengaturan WB secara otomatis atau "AUTO" kemungkinan
tidak akan memberikan warna hangat yang kalian cari. Cobalah beberapa
pengaturan white balance seperti indoor dan tunsten. Jangan lupa untuk
menggunakan format RAW agar kalian lebih leluasa mengatur white balance
saat post processing.
13. Komposisi
Dari segi komposisi
ada 2 hal yang bisa dilakukan, Sobat bisa menyertakan lilin dalam frame
atau membiarkannya diluar frame. Kedua komposisi tersebut sama-sama
mampu menghasilkan foto yang bagus, bereksperimenlah! Jika kalian
memutuskan untuk menyertakan lilin pada frame tentu akan mempengaruhi
pengaturan kamera (seperti yang telah dibahas di bagian exposure),
tetapi juga akan menciptakan point of interest yang kuat, dan menuntun
mata penikmat foto ke lilin-lilin tersebut, tetapi ingat juga jangan
sampai lilin malah memecah perhatian dari subyek utama kalian.
14. Sumber cahaya lain
Terkadang lilin tidak mampu untuk menghasilkan cahaya yang cukup pada
saat pemotretan, jika kalian merasa ini terjadi, maka pertimbangkan
untuk menambah sumber cahaya lain seperti lampu yang memiliki karakter
cahaya hangat/keemasan.
15. Gunakan flash yang dilengkapi dengan Colored Gel.
Poin nomor satu memang kami merekomendasikan untuk mematikan flash
untuk mendapatkan natural light lilin. Tetapi bisa menjadi perkecualian
jika kalian memiliki perangkat fotografi sederhana seperti colored gel.
perangkat fotografi sederhana ini bisa merubah warna flash menjadi
lebih hangat atau keemasan. Jangan menggunakan cahaya flash terlalu
kuat, lakukan beberapa uji coba agar kalian masih bisa mendapatkan
warna-warna natural dari lilin.
Tag :// fotografer pemula,
Tag :// Teknik Fotografi