Posted by : Unknown
5 March 2013
Seorang yang baru saja terjun ke dunia fotografi tentu tidak pernah mempertimbangkan untuk belajar tentang komposisi fotografi.
Mereka kebanyakan komposisi hanya berlaku bagi seorang pelukis. Kenapa?
coba sobat bayangkan saja, tentu tidak mungkin bukan menanyakan pada
seseorang yang sedang berlari mengejar Bis kota, "Maaf bisakah Anda
berposisi disini? Saya lagi mencoba mengaplikasikan Rule of Thirds!" lalu dimana letak poin komposisi dalam fotografi? Bagi Fotografer pemula yang
tidak menghiraukan komposisi fotografi akan berakhir pada banyaknya
stock foto dalam hard disk mereka dan foto-foto itu pasti tanpa
pertimbangan, tidak peduli apakah obyek foto tersebut bergerak atau
diam.
Sobat termasuk kategori diatas dalam belajar fotografi? dan belum mempertimbangkan perihal komposisi? maka berikut ini adalah beberapa aturan yang layak untuk dilakukan untuk memulai memasukkan komposisi dalam setiap jepretan kalian. Aturan secara alami memang dibuat untuk dilanggar, tetapi Sobat tidak bisa melanggarnya sebelum kalian menguasai aturan-aturan tersebut.
Rule of Thirds - Infotografi sempat mengulas dalam artikel
sebelumnya, dan kami percaya aturan ini sudah banyak diketahui oleh
fotografer di dunia. Kamera DSLr bahkan kebanyakan sudah dilengkapi
dengan visual grid dalam viewfinder. Aturan ini menyatakan bahwa untuk
membuat sebuah gambar yang menarik, fokuskan Focal Point di salah satu garis atau titik di sepertiga bagian frame. Sebagai contoh tempatkan horizon sebuah foto landscape
pada sepertiga bawah dan jangan tepat di tengah-tengah frame, sebuah
pohon yang ada di sebuah tempat terbuka hendaknya tempatkan sejajar
dengan salah satu dari dua garis vertikal.
Rule of Odds - atau dalam bahasa kita adalah aturan ganjil.
Aturan ini menyatakan bahwa sebuah gambar akan tampak lebih menarik
secara visual ketika subyek berjumlah ganjil, sebagai contoh jika Sobat
memotret di sebuah tempat dan ada lebih dari satu orang, maka jangan
memotret 2 orang, ambil foto 3, 5, atau 7 orang dalam kelompok. Sobat
mungkin akan merasa geli ketika mendengar aturan ini bukan? Tentu aturan
ini kurang berlaku ketika memotret sebuah acara pernikahan atau foto
keluarga dengan jumlah genap, tetapi gunakan aturan sebisa mungkin
ketika tidak memotret 'real life' atau sebuah event (still life,
kelompok orang, bunga dan lain-lain). Penelitan menunjukkan bahwa
seseorang akan lebih mudah dan nyaman ketika melihat gambar dengan
subyek yang berjumlah ganjil.
Rule of Space - Aturan ruang kosong ini erat hubungannya dengan
Rule of Thirds. Rule of Space biasanya sudah ada dalam otak kita, dan
kita tidak sadar sejatinya itu adalah sebuah aturan dasar komposisi
fotografi. Aturan ini menyatakan bahwa untuk menggambarkan sebuah
pergerakan, konteks serta ruang yang lebih besar maka Sobat perlu memasukkan ruang kosong yang bebas dari 'clutter'
atau pemecah perhatian. Sebagai contoh, jika sobat memotret seorang
yang sedang berlari, maka berikan ruang kosong untuk tujuan lari, jangan
memberikan ruang kosong di belakang pelari karena tidak membantu
penikmat foto untuk melihat kedepan arah pelari. Contoh lainnya adalah
ketika memotret wanita yang sedang tertawa, maka berikan ruang kearah
dimana dia tertawa. Hal ini akan mengakibatkan penikmat foto kita
berpikir apa yang sedang dituju oleh pelari atau apa yang sedang
ditertawakan oleh wanita tersebut. Ini adalah alasan kenapa Rule of
Space erat kaitannya dengan Rule of Thirds, ketika memberikan ruang
kosong pada frame, maka akan otomatis juga akan mengaplikasikan Rule of
Thirds.
View Point - Dalam dunia fotografi aturan ini juga dikenal dengan
POV atau Point of View, dan ini adalah aturan paling dasar dari
komposisi fotografi. Sangat sederhana dan mudah diaplikasikan semudah
menekan tombol shutter. Sobat adalah penikmat foto, Mata sobat adalah
mata mereka, jika Sobat memotret seekor kucing pada eye level yang sama,
penikmat foto kalian juga akan melihat pada eye level yang sama dengan
kucing tersebut (memberikan kesan kesetaraan), jika Sobat memotret
kucing dari bawah, maka penikmat foto akan melihat kucing dari bawah
juga (memberikan kesan dominasi) dan jika Sobat memotret kucing dari
atas, maka kalian berarti menyampaikan perasaan superioritas dari
penikmat foto terhadap kucing tersebut.